

TS
YenieSue0101
Puisi-Puisi Untuk Kamu

Puisi-Puisi LittleMouse



Sunyi Kehilangan
Bagiku, kau adalah kanvas polos yang dikirim Tuhan kepadaku sebagai hadiah pertemuan kita yang usang
Di atasnya, aku melukis bayi-bayi kerinduan yang gemas, yang kelak menjadi muara atas semua cinta
Aku ingat, pada ratusan subuh berembun yang pernah kita lewati
Kau tak pernah alpa menjerang kasih dan menyajikan bercangkir-cangkir rindu kepadaku
Merekahkan segala mimpi-mimpi yang mengusikku semalaman
Kini, tak kutemukan dirimu pada kepul dapurmu
Tak kucecap hangatmu pada menu-menu sarapanku
Pagiku menggigil pasrah
Merelakan warna-warna itu meluntur diguyur rinai kekecewaan
Di sini, aku adalah sunyi yang kehilangan
Adalah pelukis yang senantiasa menantikan kanvasnya
Begitu tak sabar, hingga tumpah ruah segala warna dan keinginan
Ke mana harus kuadukan dahagaku?
Bagiku, kau adalah kanvas polos yang dikirim Tuhan kepadaku sebagai hadiah pertemuan kita yang usang
Di atasnya, aku melukis bayi-bayi kerinduan yang gemas, yang kelak menjadi muara atas semua cinta
Aku ingat, pada ratusan subuh berembun yang pernah kita lewati
Kau tak pernah alpa menjerang kasih dan menyajikan bercangkir-cangkir rindu kepadaku
Merekahkan segala mimpi-mimpi yang mengusikku semalaman
Kini, tak kutemukan dirimu pada kepul dapurmu
Tak kucecap hangatmu pada menu-menu sarapanku
Pagiku menggigil pasrah
Merelakan warna-warna itu meluntur diguyur rinai kekecewaan
Di sini, aku adalah sunyi yang kehilangan
Adalah pelukis yang senantiasa menantikan kanvasnya
Begitu tak sabar, hingga tumpah ruah segala warna dan keinginan
Ke mana harus kuadukan dahagaku?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Perempuan Dalam Secangkir Kopi
Sepagi ini
Kudapati tubuh ranummu melingkar sempurna di cangkirku
Setelah pergulatan indah semalam
Di mana bibir lembutmu menyentuh langit
Dan lenguh birahimu membisiki bulan jingga
Akh, melihatmu sedemikian pasrah
Bersikap takzim melumat gairah
Aku hendak meraba merah hatimu
Yang pekat akan buncahnya rindu ; nafsu
Tetapi cinta,
Ia tak hadir pada jiwa yang mendusta
Tak ada ketulusan di tiap sentuhanmu
Kopiku pahit seperti racun
Ia tandas menyisakan ampas
Mengendap merupa jahanam membakar dendam
Setan!
Kudapati tubuh ranummu melingkar sempurna di cangkirku
Setelah pergulatan indah semalam
Di mana bibir lembutmu menyentuh langit
Dan lenguh birahimu membisiki bulan jingga
Akh, melihatmu sedemikian pasrah
Bersikap takzim melumat gairah
Aku hendak meraba merah hatimu
Yang pekat akan buncahnya rindu ; nafsu
Tetapi cinta,
Ia tak hadir pada jiwa yang mendusta
Tak ada ketulusan di tiap sentuhanmu
Kopiku pahit seperti racun
Ia tandas menyisakan ampas
Mengendap merupa jahanam membakar dendam
Setan!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Perihal Sebuah Bencana
Di tengah banjir aku bisa melihat sekumpulan asa tergesa menenggelamkan diri bersama sampah-sampah plastik, menjelma pusaran keruh yang mengamuk-amuk. Sebuah pertanda buruk.
Sepeda onthel tua menggigil di antara genangan. Karat-karat di tubuhnya melepuh, menyatu dengan dingin yang menyayat.
"Menjadi rusak adalah cara terbaik mengakhiri penderitaan," bisiknya padaku.
Di sana, di tempat yang paling kering dari semua, aku bisa melihatmu. Kali ini, kau berdiri sedikit lebih jauh dari biasa. Sorot matamu membuatku cemas. Dan tawamu tak terdengar bagai hilang bersama badai.
Ada apa gerangan?
Sebuah pertanyaan melata tak kunjung menemui muara. Sementara benda cair itu terus meluap menggenangi sungai kecil di kedua pipiku. Akh, aku tak bisa menyelamatkan apa-apa. Bahkan harga diriku sendiri!
Written by : LittleMouse 

Diubah oleh YenieSue0101 16-11-2019 01:41






sabna.tamara dan 20 lainnya memberi reputasi
21
3.7K
73
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan