Surat Terbuka Untuk Bpk. Joko Widodo dan Bpk. Prabowo
TS
Surobledhek746
Surat Terbuka Untuk Bpk. Joko Widodo dan Bpk. Prabowo
Quote:
Kepada Yang terhormat:
Calon pemimpin negeri ini,
sebagai Presiden, wakil Presiden,
anggota MPR, Anggota DPR,
Gubernur, Anggota DPRD TK. I,
Bupati, anggota DPRD,
Kepala Desa, dan semua rakyat Indonesia.
Aku tak tega, melihatmu di sana seperti orang mati Siang kepanasan Malam kedinginan Hujan kehujanan Ada kilat, petir, guntur nyaring kau tetap diam tak ketakutan Aku tak tega, melihatmu di sana Berdiri di pinggir jalan-jalan sepi Menebar senyum manis tak pernah henti Dengan peci, dasi , dan kemeja rapi Melambaikan tangan tak pernah henti Aku tak tega, melihatmu di sana Diejek tetap tersenyum ceria Didungu-dungukan kau tetap tak punya telinga Dielu-elukan pun responmu tak ada Aku tak tega, melihatmu di sana Pada baliho besar terpampang di mana-mana Menyapa dalam jiwa tak bermakna Memberi senyum hanya sementara Lalu, hilang setelah kuasa jadi nyata Aku tak tega, Seandainya kau datang membawa secuil saying ke tempat kami meski sekali Bertatap mata dalam persaudaraan suci Memberikan hangat meski basa basi Mendidik, membimbing, memberikan motivasi walau dengan tangan besi Aku tak tega, Sekiranya hatimu untuk kami Ragamu bekerja keras tanpa peduli Kesejahteraanmu mensejahterakan kami Dalam sadar, dalam mimpi pasti jiwa raga ini kami persembahkan mengabdi Berikan pada kami secarik kertas Suruh kamu coblos bebas Dalam bilik-bilik kertas Kami akan tusuk dengan paku tajam hingga membekas tuntas Dan, kami ikhlas
Tanah Bumbu, 3 Maret 2019
Tulisan ini hanya bersifat mengingatkan. Untuk kembali menata diri. Jika ada keinginan pribadi yang lebih besar ketika jabatan sudah dalam genggaman. Tolong ingat ini. Kami memilih Tuan karena kami percaya kemakmuran negeri ini mampu kian tertata dan makin maju negeri kita.
Spoiler for OPINI:
Rakyat kian sejahtera dalam setiap bidang pekerjaan.
1.Petani nikmat menikmati perejaannya. Tanpa mengeluh besar dalam periuk kosong ketika pulang dari sawah. Tidak ada tangisan anak yang kelaparan ketika bapak ibunya berangkat mengolah sawah. Meski masih jadi buruh tani. Buruh kebun, buruh tambak.
2.Nelayan dengan senang berangkat ke laut sore hari hinga tengah malam ditenag lautan diterpa gelombang. Tanpa rasa takut anak isteri di rumah menangis tak bisa tidur karena kelaparan. Berada di rumah dengan perasaan tenang. Tidak ada penjahat mengintip rumah mereka. Semua tertidur lelap saking kenyangnya.
3.Pedagan pasar tradisonal betah menjajakan dagangannya, tanpa khawatir komuditi hilang dari pasaran. Akibat tengkulak bermain monopoli dan menimbun komuditi. Harga beli terjangkau oleh pembeli. Hingga ketika senja tiba pulang ke rumah dengan barang dagangan laku dan pulang mampu membeli beras beserta lauk pauknya untuk seluruh keluarga.
4.Anak sekolah tidak merasa datang ke sekolah sebagai penjara seharian berbulan-bulan dan bertahun-tahun tersiksa. Materi pelajaran begitu banyak yang harus dipelajari dan tingkat kesukaran yang kian tidak mampu di kejar lagi. Hingga mereka lebih senang tawuran, perkelahian dalam ruang-ruang kosong di sekolah. Di pinggir-pinggir jalan. Hanya sekedar melepaskan gundah. Jangan sampai mereka senang ketika dikeluarkan dari sekolah. Seperti terbebas dari penjara yang mengurung hidupnya.
Quote:
Kami hanya orang desa, tak mengerti caranya mengatur Negara. Hanya mampu memberikan harapan pada Tuan yang melimpah pengetahuan. Dengan bawahan yang sudah tamat sekolah tertinggi. Ahli di bidang masing-masing pekerjaan. Menguasai seluruh bidang kehidupan.
Di tengah malam sepi, kami hanya mampu berdoa. Semoga semua pemimpin diberikan kesehatan akal dan pikiran guna kemajuan bangsa ke depan. Sementara ini kami berjuang menghidupi seluruh anggoa keluarga semampu kami bisa. Mulai saat ini, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari hal kecil di hadapan kami.