- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Harakiri di Teluk Sunda


TS
pendekar.hitam
Harakiri di Teluk Sunda

Quote:
Prolog
Air dari rintik air hujan akhirnya membendung dahaga Mushito Hashimoto. Peluh demi peluh berganti dengan tetesan air hujan yang membasahi Teluk Sunda sore itu. Jenderal Mizu Abe sudah menunjukan adrenalin yang menggebu-gebu. Janggut yang lebat ditambah rambut yang mulai beruban terlihat berbeda sejak Hashimoto pertama bertemu hampir 1 Dasawarsa lalu. Orang tua itu tetap tak patah arang, sementara waktu telah menuakan dirinya. Katana di tangan kanannya, pemberian ayahnya dahulu yang merupakan samurai legendaris Jepang terlihat masih tajam seperti tak lekang dimakan waktu dibandingkan dirinya. Sementara, Hashimoto sudah bersiap dengan belati usang di saku kirinya.
Rumah panggung di depannya yang terbuat dari kayu yang sudah merupakan target utama dalam misi hari itu. Jenderal Mizu Abe sudah sangat siap memberi ancang-ancang, memberi kuda-kuda tanda harus mengeksekusi target dengan cepat. Bukan haus darah yang membuat mereka melakukan hal semacam ini, bukan. Insting manusia untuk bertahan hidup sesuai kodratnya. Memang harus melakukan hal ini. Dimulai dengan langkah awal membuka paksa pintu yang tidak layak disebut pintu lagi karena kondisi material yang menggenaskan.
Dobrakan pintu depan berhasil, menyuguhkan pemandangan baru bagi mereka yaitu seorang petani renta yang sedang bersiap membawa cangkulnya. Panik, petani itu pun refleks mengambil tindakan defensif dengan paculnya itu. Namun kepiawaian angkatan militer Jepang tak diragukan lagi, mereka dengan cepat melumpuhkan orang tua renta itu yang hanya memacul ladang orang sebagai pekerjaan sehari-harinya. "Sret!" satu goresan ke kaki. Dengan sigap Jenderal Mizu Abe menghindar serangan. "Cesst!" belati yang sudah mulai kehilangan daya pantulnya berhasil menembus paru-paru orang tua renta itu. Petani yang malang itu pun tergapar di lantai tanah, ditusuk pada bagian dada dari belakang oleh 2 orang tamu tak diundang bukanlah cara mati yang fantastis. Kesakitan luar biasa akan menderanya selama ratusan detik hingga malaikat maut datang menjemputnya.
Kendi tanah liat yang berisi air murni langsung dilibas, sumber makanan yang ada langsung diambil. Beras dari lumbung, ternak yang dilepaskan dari kandangnya merupakan hasil yang diperoleh oleh Jenderal Mizu Abe dan Mushito Hashimoto selama menjadi perompak daratan (hampir) 10 tahun ini. Lalu mereka masuk ke rimbunnya rimba Teluk Sunda demi bertahan hidup
Bagaimana nasib si petani yang mati sebatang kara dengan cara yang tragis? Beruntung, tak lama tuannya datang dan menghampirinya, berusaha menolongnya namun terlambat sudah karena ajal yang siap lebih dulu menjemput petani tersebut. Petani itu pun berpesan, bahwa pembunuhnya yaitu 2 orang asia berkulit kuning langsat yang hilang ditelan rimba. Agen polisi yang bertugas di Teluk Sunda pun segera bersama anak buahnya mencari pembunuh berantai, sebuah desas desus tentang Hantu Jepang dari Rimba Teluk Sunda yang ternyata telah memakan korban manusia dan mencuri ternak para petani.
Derasnya hujan mereka tembus, karena kejadian itu belumlah lama. Jejak kaki pun masih terlihat jelas oleh para polisi pemburu Hantu Jepang. Jenderal Mizu Abe dan Mushito Hashimoto pun segera bergegas karena mereka dikejar dengan langkah seribu dari belakang. Ternak terpaksa mereka lepaskan, membuat suasana semakin gaduh. Akar rimba membuat Jenderal Mizu Abe terasa lebih sulit dan cadas yang besar. Kelicinannya tak sepiawai saat ia masih muda dahulu.
"Hooi!!" teriak agen polisi itu. Anak buahnya membawa senter dengan menyorot kedua pria itu. Berlari tidak memungkinkan karena medan yang sulit. "Berhenti!"
"Splash!" Jenderal Mizu Abe terpeleset ke kubangan lumpur. Sepandai-pandai tupai melompat, pasti akan jatuh juga.
"Pak!" pekik Mushito Hashimoto. Jendral Mizu Abe memberi isyarat untuk pergi. Namun, Mushito Hashimoto masih bersikukuh. "Pergi!" teriak Jenderal Mizu Abe dalam Jepang. "Dor" proyektil mulai bergerak dengan kecepatan tinggi berusaha membidik badan kedua orang itu. Refleks, Mushito Hashimoto pergi agak menjauh. "Dor!", betis Mushito Hashimoto berhasil tergores peluru. Kini, langkah Mushito Hashimoto harus sedikit melambat.
Satu orang anak buah polisi berusaha mengejar Mushito Hashimoto. Namun, dengan insting menyelamatkan sesama rekan seperjuangannya, pukulan dan dorongan berhasil menjatuhkan anak buah polisi itu. Kini, polisi-polisi tersebut berusaha menyergap Jenderal Mizu Abe.
Ya, Jenderal Mizu Abe tak bisa bergerak kemanapun. Pergerakannya dikunci. Menyerah adalah tindakan pengecut bagi seorang perwira Jepang. "Angkat Tanganmu!" bentak agen polisi tersebut kepada Jenderal Mizu Abe yang masih berusaha melumpuhkan anak buah agen polisi itu. Jenderal Mizu Abe tetap diam. Melihat ke langit, rintik-rintik air hujan membasahi tubunya yang mulai dipenuhi luka itu. Ya, Jenderal Mizu Abe sudah tahu langkah selanjutnya yang akan diambil. Kecepatan tangannya mengambil Katana di sampingnya, membuat polisi-polisi tersebut secara refleks ke belakang, lalu berusaha mengambil pistol. Pistol menembakan sebuah proyektil, namun tangan Jenderal Mizu Abe lebih cepat menusuk lambungnya, berusaha membelah ke arah atas tubuh namun proyektil telah menembuh jantungnya terlebih dahulu. Tanpa ada erangan, Jenderal Mizu Abe mengeksekusi dirinya sendiri sekaligus dieksekusi lawan. Pilihan yang tepat daripada hidup menanggung kekalahan dan malu atas lawan.
Darah mengalir dari betis Mushito Hashimoto, kemudian bercampur dengan air hujan. Sang jenderal ia tinggalkan, ia harus menanggung rasa itu: penyesalan dan sedih. Namun itu harus dilakukan demi tanggung jawab moral. Patriotismenya tak pernah padam meski sudah 10 tahun di hutan negeri orang. Setelah melewati salah 1 pohon beringin yang besar yang terdapat poster propaganda sekutu yang sudah lapuk dimakan alam, Mushito Hashimoto melangkah tertatih-tatih kesakitan ke dalam hutan yang semakin belantara, sebuah tempat untuk berlindung.
Diubah oleh pendekar.hitam 04-03-2019 15:46


anasabila memberi reputasi
1
600
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan