Mengawali tahun 2019, pabrikan smartphone android berlomba – lomba pamerkan smartphone lipat pertama mereka. Dimulai dari peluncuran Galaxy Fold sebagai smartphone lipat pertama Samsung, Huawei yang memarerkan ponsel lipat Mate X di Barcelona, Spanyol, dan Oppo dengan prototype smartphone lipatnya.

 Apple dinilai memang cukup telat menerapkan teknologi layar lipat pada perangkat mereka. Walupun begitu, perusahaan yang berlogo apel digigit ini ternyata sudah mendaftarkan paten iPhone layar lipat beserta paten solusi untuk menghindari kerusakan layar di teknologi tersebut.

Dalam paten tersebut, Apple memperlihatkan bahwa faktor utama untuk menghindari kerusakan pada layar adalah suhu yang tinggi. Dengan memanfaatkan sejumlah sensor, perangkat tersebut mampu melacak suhu panel layar. Jika panel terlalu dingin, komponen terpisah akan meningkatkan suhu di layar bagian tertentu. Metode ini memungkinkan panel beradaptasi sehingga mengurangi potensi penurunan performa layar.

Efek samping penambahan komponen khusus ke perangkat adalah bodi iPhone akan jadi lebih tebal dan berat. Apple akan implementasikan solusi alternatif dengan cara meningkatkan kecerahan untuk menghangatkan panel. Setelah panel di bagian tertentu hangat, secara otomatis kecerahan akan diturunkan. Selain tingkat kecerahan, pemanasan panel dapat dilakukan dengan cara lain, yakni dengan menggunakan struktur lain yang memungkinkan proses pemanasan tersebut.

Walupun paten ini telah banyak beredar di dunia maya, Apple belum mengiyakan bahwa mereka sedang mengembangkan iPhone layar lipat. Namun, beberapa pihak meyakini bahwa iPhone akan hadir dengan teknologi layar lipat. Kabar yang beredar iPhone lipat akan hadir paling cepat pada pertengahan 2020.