- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ada yang Percaya Hoaks, Jokowi Sebut Suaranya Anjlok 8 Persen


TS
wolfvenom88
Ada yang Percaya Hoaks, Jokowi Sebut Suaranya Anjlok 8 Persen
Palembang, CNN Indonesia -- Calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) mengklaim kehilangan 8 persen suara akibat 9 juta pemilih percaya akan berita bohong, hoaks, dan fitnah terhadap dirinya dan calon wakil presiden Ma'ruf Amin yang tersebar di masyarakat.
Capres nomor urut 01 tersebut mengungkapkan berdasarkan survey Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf isu hoaks itu ikut membuat elektabilitas pihaknya anjlok. Beberapa hoaks seputar paslon nomor urut 01 yang beredar selama gelaran Pilpres 2019 ini adalah kriminalisasi ulama, larangan azan, legalisasi pernikahan sesama jenis, serta yang terbaru isu penghapusan pendidikan agama.
"Anjlok 8 persen gara-gara ini [hoaks]. Saya ingin pada 17 April yang tinggal kurang lebih 40 hari lagi, saya titip agar isu-isu yang berkembang di bawah, baik itu kabar bohong, hoaks, dan juga kabar-kabar fitnah agar kita berani melawan itu," ujar dia saat menghadiri Deklarasi Alumni Sriwijaya Bersatu di Palembang Sport Convention Center, Sumatera Selatan, Sabtu (9/3).
Terkait isu kriminalisasi ulama, dirinya meminta menunjukkan kepada yang menyebarkan isu tersebut untuk menyebutkan ulama mana yang dikriminalisasi dirinya.
"Pertanyaan saya, yang namanya kriminalisasi itu apa? Kalau orang itu tidak salah kemudian dimasukkan sel, itu kriminalisasi. [Kalau ada ulama dikriminalisasi] Ngomong saya, saya urus. Tapi di negara kita sebagai negara hukum, siapa pun yang salah ya dihukum," tegas Jokowi.
Lihat juga: Beredar Foto Kondom Jokowi-Ma'ruf, TKN Ambil Langkah Hukum
Hoaks kedua, Jokowi menjelaskan, yakni isu larangan azan apabila dirinya kembali menjadi presiden. Mantan Wali Kota Solo dua periode tersebut mengatakan, tidak mungkin pelarangan azan dilakukan di negara dengan penganut Islam terbesar di dunia.
"Tolong jangan sembarangan ngomong. Enggak mungkin ada," kata Jokowi.
Lalu, Jokowi melanjutkan, isu pemerintah akan memperbolehkan pernikahan sejenis dan penghapusan pendidikan agama itu tidak mungkin dilakukan di negara yang menjunjung tinggi norma agama seperti Indonesia. Bahkan, dirinya menegaskan pada sila pertama Pancasila sebagai dasar negara pun berlandaskan Tuhan dan agama.
"Tapi 9 juta orang masih percaya [hoaks] itu loh. Anjlok suara saya karena itu. Jadi saya minta untuk kita semua jangan takut menyebarkan kabar benar dan melawan kabar bohong," ujar dia.
"Tolong disampaikan kepada masyarakat, door to door, jangan termakan isu-isu itu. Jangan sampai dikerjain dengan cara yang tidak demokratis seperti itu. Kita harus militan," ujar Jokowi seraya menutup kegiatan.
Dalam Pilpres 2019, Jokowi-Ma'ruf berhadapan dengan lawan politik yakni paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Lihat juga: Kampanye Hitam, Perusak Demokrasi dan Pembidik Pemilih Galau
[Gambas:Video CNN] (uli/kid)
pantesan panik
Bohong, Satu dari Tiga Ciri Orang Munafik
Presiden Joko Widodo memaparkan sejumlah pencapaian dan rencana program kerja saat wawancara khusus dengan LKBN Antara jelang Peringatan Hari Kemerdekaan ke-70 Republik Indonesia di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (12/8). Presiden juga memaparkan sejumlah permasalahan antara lain bidang ekonomi, sosial, politik, pembangunan, pendidikan, daerah perbatasan hingga kemaritiman. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/Spt/15
JOKO Widodo itu orang sederhana. Setidaknya, begitulah persepsi dan opini yang telah dan terus dibangun. Sejak mengadu peruntungan di Pilgub DKI 2012 silam, mantan tukang mebel dari Solo ini dipermak habis-habisan. Upaya serupa dilanjutkan ketika lelaki gemar memelihara kodok ini maju pada Pilpres 2014.
Polesan sebagai lelaki sederhana benar-benar digarap amat serius. Maka di setiap sudut strategis Ibukota, terpampang baliho bergambar Widodo berkemeja putih yang lengannya digulung sebagian, bercelana dan sepatu hitam. Masing-masing benda itu dilengkapi keterangan harganya yang terbilang cukup murah. Bahkan, lengannya yang tidak memakai jam tangan pun diberi penjelasan yang menunjukkan betapa sederhananya lelaki ini. Pendeknya, dipermak habis gitu, lah.
Sukses? Ya, sepertinya begitu. Tim atau konsultan komunikasi dan politik pria yang dulu ketika ditanya soal mencapresan doyan berkata “copras capres, ora mikir, ora mikir” ini sepertinya berjaya. Rakyat yang bak tersihir merasa menemukan sosok birokrat unik yang sama sekali berbeda dengan profil pejabat pada umumnya. Sederhana, jujur, merakyat, hobi bluskan, dan seterusnya dan seterusnya. Widodo pun berhasil menyingkirkan Prabowo Subianto, rivalnya dalam Pilpres 2014.
Widodo adalah orang baik. Setidaknya, begitulah opini dan persepsi yang dijejalkan ke benak rakyat Indonesia. Salah satu ciri orang baik adalah jujur, tidak (hobi) berbohong. Sampai di sini, rasanya publik mulai menemukan hal berbeda. Celakanya, rakyat disuguhkan fakta-fakta yang justru bertabrakan dengan citra jujur tadi.
Ingatan rakyat Indonesia, bisa jadi, memang terbilang pendek. Namun untuk sekadar mengenang janji Capres petahana 2019 yang oleh pendukungnya di Jawa Timur dijuluki Cak Jancuk, tentang tidak akan impor pangan, tentu bukan perkara sulit. Pada debat Capres 2014, Jancuk dengan gagah berjanji kalau terpilih sebagai Presiden, dia akan menyetop impor beras, gula, jagung, kedelai, buah-buahan, garam, daging, dan lainnya. Alasannya, Indonesia punya. Banyak!
Tapi dalam empat tahun lebih perjalanan kekuasannya, semua janji tadi itu ditabrak habis-habisan. Hebatnya lagi, impor justru dilakukan saat petani tengah panen raya. Tak pelak lagi, petani menjerit, beban hidup kian menghimpit. Widodo telah berbohong!
Saat kampanye Capres 2014, Jancuk juga berkata kalau terpilih jadi Presiden, dia akan stop utang luar negeri. Lagi-lagi yang terjadi justru sebaliknya. Hanya dalam tempo kurang dari empat tahun, dia telah menimbun utang Rp1.600 triliun lebih. Rekor utang terbesar dalam terpendek! Cak Jancuk bohong!
Saat kampanye Capres 2014, Jancuk juga berkata kalau terpilih jadi Presiden, dia akan stop utang luar negeri. Lagi-lagi yang terjadi justru sebaliknya. Hanya dalam tempo kurang dari empat tahun, dia telah menimbun utang Rp1.600 triliun lebih. Rekor utang terbesar dalam terpendek! Cak Jancuk bohong!
Saat kampanye Capres 2014, Jancuk juga berkata kalau terpilih jadi Presiden, dia akan stop utang luar negeri. Lagi-lagi yang terjadi justru sebaliknya. Hanya dalam tempo kurang dari empat tahun, dia telah menimbun utang Rp1.600 triliun lebih. Rekor utang terbesar dalam terpendek! Cak Jancuk bohong!
Bohong dan kebohongan sepertinya menjadi bagian dari ritme hidup lelaki yang satu ini. Masih segar dalam ingatan, bagaimana pada debat capres kedua 17 Februari silam, Jancuk mengguyur forum dengan bohong dan kebohongan. Ucapannya tentang jam 12 malam hanya berdua dengan supir ke perkampungan nelayan di Tambak Lorok, Semarang, jelas sebuah kebohongan. Bagaimana mungkin Presiden malam hari hanya pergi berdua dengan sopir? Lalu, pada kemana Paspampres pada waktu itu? Pensiun berjamaah?
Presiden Republik Indonesia yang berkali-kali disebut Ketum PDIP Megawati sebagai petugas partai itu juga mengatakan, dalam masa kekuasaannya tidak terjadi kebakaran hutan. Ini juga kebohongan yang sangat keterlaluan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebut pada 2016 terdapat kebakaran hutan seluas 14.604,84 hektare. Setahun berikutnya ada 11.127,49 hektar hutan ludes terbakar. Lalu, 2018 terjadi kebakaran seluas 4.666,39 hektar.
Menyikapi kebohongan soal kebakaran hutan tadi, hanya dalam hitungan menit jagad sosial media dijejali aneka bantahan, lengkap dengan datanya.Seperti belum cukup, grup-grup whatsApp juga dibanjiri foto-foto Jancuk tengah berada di lokasi hutan yang baru saja terbakar.
Taburan kebohongan juga terjadi saat dia mengatakan nyaris tidak ada konflik agraria saat dia berkuasa. Ini terjadi karena Pemerintah memberi ganti untung kepada rakyat atas lahan yang dipakai tiap proyek. Faktanya, di hampir setiap lokasi lahan rakyat yang dipakai proyek pembangunan terjadi konflik yang berujung jatuhnya korban tewas dan luka-luka. Konsorsium Pembaharuan Agraria (KPA) pada 2018 mencatat luas wilayah yang mengalami konflik agraria mencapai 807,170 hektare.
Daftar kebohongan cak Jancuk lain yang berhamburan malam itu, antara lain soal data impor jagung yang katanya turun tinggal 180.000 ton. Faktanya Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut pada 2018 impor Jagung mencapai 737.220 ton. Begitu pula dengan data prorduksi sawit. Widodo telah berbohong dengan mengatakan 46 juta ton. Padahal, faktanya cuma 34,5 juta ton.
Lelaki yang hobi berswafoto di lokasi bencana ini juga menyebar hoax dengan mengklaim telah membangun 191.000 km jalan desa. Klaim ini jelas superngawur dan tidak mungkin terjadi. Hitung-hitungannya begini; panjang jalan desa 191.000 km dibagi 4 Tahun sama dengan 47.050 km/tahun. Itu artinya, 3.979 km per bulan alias 132 km per hari. Dibagi 24 jam, Jancuk mengklaim membangun jalan desa 5,5 km per jam atau 91,6 m per menit atawa 1,5 m/detik.
Silakan perhatikan angka-angka tersebut. Akal waras mana yang bisa menerima klaim-klaim khayalan seperti itu? Bahkan dalam dongeng Bandung Bondowoso yang konon mampu membangun 1.000 candi dalam semalam pun, klaim superngawur itu tidak terjadi.
Bohong jelas bukan perbuatan baik. Pelakunya tidak bisa disebut orang baik. Apalagi kalau bohong menjadi hobi dan keseharian, tentu yang bersangkutan bukan saja sama sekali bukan orang baik, tapi juga orang yang berbahaya.
Sayangnya, rakyat Indonesia belum (bisa) membedakan antara bohong privat dan bohong publik. Kalau seorang suami membohongi istrinya, maka itu adalah bohong privat. Yang dirugikan cuma istrinya. Kalau pun mau ditambah, paling hanya anak-anaknya.
Tapi, jika bohong dilakukan oleh pejabat publik apalagi seorang Presiden, maka ini adalah kebohongan publik. Yang dirugikan adalah rakyatnya. Ketika (calon) Presiden mengatakan tidak akan impor beras, maka petani bersemangat menanam padi. Tapi apa lacur, saat panen raya tiba, justru terjadi impor beras besar-besaran. Akibatnya, petani menjadi korban. Jumlahnya bukan satu-dua, tapi jutaan bahkan belasan juta petani menjadi korban.
Semestinya, rakyat Indonesia membedakan antara kebohongan privat dan kebohongan publik. Di negara-negara maju, standar kebohongan yang mereka terapkan sudah tinggi. Rakyat Amerika, misalnya, bisa memaklumi ketika Clinton yang mengaku berselingkuh dengan pegawai magang Gedung Putih, Monica. Dia pun lolos dari impeachment. Tapi, Presiden Nixon terjungkal digulung skandal Water Gate karena dia terbukti berbohong.
Bohong sekali adalah kekhilafan. Tapi bohong berkali-kali adalah habit dan karakter. Ada mountain of lies, gunung kebohongan. Dalam dongeng Pinokio, hidung boneka kayu yang hidup itu bertambah panjang tiap kali dia berbohong. Tapi, bohongnya Pinikio adalah bohong privat, bahkan bohongnya kanak-kanak. Jadi, jelas Pinokio pun masih kalah. Saya tidak berani membayangkan kalau dongeng itu benar-benar terjadi. Entah berapa meter panjangnya hidung orang ini jadinya.
Bohong adalah perbuatan tercela. Bahkan Rasulullah SAW menyebut bohong sebagai bagian dari satu dari tiga ciri munafik. Dua yang lainnya adalah jika berjanji dia ingkar dan bila dipercaya dia khianat.
Orang baik bukanlah pembohong. Orang jujur bukan pembohong. Cak Jancuk berkali-kali berbohong dan menebar kebohongan. Jadi, pada titik ini dia bukanlah orang baik. Indonesia memang membutuhkan Presiden yang mengerti persoalan dan mampu menyelesaikannya dengan tepat dan cepat. Tapi yang tidak kalah pentingnya, Indonesia butuh Presiden jujur, bukan pembohong!
Oleh Edy Mulyadi, wartawan senior
http://www.kedaipena.com/bohong-satu-dari-tiga-ciri-orang-munafik/
https://amp.kaskus.co.id/thread/53b4e47b902cfed0588b476d/ketahuan-bohong-jokowi-bungkam-saat-dicecar-pers-soal-korupsi-bus-transjakarta
https://rmol.co/amp/2014/06/12/159251/Jokowi-Bohong,-Politikus-Nasdem-yang-Laporkan-Kasus-Transjakarta-ke-KPK-
https://nasional.kompas.com/read/2018/08/08/20064531/jokowi-klaim-pemilihan-cawapres-libatkan-kpk-jubir-kpk-membantah
https://amp.suara.com/news/2019/01/19/041500/kubu-prabowo-sebut-jokowi-bohong-tidak-gunakan-biaya-politik
https://nasional.tempo.co/amp/728115/janji-jokowi-perkuat-kpk-dipertanyakan
https://m.detik.com/news/berita/d-4167498/ketua-kpk-singgung-janji-jokowi-saat-pilpres-2014-soal-e-budgeting
Capres nomor urut 01 tersebut mengungkapkan berdasarkan survey Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf isu hoaks itu ikut membuat elektabilitas pihaknya anjlok. Beberapa hoaks seputar paslon nomor urut 01 yang beredar selama gelaran Pilpres 2019 ini adalah kriminalisasi ulama, larangan azan, legalisasi pernikahan sesama jenis, serta yang terbaru isu penghapusan pendidikan agama.
"Anjlok 8 persen gara-gara ini [hoaks]. Saya ingin pada 17 April yang tinggal kurang lebih 40 hari lagi, saya titip agar isu-isu yang berkembang di bawah, baik itu kabar bohong, hoaks, dan juga kabar-kabar fitnah agar kita berani melawan itu," ujar dia saat menghadiri Deklarasi Alumni Sriwijaya Bersatu di Palembang Sport Convention Center, Sumatera Selatan, Sabtu (9/3).
Terkait isu kriminalisasi ulama, dirinya meminta menunjukkan kepada yang menyebarkan isu tersebut untuk menyebutkan ulama mana yang dikriminalisasi dirinya.
"Pertanyaan saya, yang namanya kriminalisasi itu apa? Kalau orang itu tidak salah kemudian dimasukkan sel, itu kriminalisasi. [Kalau ada ulama dikriminalisasi] Ngomong saya, saya urus. Tapi di negara kita sebagai negara hukum, siapa pun yang salah ya dihukum," tegas Jokowi.
Lihat juga: Beredar Foto Kondom Jokowi-Ma'ruf, TKN Ambil Langkah Hukum
Hoaks kedua, Jokowi menjelaskan, yakni isu larangan azan apabila dirinya kembali menjadi presiden. Mantan Wali Kota Solo dua periode tersebut mengatakan, tidak mungkin pelarangan azan dilakukan di negara dengan penganut Islam terbesar di dunia.
"Tolong jangan sembarangan ngomong. Enggak mungkin ada," kata Jokowi.
Lalu, Jokowi melanjutkan, isu pemerintah akan memperbolehkan pernikahan sejenis dan penghapusan pendidikan agama itu tidak mungkin dilakukan di negara yang menjunjung tinggi norma agama seperti Indonesia. Bahkan, dirinya menegaskan pada sila pertama Pancasila sebagai dasar negara pun berlandaskan Tuhan dan agama.
"Tapi 9 juta orang masih percaya [hoaks] itu loh. Anjlok suara saya karena itu. Jadi saya minta untuk kita semua jangan takut menyebarkan kabar benar dan melawan kabar bohong," ujar dia.
"Tolong disampaikan kepada masyarakat, door to door, jangan termakan isu-isu itu. Jangan sampai dikerjain dengan cara yang tidak demokratis seperti itu. Kita harus militan," ujar Jokowi seraya menutup kegiatan.
Dalam Pilpres 2019, Jokowi-Ma'ruf berhadapan dengan lawan politik yakni paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Lihat juga: Kampanye Hitam, Perusak Demokrasi dan Pembidik Pemilih Galau
[Gambas:Video CNN] (uli/kid)
pantesan panik

Bohong, Satu dari Tiga Ciri Orang Munafik
Presiden Joko Widodo memaparkan sejumlah pencapaian dan rencana program kerja saat wawancara khusus dengan LKBN Antara jelang Peringatan Hari Kemerdekaan ke-70 Republik Indonesia di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (12/8). Presiden juga memaparkan sejumlah permasalahan antara lain bidang ekonomi, sosial, politik, pembangunan, pendidikan, daerah perbatasan hingga kemaritiman. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/Spt/15
JOKO Widodo itu orang sederhana. Setidaknya, begitulah persepsi dan opini yang telah dan terus dibangun. Sejak mengadu peruntungan di Pilgub DKI 2012 silam, mantan tukang mebel dari Solo ini dipermak habis-habisan. Upaya serupa dilanjutkan ketika lelaki gemar memelihara kodok ini maju pada Pilpres 2014.
Polesan sebagai lelaki sederhana benar-benar digarap amat serius. Maka di setiap sudut strategis Ibukota, terpampang baliho bergambar Widodo berkemeja putih yang lengannya digulung sebagian, bercelana dan sepatu hitam. Masing-masing benda itu dilengkapi keterangan harganya yang terbilang cukup murah. Bahkan, lengannya yang tidak memakai jam tangan pun diberi penjelasan yang menunjukkan betapa sederhananya lelaki ini. Pendeknya, dipermak habis gitu, lah.
Sukses? Ya, sepertinya begitu. Tim atau konsultan komunikasi dan politik pria yang dulu ketika ditanya soal mencapresan doyan berkata “copras capres, ora mikir, ora mikir” ini sepertinya berjaya. Rakyat yang bak tersihir merasa menemukan sosok birokrat unik yang sama sekali berbeda dengan profil pejabat pada umumnya. Sederhana, jujur, merakyat, hobi bluskan, dan seterusnya dan seterusnya. Widodo pun berhasil menyingkirkan Prabowo Subianto, rivalnya dalam Pilpres 2014.
Widodo adalah orang baik. Setidaknya, begitulah opini dan persepsi yang dijejalkan ke benak rakyat Indonesia. Salah satu ciri orang baik adalah jujur, tidak (hobi) berbohong. Sampai di sini, rasanya publik mulai menemukan hal berbeda. Celakanya, rakyat disuguhkan fakta-fakta yang justru bertabrakan dengan citra jujur tadi.
Ingatan rakyat Indonesia, bisa jadi, memang terbilang pendek. Namun untuk sekadar mengenang janji Capres petahana 2019 yang oleh pendukungnya di Jawa Timur dijuluki Cak Jancuk, tentang tidak akan impor pangan, tentu bukan perkara sulit. Pada debat Capres 2014, Jancuk dengan gagah berjanji kalau terpilih sebagai Presiden, dia akan menyetop impor beras, gula, jagung, kedelai, buah-buahan, garam, daging, dan lainnya. Alasannya, Indonesia punya. Banyak!
Tapi dalam empat tahun lebih perjalanan kekuasannya, semua janji tadi itu ditabrak habis-habisan. Hebatnya lagi, impor justru dilakukan saat petani tengah panen raya. Tak pelak lagi, petani menjerit, beban hidup kian menghimpit. Widodo telah berbohong!
Saat kampanye Capres 2014, Jancuk juga berkata kalau terpilih jadi Presiden, dia akan stop utang luar negeri. Lagi-lagi yang terjadi justru sebaliknya. Hanya dalam tempo kurang dari empat tahun, dia telah menimbun utang Rp1.600 triliun lebih. Rekor utang terbesar dalam terpendek! Cak Jancuk bohong!
Saat kampanye Capres 2014, Jancuk juga berkata kalau terpilih jadi Presiden, dia akan stop utang luar negeri. Lagi-lagi yang terjadi justru sebaliknya. Hanya dalam tempo kurang dari empat tahun, dia telah menimbun utang Rp1.600 triliun lebih. Rekor utang terbesar dalam terpendek! Cak Jancuk bohong!
Saat kampanye Capres 2014, Jancuk juga berkata kalau terpilih jadi Presiden, dia akan stop utang luar negeri. Lagi-lagi yang terjadi justru sebaliknya. Hanya dalam tempo kurang dari empat tahun, dia telah menimbun utang Rp1.600 triliun lebih. Rekor utang terbesar dalam terpendek! Cak Jancuk bohong!
Bohong dan kebohongan sepertinya menjadi bagian dari ritme hidup lelaki yang satu ini. Masih segar dalam ingatan, bagaimana pada debat capres kedua 17 Februari silam, Jancuk mengguyur forum dengan bohong dan kebohongan. Ucapannya tentang jam 12 malam hanya berdua dengan supir ke perkampungan nelayan di Tambak Lorok, Semarang, jelas sebuah kebohongan. Bagaimana mungkin Presiden malam hari hanya pergi berdua dengan sopir? Lalu, pada kemana Paspampres pada waktu itu? Pensiun berjamaah?
Presiden Republik Indonesia yang berkali-kali disebut Ketum PDIP Megawati sebagai petugas partai itu juga mengatakan, dalam masa kekuasaannya tidak terjadi kebakaran hutan. Ini juga kebohongan yang sangat keterlaluan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebut pada 2016 terdapat kebakaran hutan seluas 14.604,84 hektare. Setahun berikutnya ada 11.127,49 hektar hutan ludes terbakar. Lalu, 2018 terjadi kebakaran seluas 4.666,39 hektar.
Menyikapi kebohongan soal kebakaran hutan tadi, hanya dalam hitungan menit jagad sosial media dijejali aneka bantahan, lengkap dengan datanya.Seperti belum cukup, grup-grup whatsApp juga dibanjiri foto-foto Jancuk tengah berada di lokasi hutan yang baru saja terbakar.
Taburan kebohongan juga terjadi saat dia mengatakan nyaris tidak ada konflik agraria saat dia berkuasa. Ini terjadi karena Pemerintah memberi ganti untung kepada rakyat atas lahan yang dipakai tiap proyek. Faktanya, di hampir setiap lokasi lahan rakyat yang dipakai proyek pembangunan terjadi konflik yang berujung jatuhnya korban tewas dan luka-luka. Konsorsium Pembaharuan Agraria (KPA) pada 2018 mencatat luas wilayah yang mengalami konflik agraria mencapai 807,170 hektare.
Daftar kebohongan cak Jancuk lain yang berhamburan malam itu, antara lain soal data impor jagung yang katanya turun tinggal 180.000 ton. Faktanya Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut pada 2018 impor Jagung mencapai 737.220 ton. Begitu pula dengan data prorduksi sawit. Widodo telah berbohong dengan mengatakan 46 juta ton. Padahal, faktanya cuma 34,5 juta ton.
Lelaki yang hobi berswafoto di lokasi bencana ini juga menyebar hoax dengan mengklaim telah membangun 191.000 km jalan desa. Klaim ini jelas superngawur dan tidak mungkin terjadi. Hitung-hitungannya begini; panjang jalan desa 191.000 km dibagi 4 Tahun sama dengan 47.050 km/tahun. Itu artinya, 3.979 km per bulan alias 132 km per hari. Dibagi 24 jam, Jancuk mengklaim membangun jalan desa 5,5 km per jam atau 91,6 m per menit atawa 1,5 m/detik.
Silakan perhatikan angka-angka tersebut. Akal waras mana yang bisa menerima klaim-klaim khayalan seperti itu? Bahkan dalam dongeng Bandung Bondowoso yang konon mampu membangun 1.000 candi dalam semalam pun, klaim superngawur itu tidak terjadi.
Bohong jelas bukan perbuatan baik. Pelakunya tidak bisa disebut orang baik. Apalagi kalau bohong menjadi hobi dan keseharian, tentu yang bersangkutan bukan saja sama sekali bukan orang baik, tapi juga orang yang berbahaya.
Sayangnya, rakyat Indonesia belum (bisa) membedakan antara bohong privat dan bohong publik. Kalau seorang suami membohongi istrinya, maka itu adalah bohong privat. Yang dirugikan cuma istrinya. Kalau pun mau ditambah, paling hanya anak-anaknya.
Tapi, jika bohong dilakukan oleh pejabat publik apalagi seorang Presiden, maka ini adalah kebohongan publik. Yang dirugikan adalah rakyatnya. Ketika (calon) Presiden mengatakan tidak akan impor beras, maka petani bersemangat menanam padi. Tapi apa lacur, saat panen raya tiba, justru terjadi impor beras besar-besaran. Akibatnya, petani menjadi korban. Jumlahnya bukan satu-dua, tapi jutaan bahkan belasan juta petani menjadi korban.
Semestinya, rakyat Indonesia membedakan antara kebohongan privat dan kebohongan publik. Di negara-negara maju, standar kebohongan yang mereka terapkan sudah tinggi. Rakyat Amerika, misalnya, bisa memaklumi ketika Clinton yang mengaku berselingkuh dengan pegawai magang Gedung Putih, Monica. Dia pun lolos dari impeachment. Tapi, Presiden Nixon terjungkal digulung skandal Water Gate karena dia terbukti berbohong.
Bohong sekali adalah kekhilafan. Tapi bohong berkali-kali adalah habit dan karakter. Ada mountain of lies, gunung kebohongan. Dalam dongeng Pinokio, hidung boneka kayu yang hidup itu bertambah panjang tiap kali dia berbohong. Tapi, bohongnya Pinikio adalah bohong privat, bahkan bohongnya kanak-kanak. Jadi, jelas Pinokio pun masih kalah. Saya tidak berani membayangkan kalau dongeng itu benar-benar terjadi. Entah berapa meter panjangnya hidung orang ini jadinya.
Bohong adalah perbuatan tercela. Bahkan Rasulullah SAW menyebut bohong sebagai bagian dari satu dari tiga ciri munafik. Dua yang lainnya adalah jika berjanji dia ingkar dan bila dipercaya dia khianat.
Orang baik bukanlah pembohong. Orang jujur bukan pembohong. Cak Jancuk berkali-kali berbohong dan menebar kebohongan. Jadi, pada titik ini dia bukanlah orang baik. Indonesia memang membutuhkan Presiden yang mengerti persoalan dan mampu menyelesaikannya dengan tepat dan cepat. Tapi yang tidak kalah pentingnya, Indonesia butuh Presiden jujur, bukan pembohong!
Oleh Edy Mulyadi, wartawan senior
http://www.kedaipena.com/bohong-satu-dari-tiga-ciri-orang-munafik/
https://amp.kaskus.co.id/thread/53b4e47b902cfed0588b476d/ketahuan-bohong-jokowi-bungkam-saat-dicecar-pers-soal-korupsi-bus-transjakarta
https://rmol.co/amp/2014/06/12/159251/Jokowi-Bohong,-Politikus-Nasdem-yang-Laporkan-Kasus-Transjakarta-ke-KPK-
https://nasional.kompas.com/read/2018/08/08/20064531/jokowi-klaim-pemilihan-cawapres-libatkan-kpk-jubir-kpk-membantah
https://amp.suara.com/news/2019/01/19/041500/kubu-prabowo-sebut-jokowi-bohong-tidak-gunakan-biaya-politik
https://nasional.tempo.co/amp/728115/janji-jokowi-perkuat-kpk-dipertanyakan
https://m.detik.com/news/berita/d-4167498/ketua-kpk-singgung-janji-jokowi-saat-pilpres-2014-soal-e-budgeting
1
2.3K
34


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan