Studi terbaru Greenpeace dan IQ Air Visual menyebut DKI Jakarta merupakan kota dengan kualitas udara paling buruk se-Asia Tenggara. Dengan kata lain, Jakarta berpotensi menyusul kota-kota besar di China yang terkenal akan pencemaran udaranya.[/font][/size][/color]

Dari hasil studi tersebut, terindikasi bahwa konsentrasi rata-rata Particular Matter 2.5 atau PM2.5 pada tahun 2018 di Jakarta sangat buruk yaitu mencapai 45,3 µg/m3. Wilayah dengan PM2.5 tertinggi terdapat di Jakarta Selatan dengan 42,2 µg/m3 dan Jakarta Pusat mencapai 37,5 µg/m3.



Baca Juga yang HOT ini Gan:
Video Mencekam! Detik-detik Polisi Kepung Perampok Bank BNI di Dumai
Video Aksi Pemuda Mengaku Staf Bawaslu Cabut Spanduk Jokowi-Ma'ruf

Tingkat konsentrasi rata-rata tahunan PM2.5 di Jakarta telah mencapai empat kali lipat batas aman tahunan menurut standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 10 µg/m3. Jumlah tersebut juga telah melebihi batas aman tahunan menurut standar nasional pada PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, yaitu 15 µg/m3.



Sementara itu, di urutan kedua kota dengan kualitas udara terburuk diperoleh Hanoi (Vietnam) dengan tingkat konsentrasi PM2.5 mencapai 40,8 µg/m3. Di peringkat ketiga, terdapat kota Samut Sakhon (Thailand) dengan tingkat konsentrasi PM2.5 mencapai 39,8 µg/m3

Sumber: Infografis Jakarta Kota dengan Polusi Udara Terburuk se-Asia Tenggara