Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Jora5074Avatar border
TS
Jora5074
Beda Pandangan Politik dan Pilihan Politik? Ini Cara Menyikapinya!
Beda Pandangan dan Pilihan Politik? Ini Cara Menyikapinya

Beda Pandangan Politik dan Pilihan Politik? Ini Cara Menyikapinya!

Mendekati Pemilu 2019 mendatang sudah berseliweran berbagai berita yang saling menjatuhkan antara pendukung capres-cawapres. Mereka saling mencela dan mencari celah untuk saling menunjukkan kelebihan calon pimpinan negeri ini.

Berita yang dishare tentunya tak semua berdasar fakta atau data yang akurat. Berita hoax istilahnya. Berita-berita seperti itu bisa jadi membuat panas hati pendukung masing- masing calon capres-cawapres. Persahabatan yang terjalin lama pun bisa hilang dalam sekejap. Saling blokir, dan memutuskan tali persaudaraan atau silaturahim di antara mereka. Sungguh disayangkan. Hanya karena perpolitikan nasional akhirnya mengorbankan orang-orang yang jelas nyata di sekitar kita dan kita butuhkan setiap saat. Mereka mengagungkan calon capres-cawapres seolah merekalah yang akan membantu setiap hari dalam hidup bermasyarakat.

Sekarang yang saya ceritakan adalah sahabat masa SMA mencalonkan diri sebagai calon legislatif dari sebuah partai politik. Tak usah saya sebutkan nama parpolnya. Nah di grup WA Alumni SMA ada yang mengirimkan gambar dia dengan atribut partainya. Bagaimana reaksinya?

Saya melihat belum banyak teman yang berkomentar. Dalam hati saya kalau saya tak menengahi dengan kalimat yang menyejukkan maka akan panas grup alumni SMAku. Maklumlah saya sudah hafal dengan pilihan politik sahabat- sahabat masa SMA.

Ya... Seperti di grup lainnya pasti ada pendukung capres-cawapres no urut 1, ada juga yang pendukung capres-cawapres no 2. Entahlah. Istilahnya kalau tak salah ada kubu cebong dan kubu kampret. Ah... Sejak kapan orang Indonesia menyebut satu sama lain dengan sebutan hina seperti itu. Hmmmm. Gara-gara perpolitikan nasional.

Ketimbang ada perseteruan pendapat di grup yang bisa menyebabkan anggota left dari grup maka saya memberanikan berkomentar. Maklum biasanya saya pasif, karena kurang PD. Melihat profesi teman yang cukup mentereng, ada yang jadi dosen, Ketua Lapas, pengacara. Lha saya? Guru non PNS. Meski menurut orang itu juga profesi yang mulia.

Jadi, bagaimana cara untuk menyikapi perbedaan pandangan politik? Versi saya yang pernah saya lihat, alami dan lakukan ada beberapa.

Pertama kita harus mendewasakan pola pikir kita. Berbeda sudah lumrah. Manusiawi.

Beda adalah sesuatu yang biasa dan sudah digariskan oleh Allah.Hal yang paling penting itu bagaimana kita bersikap terhadap perbedaan itu. Kalau di pelajaran PMP zaman dulu, guru PMP menekankan agar menganggap perbedaan sebagai suatu anugerah dan kekayaan bangsa.

So tak perlu diperdebatkan. Saling menghormati satu sama lain. Bukankah orang Indonesia dikenal sebagai orang yang ramah, sopan, santun dan memegang teguh nilai ketimuran?

Kedua, tahan untuk berkomentar negatif terhadap berita yang saling menyudutkan. Kita tahu bukan berarti kita bisa memaksakan orang lain bisa seperti pola pikir kita. Ingat bahwa pola pikir terbentuk dari keluarga dan lingkungan sekitarnya. Bila kita menganggap capres yang kita suka lebih baik daripada capres lawannya ya sudah, pandangan itu berlaku untuk kita. Bukan untuk orang lain. Nabi Muhammad saja tak bisa membuat paman tercintanya untuk mengucapkan kalimat syahadat, apalagi manusia biasa seperti kita.

Ada sebuah nasehat, jangan menasehati orang yang sedang jatuh cinta, cinta pada seorang tokoh, mereka sudah buta mata buta hati. Begitu saja. Cukup hati kita yang tahu.

Ketiga, berilah motivasi dan nasehat bila ada seorang sahabat yang mencalonkan diri sebagai caleg dari partai politik apapun. Apa motivasi dan nasehatnya?

Misalnya, "teman- teman yang mencalonkan diri sebagai calon legislatif semoga sukses. Semoga amanah bila terpilih nanti...". Sepertinya itu lebih menyejukkan. Iya kan? Ternyata jika ada yang berani memberikan motivasi seperti ini, persahabatan tetap baik. Tak ada perang kata-kata di grup alumni. Sampai sekarang masih saling sapa, dan memang tak mengungkit dunia politik di sana. Persahabatan memang utama yang harus kita bangun.

Jangan menjadi orang bodoh yang mengorbankan dan menjadikan persahabatan sebagai tumbal perpolitikan. Saling bersikap dewasa, menghormati dan memberikan motivasi dan nasehat yang baik. Biar adem ayem semuanya.
Polling
0 suara
Bagaimana menurut Anda, tips cara menghadapi perbedaan pilihan politik ini?
Diubah oleh Jora5074 04-03-2019 22:32
CahayahalimahAvatar border
Cahayahalimah memberi reputasi
3
1.6K
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan