Pendidikan adalah koentji

Di musim pemilu 2019 ini, masih ada saja yang termakan omongan politisi dan memperkeruh keadaan. Menghapuskan kerukunan dari bumi Indonesia, menghilangkan sikap toleransi dari masyarakat Indonesia.

Mari kita lawan mereka yang ingin memecah-belah Indonesia dengan meningkatkan toleransi antar warga negara Indonesia.

Semuanya dimulai lewat pendidikan.

Pendidikan di sini gak cuma pendidikan formal seperti sekolah, tapi juga mencakup pendidikan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Pendidikan toleransi pun harus diberikan untuk semua orang, tanpa dibatasi usia ataupun status sosial.

Sekolah, tempat ibadah, rumah, tempat bekerja, posyandu, pos ronda, warung kopi, kedai, di mana saja bisa menjadi tempat untuk melaksanakan pendidikan toleransi.

Di lingkungan pendidikan formal, kurikulum dan tenaga pengajar mempunyai tanggung jawab untuk menanamkan toleransi pada murid. Khususnya pendidikan formal buat anak kecil, agar supaya mereka punya landasan yang kuat tentang tileransi. Karena jika sudah dibiasakan sejak kecil, sikap tileran bukanlah sesuatu yang sulit buat dilakukan.

Di tempat ibadah, orang yang dipercaya yang punya tanggung jawab menanamkan toleransi ke masyarakat. Karena mereka didengarkan oleh berbagai kalangan, ajakan dari mereka sangat penting.

Berangkat dari dua tempat ini, selanjutnya adalah menerapkan nilai-nilai toleransi di lingkungan keluarga. Orang tua wajib memberi contoh kepada anak-anaknya, adik/kakak, dan yang utama di grup whatsapp keluarga

Dengan begini nilai-nilai toleransi bisa dipelajar banyak orang dengan beragam usia dan latar belakang, dan nantinya di mana saja orang-orang akan melaksanakan toleransi.

Teori yang mudah, bukan?




Sayang sekali, nyatanya gak semudah itu. Satu dan lain hal menghambat penerapan toleransi di masyarakat. Oleh karena itu, yuk mulai dari diri sendiri dulu.

Buat agan sista kaskuser yang budiman, mari mulai detik ini kita terapkan toleransi. Mulai dari kita sendiri, kemudian beranjak ke lingkungan yang lebih besar secara bertahap-keluarga, sekolah, tempat bekerja, hingga di lingkungan masyarakat.

Bayangkan, jika satu orang bisa bersikap toleran di dalam 3 lingkungan berbeda, berapa orang yang mungkin mengikuti?

Toh, berbeda-beda adalah sesuatu yang indah.




Karena hubungan dengan orang terdekat lebih berharga daripada apapun. Menjadi berbeda dan harmonis adalah keindahan paripurna.

Jangan termakan tipu daya politisi busuk, pada akhirnya mereka akan lupa pada kita.

Mari menumbuhkan toleransi dari sekarang, untuk kita sendiri dan untuk Indonesia.