- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kampung Nelayan Tambaklorok, Tempat Incognito Jokowi dan Fadli Zon


TS
bukan.salman
Kampung Nelayan Tambaklorok, Tempat Incognito Jokowi dan Fadli Zon

Warga Tambaklorok tak tahu apa daya tarik kampung mereka sampai didatangi dua figur penting dari kedua kubu partisipan pemilihan umum presiden. Diharapkan tak sekadar jadi komoditas politik.
DARI warung tempatnya ngopi, Ahmad Sueb mengira pria berbaju putih dengan lengan dilipat itu pegawai proyek. Apalagi, dia datang sendirian. Dan terlihat berbincang asyik dengan tiga nelayan warga setempat.
Malam di Tambaklorok, sebuah kelurahan di tepi Laut Jawa, Semarang, Jawa Tengah, telah larut ketika itu. Sekitar pukul 23.00 mendekati pergantian hari dari Sabtu (2/2) ke Minggu (3/2).
Sekitar 20 menit berlalu, pria berbaju putih itu berjalan ke arah warung Pak Makin, tempat Sueb dan beberapa warga lain ngopi. Betapa terkejutnya semua yang di warung saat pria tersebut kian dekat dan kemudian menyapa duluan, “Sedang ngapain, Mas?”
Ternyata pria itu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Kami benar-benar kaget. Beliau datang sendirian, tanpa pengawalan,” kata Sueb yang juga ketua RW 13 Kelurahan Tambaklorok kepada Jawa Pos Radar Semarang.
Di tengah hangatnya suhu politik tanah air menjelang pemilihan umum presiden (pilpres), dengan segera nama kampung padat penduduk itu pun ramai jadi perbincangan. Apalagi ketika hampir tiga pekan berselang, Fadli Zon, figur penting dari kubu calon presiden Prabowo Subianto, juga melakukan incognito (kunjungan mendadak) ke sana. Bedanya, Jokowi datang malam, sedangkan Fadli tiba siang.
Media pun ramai berdatangan ke kampung yang masuk Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara, tersebut. Begitu pula pengunjung biasa. Sampai-sampai, kepada Jawa Pos Radar Semarang, Sueb menunjukkan buku tamu yang berisi banyak nama wartawan dari berbagai media. Lokal maupun nasional.
“Langsung ke Pak Sueb saja, Mas,” kata seorang warga ketika Jawa Pos Radar Semarang berusaha mengorek keterangan kedatangan dua tokoh nasional itu. Begitu pula respons sejumlah warga lain.
Sueb mengaku tak tahu apa daya tarik “politis” kampung tempatnya tinggal itu. Yang pasti, Jokowi datang ke sana tanpa pengawalan dan pemberitahuan. Begitu juga Fadli Zon yang tiba hanya bersama empat orang lainnya.
Salah satu tetenger utama Tambaklorok kini adalah proyek kampung bahari. Dari Jalan Raya Kaligawe di pantai utara Jawa bagian Semarang, bisa terlihat simbol proyek itu berupa patung ikan.
Mengutip website North Semarang, luas total kawasan Tambaklorok mencapai 46,8 hektare dengan ketinggian 0,5 meter di atas permukaan laut. Tambaklorok mengalami penurunan tanah 9-10 cm per tahun.
Berdasar data 2016, dari website yang sama, diketahui jumlah penduduk di Tambaklorok mencapai 30.678 jiwa. Kampung tersebut menjadi penyumbang 36,02 persen angka kemiskinan Kelurahan Tanjungmas.
Tingkat kepadatan penduduk kurang lebih 750 jiwa per hektare. Mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan. Proyek kampung bahari yang digarap Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat itu berada di bagian Tambaklorok yang dikenal kumuh. Di sana dilakukan pembangunan pasar, ruang terbuka hijau (RTH), dan pembuatan jalan.
Di proyek yang didesain sebagai tempat wisata tersebut, pengunjung dapat melihat proses nelayan menangkap ikan. Sekaligus memproses hasil tangkapan laut, melihat rumah apung, hingga menikmati pemandangan laut di pesisir Semarang.
Menurut Teguh Yuwono, pakar politik Universitas Diponegoro Semarang, sisi strategis Tambaklorok sebenarnya tidak ada. Kalau kemudian Jokowi sampai ke sana, bahkan lebih dari sekali, itu terjadi karena sejalan dengan platform partai tempatnya berasal, PDI Perjuangan (PDIP). “Tambaklorok simbol dari wong cilik, nelayan, kemiskinan. Jadi, sebetulnya apa yang dilakukan Jokowi merupakan model atau alur pemikiran politik PDIP,” jelas Teguh.
Tambaklorok juga dikenal sebagai “kandang banteng”. Pada Pilpres 2014, Jokowi yang kala itu berpasangan dengan Jusuf Kalla juga menang di sana. Kedatangan Jokowi itulah yang kemudian menjadikan Tambaklorok viral. “Apa yang dilakukan Fadli Zon (dengan datang ke Tambaklorok, Red) tersebut hanya untuk mengimbangi petahana,” katanya.
Sueb mengenang, malam itu dirinya diminta Jokowi menjadi pengawal dadakan. Bersama Sueb, Jokowi menuju RTH Tambaklorok. Kepada Sueb, Jokowi mengaku hanya datang bersama sopir. “Setelah di situ, ada warga yang menanyakan terkait dengan proyek kampung bahari kenapa belum juga selesai, lalu beliau menjawab ‘akan dirampungkan’,” kenang Sueb.
Salah satu yang dikeluhkan warga terkait kampung bahari adalah jalan yang masih belum ideal. Khususnya untuk U-turn. Total waktu kedatangan Jokowi di Tambaklorok sekitar 1 jam. Pukul 00.00 WIB dia kembali ke mobil.
Sementara itu, cerita Munaim, warga Tambaklorok yang sempat berbincang dengan Fadli Zon, politikus Partai Gerindra tersebut sempat menanyakan perkampungan dan kehidupan para nelayan. Dia berada di sana sekitar 15 menit. “Pak Fadli datang habis duhur, sekitar jam setengah 1 siang. Dua mobil kalau nggak salah,” katanya kepada Jawa Pos.com.
Kepada Munaim, Fadli juga sempat bertanya apakah Tambaklorok masih dilanda banjir. “Saya jawab nggak. Terus nanya lagi soal tangkapan, ya saya jawab susah,” ujarnya menirukan.
Sampai berlangsungnya pilpres pada 17 April nanti, bisa jadi masih akan ada tokoh dari kedua kubu yang mampir ke Tambaklorok. Teguh hanya berharap Tambaklorok tak cuma menjadi komoditas politik. Sebaliknya, kedatangan para tokoh itu diharapkan bisa menarik perhatian berbagai pihak untuk lebih mendorong kemajuan Tambaklorok. “Kalau cuma jadi komoditas politik, kasihan warga di sana,” tuturnya.
sumber
1
1.8K
12


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan