Kumpulan Puisi

Oleh : Yulian Anggita

Pertama :

Rangkaian Asa

Rona merah dalam diam
Seteguk harapan kau poles di pagi hari
Saat mata tak lagi mampu mengatup
Kau kayuh lajumu menuju angan yang kau rangkai tadi malam
Seperti tak berpijak di atas bumi
Saat kau lihat asamu terombang ambing oleh hari
Tak mampu kembali ditata karena dipecah keadaan
Namun,
Kristal bening putri kecil dalam buaianmu
Mendobrak kembali
Melecut kembali
Menghancurkan segala rintangan
Nak, terima kasih untuk pekik suara tangismu....




Kedua :

Rindu

Katamu perlahan mengusikku
Damai dalam kalbuku serasa memudar
Kau rengguk setiap nyaman langkahku
Kau benamkan aku dalam kepahitan hidup menyendiri
Kau lempar aku dalam sepi menginginimu
Kau tampar aku dengan senyum simpulmu
Inilah aku yang mengadu hati
Bersama keluh kesah sepanjang hari
Tak mampu mengungkapkan
Hanya,
Aku kangen.....



Ketiga :

Percik Hati

Kau luapkan amarahmu dalam kebisuan
Kau hantam hatimu dalam kerinduan
Kau hujam jantungmu penuh kerisauan
Kau amuk mindamu dengan ribuan tanya

Kau berondong sudut matamu
Hingga tak lagi mampu
Kristal bening itu menemukan jalannya

Rampok....
Kau rampok seluruh rasa dalam diamku
Kau lucuti raga ini penuh dengan tawa dan dukaku
Tak kau beri ampun aku
Hingga tak mampu lagi aku
Kini, aku bertekuk lutut diam dalam hatimu...


Keempat :

Suamiku

Ini kisahku bersamamu
Tak ada kata yang mampu kuukir
Hanya deraian air mata
Untuk dirimu
Yang mampu memberikan jiwa dan ragamu
Demi kebahagiaanku

Kau peras habis keringatmu
Kau ambil paksa tawamu
Kau lempar jauh angan terdalammu
Kau lecut ragamu
Demi tersunggingnya senyum kami

Suamiku
Separuh raga ini adalah kamu
Setangkup hati ini adalah kamu

Dalam diam
Kuukir rangkaian doa untukmu
Semoga selalu terijabah
Semoga senantiasa terlindungi

Suamiku,
Ku abdikan diriku untukmu
Sama seperti kau
Yang mengabdikan dirimu....



Kelima :

Gejolak Jiwa

Raga ini selalu meminta
Rindu ini membutakan mataku

Adakah aku dalam balutan ragamu
Adakah aku dalam tegap langkahmu
Adakah aku dalam kesendirian malammu
Adakah aku dalam setiap lantunan doamu

Ku usap setiap peluh
Saat benak kembali menemuimu