Di sini saya hanya ingin sedikit curhat mengenai pahit getirnya menjadi seseorang yang ditakdirkan berkarakter pendiam dan pemalu (pengalaman pribadi). Mungkin apa yang akan saya utarakan disini berbeda dengan apa yang dirasakan agan sista yang berkarakter sama seperti saya. Ini hanya dari segi pandangan saya saja ya (kalo ada saran dan kritik boleh disampaikan 🙂).

Oke, lanjut ke poin bahasan, berikut beberapa hal yang saya anggap sebagai pahit getirnya menjadi seorang pendiam sekaligus pemalu.

1. Kesulitan untuk bersosialisasi dengan khalayak.

Poin pertama ini yang sering saya alami. Ketika di lingkungan saya sedang diadakan acara "kolosal"  yang melibatkan banyak orang, saya seringnya merasa terasing sendiri dan menyepi. Orang-orang ramai berchit-chat disana-sini sementara saya menyibukan diri nyungsep sendirian di pojokan. Saya juga punya kecendrungan untuk menghindari keramaian karena saya sedikit kurang nyaman dengan hal tersebut.



2. Kesulitan untuk berinteraksi dengan lingkungan baru.

Poin kedua saya alami ketika situasi dan kondisi mengharuskan saya berhadapan dengan suasana baru. Setiap saya pindah sekolah ataupun pindah rumah, butuh waktu lumayan lama bagi saya untuk bisa beradaptasi dan mengenal lingkungan. Untuk menyapa orang saja saya malu, gimana mau bersosialisasi 🙄. Jadinya saya juga cenderung anti sosial 😔.



3. Tidak banyak teman

Poin ketiga ini yang eerie buat saya. Mungkin salah satu penyebab kenapa saya berkarakter pendiam adalah karena saya kesulitan untuk mencari topik pembicaraan baik dengan orang yang sudah dikenal terlebih lagi dengan orang yang belum/ baru dikenal, dan orang-orang pun jadinya ogah untuk bergaul dengan saya karena seringnya ngga ada feed back kalo ngobrol dan obrolan pun jadinya ngga berjalan dengan smooth... haha..



4. Sering merasa kesepian.

Disaat orang-orang sibuk main kesana, main kesini, ada acara disana, ada acara disini, saya hanya teronggok di rumah berteman buku dan TV. Disaat teman sekost saya sudah punya pacar dan pergi-pergi dengan pacarnya saya cuma bergelimangan air mata ngga ada yang ngajak kemana-mana. Ngenes.



5. Kurang luwes dalam hal berbicara di depan orang banyak.

Ketika situasi mengharuskan saya presentasi atau menjelaskan sesuatu di depan orang banyak, malah muncul perasaan grogi yang berakibat kurangnya saya dalam penyampaian masalah. Dan ketika adu argumen pun yang ada malah kehilangan kepercayaan diri dan kalah dalam berdebat. Parah sungguh parah, isn't?.



Yah, itulah beberapa kegetiran yang saya rasakan dan jadi beban kehidupan, dan ujungnya hanya bisa menyalahkan diri sendiri. So sad 😔.

Barangkali ada yang senasib ma saya silahkan share 😌.

sumber gambar: google