Kemajuan teknologi semakin pesat, terutama dibidan AI atau kecerdasan buatan.
Seperti yang terjadi di jepang nih , dimana baru-baru ini sebuah program AI digunakan untuk mengajak orang mengenal lebih tentang ajaran Buddha terutama tentang kasih sayang.
Tujuannya sih katanya supaya orang-orang yang tidak tertarik dengan ajaran Buddha dapat tertarik setelah mendengar ajaran dari yang robot ini berikan. Kaya gimana sih bentuk robotnya? yuk simak aja langsung deh gan.

Quote:
Ilustrasi patung batu Kannon. | Pixabay
Jepang kini punya robot penceramah di kuil. Dibuat serupa Kannon Bodhisattva, sosok Dewi Kasih Sayang umat Buddha Jepang, robot ini ditenagai kecerdasan buatan (AI). Namanya Mindar. Tugasnya berceramah soal ajaran Buddha secara sederhana.
Kehadiran Mindar telah diumumkan kepada media di Kuil Kodaiji di kota Kyoto, Jepang, pada akhir pekan lalu. Ia akan mulai ceramah Maret 2019.
Sistem AI yang menjadi inti Mindar mengandalkan jaringan saraf tiruan yang mencoba mensimulasikan cara otak bekerja untuk belajar.
Jaringan saraf dapat dilatih untuk mengenali pola dalam informasi--termasuk ucapan, data teks, atau gambar visual--dan merupakan dasar bagi sejumlah besar perkembangan AI selama beberapa tahun terakhir.
AI konvensional menggunakan input untuk “mengajarkan” suatu algoritme tentang subjek tertentu dengan memberinya sejumlah besar informasi.
Pengaplikasianya termasuk layanan terjemahan bahasa Google, perangkat lunak pengenalan wajah Facebook, dan filter langsung Snapchat yang mengubah gambar.
Proses memasukkan data ini bisa sangat memakan waktu, dan terbatas pada satu jenis pengetahuan.
Sebuah generasi baru jaringan saraf tiruan yang disebut Adversarial Neural Networks mengadu akal antara dua bot AI satu sama lain. Cara ini memungkinkan mereka untuk belajar dari satu sama lain.
Pendekatan ini dirancang untuk mempercepat proses pembelajaran, serta menyempurnakan hasil yang dibuat oleh sistem AI.
Di aula kuil yang dibangun oleh istri Toyotomi Hideyoshi--panglima perang abad ke-16 yang menyatukan Jepang--untuk memperingati suaminya, dengan tangan terkatup, Mindar memberikan ceramahnya.
Isinya tentang Sutra Hati, sebuah kitab suci utama dalam ajaran Buddha yang menawarkan jalan untuk "mengatasi semua ketakutan, menghancurkan semua persepsi salah dan mewujudkan nirwana sempurna". Ia berceramah bersamaan dengan lantunan musik di latar belakang.
Sejauh ini Mindar hanya menyampaikan ceramah dalam bahasa Jepang. Sementara versi terjemahan bahasa Inggris dan Mandarin diproyeksikan di layar.
Seorang perwakilan kuil di Kyoto Higashiyama menyatakan harapannya, agar robot ini bisa "membantu orang-orang yang tak tertarik dengan agama Buddha jadi memiliki minat pada agama".
“Buddhisme melihat penyebaran fenomenal di dunia dengan munculnya citra-citra Buddha,” kata Tensho Goto, seorang imam di kuil pada koran Asahi (h/t The Telegraph). "Kami berharap Android Kannon akan membantu ajaran Buddha menjangkau hati orang-orang saat ini."
Mindar, yang tingginya sekitar 195 cm dan beratnya sekitar 60 kilogram, diproduksi oleh A-Lab Co. yang berbasis di Tokyo. Proyek bernilai 100 juta yen (Rp12 miliar) untuk membangun android Mindar merupakan kolaborasi antara kuil Zen dan Hiroshi Ishiguro, profesor robotika cerdas di Osaka University.
Tubuhnya sebagian besar terbuat dari aluminium, dengan silikon yang digunakan untuk wajah dan tangan. Matanya bukan sekadar hiasan, di mata kiri tertanam sebuah kamera.
Ia dapat menggerakkan kepala, juga lengan dan dada, yang memiliki bagian mekanis tembus pandang.
"Jika sebuah gambar Buddha berbicara, ajaran agama Buddha mungkin akan lebih mudah dipahami," ujar Tensho Goto dalam konferensi pers. "Kami ingin banyak orang datang untuk melihat (robot) untuk memikirkan esensi agama Buddha."
Dewi Kannon mengubah dirinya menjadi berbagai bentuk untuk membantu orang. "Kali ini, Kannon berubah menjadi Android," menurut kuil itu.
Jepang memang bukan negara asing saat kita bicara tentang pengaplikasian robot.
Peneliti Jepang telah mengembangkan robot untuk merevolusi tenaga kerja di Jepang. Contoh, menggunakannya untuk mengajar anak-anak, menghibur orang sakit dan lanjut usia, dan membuang limbah nuklir berbahaya.
Sebuah robot akan dikerahkan untuk melakukan kontak pertama dengan bahan bakar yang meleleh dari bencana nuklir Fukushima No.1.
Bahkan pemerintah Jepang telah memperkenalkan robot-robot di stasiun kereta api untuk memantau area guna mendeteksi barang-barang penumpang yang hilang atau benda-benda mencurigakan.
京都の高台寺にアンドロイド観音マインダー 開発費1億円 /朝日新聞社
Gimana menurut agan? Kira-kira dengan turunnya AI dalam bidang kepercayaan seperti agam, bakalan berpengaruh besar gak yah?
Yang ane takutin malah ntarnya si AI ini malah bikin kepercayaan baru lagi
Quote:
