Selamat pagi, siang, sore, malam kaskuser sekalian. Ketemu lagi sama saya, telurtidakmenempel.

Bicara tentang toleransi apalagi dalam konteks pemilihan umum. Saya rasa sudah banyak pembahasannya disini.

Emang apa sih artinya toleransi?
Membiarkan atau menghormati orang lain menjalankan atau memilih sesuai kehendaknya?
Yaa tapi bukan itu intinya.

Mari berkaca pada tahun tahun politik yang panas akhir akhir ini. Segala isu dibuat untuk menjatuhkan dan mendapat suara.

Isu isu tak masuk akal juga naik. Mulai dari bangkitnya Partai Komunis, Presiden yang melarang azan dan melegalkan lgbt. Bahkan isu isu dengan membawa agama serta ras tertentu.

Saya berulang kali bicara bahwa jika agama masuk ke politik ini bisa menimbulkan perpecahan. Gak percaya? Realistis aja. Lihat kampanye saat ini.
Baik nomor 1 atau nomer 2, semua sama.

Bukankah indonesia milik rakyat ? Bukan milik agama atau ras tertentu. Jadi kenapa masih memakai gaya kampanye berbalut agama yang notaben nya indonesia sendiri mengakui banyak agama bahkan kepercayaan.

Bagi saya, ini gak efektif.
Cara seperti ini hanya menaikkan suara dikalangan agama nya saja, Tapi tidak untuk orang lain.

Kenapa ga bawa isu yang lebih general, isu yang lebih umum, isu yang lebih bisa diterima masyarakat luas.

Seperti isu kurangnya minat baca, kurangnya lembaga pendidikan di pelosok, atau sarana dan prasana kesehatan di desa. serta isu isu pembangunan lainnya.

Toleransi sejatinya adalah menerima, bukan sekedar membiarkan. Silahkan kamu pilih si A saya pilih si Z. Yang penting hubungan sesama manusia tetap terjaga.

Saya menerima kamu dan menghormati kamu untuk memilih si A, Tanpa saya intervensi untuk memilih Z.
Silahkan itu hak kamu.
Tapi tolong, jangan membawa dalil agama untuk menjelekkan orang yang tidak setuju dengan kamu.
Karena kepercayaan kamu belum tentu sama dengan yang dipercayai orang lain.

Mau kamu menyembah tanah, matahari, kaleng kerupuk, atau memilih tidak menyembah sama sekali, terima saja perbedaan itu.



Jangan jadikan perbedaan kita sebagai ajang untuk mengadu siapa yang paling kuat, siapa yang paling banyak, itu yang berkuasa.
Bukan seperti itu esensinya.

Ketika kamu banyak, kamu bisa menerima yang sedikit.
Ketika kamu kuat, kamu membantu yang lemah.
Ketika kamu memilih A, kamu menghormati yang memilih Z.

Dan ketika siapapun nanti yang terpilih, kita hanya bisa berharap bahwa pemimpin kita bisa merangkul, mewadahi, dan memayungi semua elemen dan kepercayaan rakyat indonesia tanpa membeda - bedakan.

Sekian dan terima gaji.