Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

YulianAnggitaAvatar border
TS
YulianAnggita
Dunia Mentari
Bagian 2


"Mami dan Papi tak pernah suka kau bergaul dengan gadis itu. Kami tak ingin dia menjadi menantu kami. Tinggal kau pilih saja, tetap menjadi anak kami dengan menikahi Mentari atau kau lupakan kami selamanya jika kau pilih gadis itu. Menyebut namanya saja kami tak sudi" gemeletak gigi beradu ketika Papi Reno menyampaikan hal ini. Masih terngiang di otak Reno akan sikap orang tuanya yang tak ingin dia bersanding dengan Kinanthi. Teman sejawatnya di kantor. Menurut Reno, Kinanthi bukanlah gadis dusun yang tak berpendidikan. Ia gadis yang bisa membuat lelaki tercengang melihatnya. Tak hanya kepintarannya tapi juga bagaimana ia begitu pintar bergaul. Begitu santun, tahu bagaimana cara memperlakukan orang tua. Dan yang pasti ia juga keibuan. Hal itulah yang membuat Reno jatuh hati jauh sebelum mengenalnya lebih dekat.

Kinanthi mengelak dari rangkulan Reno. Ia menepisnya perlahan. Belaian tangan Reno yang selalu ia nikmati setiap kali bertemu, perlahan ia hindari. Kinanthi tahu bahwa kedua orang tua Reno tak merestui hubungan keduanya. Karenanya, ia tak ingin semakin jauh mencintai lelakinya itu.

"Beri aku waktu Nan, aku akan menjemputmu bersama keduaorang tuaku. Akan kupastikan mereka menerimamu sebagai menantu mereka" kata Reno sambil memandang lekat kedua mata Kinanthi yang mulai mengembun. Tak mampu menjawab apapun yang dikatakan Reno, ia buru-buru mengusap kedua pipinya yang seolah basah oleh air mata.

"Aku mengikhlaskanmu jika memang ini yang terbaik buat kita. Ren, mereka lebih berhak atas dirimu ketimbang aku yang bukan siapa-siapamu" kata Kinanthi bagaikan belati yang menusuk setiap sendi Reno. Tak mampu lagi menatap wajah ayu Kinanthi yang sudah sembab karena tangis.

Semenajak pertemuan terakhir itu, Reno akhirnya menyanggupi perjodohannya dengan Mentari. Anak sahabat kedua orang tuanya. Tak ada cinta untuk Mentari bahkan seujung kuku pun. Reno melakukan semua hal romantis hanya untuk menyenangkan kedua otang tuanya. Setiap pelukan mesra yang ia beri kepada Mentari, semuanya hanyalah bualan. Tak perna sekalipun ia libatkan hatinya saat memandang manis wajah Mentari.

Sedangkan sehari-hari, ia masih saja mencari Kinanthi. Makan siang juga sering mengajak Kinanthi jalan-jalan. Tentu saja tanpa sepengetahuan Mentari dan kedua orang tuanya. Entah jampi-jampi apa yang membuat setiap tindak-tanduknya mulus ia lakukan. Tiga bulan lamanya tanpa ada yang bisa mengendus licik rencananya.

Setiap hari, Kinanthi ia suruh menemani Maminya yang selalu di rumah sendirian. Entah memasakkan untuk beliau atau sekedar duduk manis di ruang tengah mengajak ngobrol Mami. Awalnya memang tak pernah di gubris. Bahkan pernah diusir tapi batu karang yang setiap hari digempur ombak pastilah berlubang juga. Begitupun hati Mami. Lama kelamaan ia pun mulai timbul simpatik kepada Kinanthi. Ia merasa ada yang memperhatikannya juga menyayanginya. Dan lambat laun, Mami pun menjadi orator handal saat menyampaikan betapa cantik dan baiknya Kinanthi kepada Papi. Tak perlu lagi Reno mengiba kepada keduanya untuk merestui hubungannya dengan Kinanthi. Yang ada, Mami lah yang membujuk Papi untuk membatalkan perjodohan ini.

Senyum nakal terukir di bibir Reno. Ia puas mampu membuat orang tuanya menyukai Kinanthi. Dan tak pikir panjang lagi, saat seharusnya Reno menyiapkan semua hal untuk pertunangannya dengan Mentari, saat yang sama juga ia siapkan pernikahannya dengan Kinanthi.

Segala hal tentang pernikahan ia siapkan. Bahkan sudah ia cetak undangan atas namanya juga Kinanthi.
Ia seperti singa kelaparan yang tak lagi melihat apa yang akan diterkamnya. Tak lagi memikirkan bagaimana dengan perasaan Mentari, gadis yang sudah begitu tergila-gila kepadanya saat ini. Dan ia juga tak memikirkan bagaimana perasaan kedua orang tua Mentari. Yang ada dalam benaknya hanya bahagia hidup bersama Kinanthi di sisa usianya.

-------------

Prang.....prang....krompyang......

Suara gaduh terdengar jelas dari kamar atas. Kamar sang tuan putri. Begitu mereka menyebutnya kini. Setiap jam-jam tertentu, ia akan minta ada sekuntum mawar di atas meja riasnya. Lengkap dengan ucapan mesra dari sang pangeran yang kini telah bahagia bersanding dengan pujaannya di pelaminan.

Kedua orang tua Mentari tak bisa berbut banyak. Mereka hanya bisa pasrah saat Reno dan orang tuanya mengatakan yang sebenarnya tentang hubungannya dengan Mentari. Tak bisa dipungkiri, Reno memang tak pernah mencintai Mentari. Mereka juga merasa bersalah atas apa yang menimpa Mentari saat ini. Yang ada dalam angannya, hanyalah Reno sang pangeran akan datang menjemputnya untuk naik ke pelaminan. Tapi itu tak akan pernah terjadi karena Mentari kini berada dalam dunianya sendiri. Bersama Reno yang ada dalam angannya. Bukan Reno yang sedang bersanding dengan Kinanthi dalam kebahagiaan yang nyata.

"Renooooo.....Maaaaa.....Reno bentar lagi ke sini. Mentari mau dandan dulu. Takut Reno nunggu kelamaan nanti. Maaaaa.....Mamaaa...." Mentari selalu bertreriak-teriak seperti itu ketika ia terbangun dari angannya akan kebahagiaan semu yang diciptakan Reno beberapa saat yang lalu. Yang selalu terkenang dalam memorinya tak bisa dibendung oleh jagat yang merayap mengahampiri alam nyatanya.

Orang tuanya hanya mampu meratapi apa yag telah terjadi terhadap putri kesayangannya. Putri semata wayangnya yang kini sedang dalam dunianya sendiri. Di dalam kamar sang putri. Begitulah mereka menyebutnya.

----------

Tak perlu waktu lama bagi Reno menemukan kebahagiaan baginya. Tapi keadaan Mentari yang makin hari makin buruk tak urung membuatnya kembali memikirkan gadis yang pernah terpaksa mengisi hidupnya beberapa saat yang lalu. Tak ingin berlama-lama dalam kepediha Mentari, ia pun pergi meninggalkannya ke kota seberang demi membangun biduk rumah tangganya bersama Kinanthi. Wanita keibuan yang dipilihnya untuk mengisi sisa akhir hidupnya.

-------------

"Reno......Reno...... maafkan Mentari tak bisa membuat Reno bahagia. Reno.....Reno...." Mentari menceracau karena demam tinggi yang dideritanya beberapa hari ini.
Mama dan Papa nya mencoba menghubungi Reno agar mau menengok Mentari walau hanya sejenak. Mereka tak ingin putrinya berada dalam akhir hidup yang menyedihkan. Miris memikirkan jalan cerita cintanya. Saat ia benar-benar jatuh cinta, ternyata ia jatuh cinta pada orang yang salah. Tak hanya sampai di situ, hatinya diobrak-abrik hingga tak bersisa sekeping cinta dalam benaknya. Jantung dihantam tak berperasaan hingga remuk redam tak bertuan.

Kini bahkan di sisa umurnya, yang diingatnya hanyalah lelaki bejat, serigala berbulu domba yang hanya datang dengan kesenangan sesaat lalu menjatuhkannya di lubang penderitaan selamanya.

Reno, yang digadang-gadang akan menjadi menantu idaman nyatanya menjadi perenggut kebahagiaan putrinya.



------bersambung------
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
8
711
20
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan