- Beranda
- Komunitas
- KASKUS Kreator Lounge
Beda Pilihan Dengan Teman Tidur


TS
idaalfaqieh
Beda Pilihan Dengan Teman Tidur
Toleransi, siapa takut?

Bismillahirrohmaanirrohim.
Permisi, Agan Sista newbie mau numpang lewat bentar. Boleh ya? Kalau nggak boleh, bolehin aja deh. Nah, kan malah maksa? Hehee, piss
Ehmm, gajenya masih saja dibawa. Padahal kita lagi ngomongin yang serius ini. Apalagi kalau bukan tema politik. Suhu politik tahun ini, ko' terasa super hot ya? Ini kawan disini pada merasakannya? Atau hanya perasaanku semata?
Panasnya situasi politik saat ini, bukan hanya terjadi di tingkat atas atau dengan kata lain para pemimpin kita. Namun juga terasa sampai di tingkat paling bawah sekalipun. Di kehidupan masyarakat desa, tetangga, teman bahkan di rumah tangga. Kalau nggak cerdas dalam menyikapi, akan terjadi perang saudara beneran gaes. Bukankah kehancuran yang abadi adalah adanya perang saudara? Perpecahan antar umat, suku, pemimpin dengan rakyatnya, antar sesama saudara juga keluarga sekalipun.
Ngeri memang, tetapi inilah realita yang harus kita hadapi sekarang ini. Dengan dalih HAM, semua orang bebas mengeluarkan pendapat. Pesta demokrasipun jadi ajang untuk saling berlomba menentukan pilihan. Toleransi jadi salah satu jalan untuk kita tetap saling menghargai perbedaan pendapat juga pilihan.

Sumber by:http://www.wahidinstitute.org/wi-id/indeks-opini/268-kita-beda-tapi-kita-kompak.html
Seperti kata beliau, toleransi menjadi sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat. Tak terkecuali pada suasana pilpres seperti ini. Tanpa adanya toleransi, akan terjadi kekacauan dimana-mana. Beda pendapat boleh, itu bukan jadi alasan untuk kita saling bermusuhan. Contoh nyata, diriku dengan Paksu. Kita ngefans dengan orang yang berbeda. Me, di kubu babang ganteng. Sementara Paksu lebih memilih kubu Pakde Wiwi.

By: inikita.com dengan sedikit modifikasi.
Perbedaan tak menjadikan kita menjauh, apalagi bermusuhan. Cara kita untuk menjaga toleransi adalah dengan tidak saling menjelekkan masing-masing idola kita. Dengan kata lain, kita nggak menjadi fans fanatik. Boleh suka, tapi nggak menutup mata. Kalau memang diantara idola kita lebih baik dari yang lain, ya kita harus menerima itu. Diantara aku, kamu akan jadi kita. Kita sebangsa, setanah air, setumpah darah. NKRI harga mati. Yakinlah, siapapun yang menjadi pemimpin negeri tercinta tahun ini pasti yang terbaik.
Ini opini politik versi Mahmud. Kalau menurut kalian gimana gaes? Yuk, mulai berpolitik dengan sehat. Mulai ambil bagian, jangan hanya jadi penonton! Perubahan besar, berawal dari bagian terkecil sekalipun.
Coretan IAf, 10 Maret 2019
BelajarBersamaBisa

Bismillahirrohmaanirrohim.
Permisi, Agan Sista newbie mau numpang lewat bentar. Boleh ya? Kalau nggak boleh, bolehin aja deh. Nah, kan malah maksa? Hehee, piss

Ehmm, gajenya masih saja dibawa. Padahal kita lagi ngomongin yang serius ini. Apalagi kalau bukan tema politik. Suhu politik tahun ini, ko' terasa super hot ya? Ini kawan disini pada merasakannya? Atau hanya perasaanku semata?
Panasnya situasi politik saat ini, bukan hanya terjadi di tingkat atas atau dengan kata lain para pemimpin kita. Namun juga terasa sampai di tingkat paling bawah sekalipun. Di kehidupan masyarakat desa, tetangga, teman bahkan di rumah tangga. Kalau nggak cerdas dalam menyikapi, akan terjadi perang saudara beneran gaes. Bukankah kehancuran yang abadi adalah adanya perang saudara? Perpecahan antar umat, suku, pemimpin dengan rakyatnya, antar sesama saudara juga keluarga sekalipun.
Ngeri memang, tetapi inilah realita yang harus kita hadapi sekarang ini. Dengan dalih HAM, semua orang bebas mengeluarkan pendapat. Pesta demokrasipun jadi ajang untuk saling berlomba menentukan pilihan. Toleransi jadi salah satu jalan untuk kita tetap saling menghargai perbedaan pendapat juga pilihan.

Sumber by:http://www.wahidinstitute.org/wi-id/indeks-opini/268-kita-beda-tapi-kita-kompak.html
Seperti kata beliau, toleransi menjadi sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat. Tak terkecuali pada suasana pilpres seperti ini. Tanpa adanya toleransi, akan terjadi kekacauan dimana-mana. Beda pendapat boleh, itu bukan jadi alasan untuk kita saling bermusuhan. Contoh nyata, diriku dengan Paksu. Kita ngefans dengan orang yang berbeda. Me, di kubu babang ganteng. Sementara Paksu lebih memilih kubu Pakde Wiwi.

By: inikita.com dengan sedikit modifikasi.
Perbedaan tak menjadikan kita menjauh, apalagi bermusuhan. Cara kita untuk menjaga toleransi adalah dengan tidak saling menjelekkan masing-masing idola kita. Dengan kata lain, kita nggak menjadi fans fanatik. Boleh suka, tapi nggak menutup mata. Kalau memang diantara idola kita lebih baik dari yang lain, ya kita harus menerima itu. Diantara aku, kamu akan jadi kita. Kita sebangsa, setanah air, setumpah darah. NKRI harga mati. Yakinlah, siapapun yang menjadi pemimpin negeri tercinta tahun ini pasti yang terbaik.
Ini opini politik versi Mahmud. Kalau menurut kalian gimana gaes? Yuk, mulai berpolitik dengan sehat. Mulai ambil bagian, jangan hanya jadi penonton! Perubahan besar, berawal dari bagian terkecil sekalipun.
Quote:
Coretan IAf, 10 Maret 2019
BelajarBersamaBisa
Diubah oleh idaalfaqieh 06-04-2019 09:44


TissueM4gic memberi reputasi
9
2.2K
113


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan