Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

itanovita6Avatar border
TS
itanovita6
Kisah Tentara Venezuela yang Membelot: ‘Mereka Disuruh Menembak Kami’
Di tengah krisis Venezuela, pemerintah Nicolas Maduro telah memblokir bantuan kemanusiaan yang coba masuk ke negara itu. Ketidakadilan itu membuat beberapa tentara Venezuela memutuskan untuk membelot. Berikut beberapa kisah mereka yang dituturkan kepada The Washington Post.

Oleh: Dylan Baddour (The Washington Post)

Dengan perisai di tangan, seorang mayor sersan berusia 21 tahun berdiri dengan cepat bersama tentara-tentara Venezuela lain di barisan garda nasional Venezuela pada hari Sabtu (23/2) ketika orang-orang sebangsanya memprotes dan mencoba membawa bantuan kemanusiaan memasuki perbatasan dari Kolombia.

Awalnya aksi itu berjalan damai, katanya. Kemudian gerombolan 30 loyalis pro-pemerintah Venezuela yang mengendarai sepeda motor mulai menembakkan peluru langsung ke kerumunan demonstran. Gas air mata, batu, dan peluru karet meluncur berikutnya.

“Kami menyadari bahwa bukan itu yang kami inginkan, jadi kami keluar,” kata sersan mayor Wilfredo. Hari Sabtu (23/2) malam, dia dan dua tentara Venezuela lainnya berjalan keluar dari pangkalan dan pergi ke Kolombia. Dia berbicara dengan syarat bahwa nama lengkapnya tidak akan digunakan karena takut akan pembalasan terhadap keluarganya yang masih ada di Venezuela.

Pihak berwenang telah menghitung lebih dari 100 pembelot seperti Wilfredo sejak protes di perbatasan berubah menjadi kekerasan pada hari Sabtu (23/2), menyebabkan empat orang tewas dan lusinan orang terluka. Dalam wawancara dengan The Washington Post, empat orang pembelot mengatakan mereka terpaksa meninggalkan negara itu setelah mereka diperintahkan untuk meredam protes.

Seorang anggota pasukan khusus melakukan perjalanan dari Caracas untuk melarikan diri selama demonstrasi hari Sabtu (23/2). Mereka mengatakan mereka juga menentang tindakan penolakan dan pembakaran pasokan makanan sementara keluarga mereka kelaparan.

“Mereka baru saja mengirim kami untuk menindas orang-orang yang pada kenyataannya tidak melakukan apa pun terhadap siapa pun,” kata Wilfredo, yang masih berseragam pada hari Minggu (24/2) di kantor pemerintah Kolombia di Cúcuta, di mana puluhan pembelot Venezuela sedang diproses.

Lonjakan kecil pembelotan adalah anugerah bagi oposisi Venezuela, yang tersandung pada hari Sabtu (23/2) ketika rencananya untuk membawa bantuan ke Venezuela dihambat oleh pasukan polisi yang masih setia kepada Presiden Nicolás Maduro. Oposisi yang didukung Amerika Serikat dan dipimpin oleh Juan Guaido meramalkan bahwa angkatan bersenjata akan meninggalkan perintah mereka ketika dihadapkan dengan makanan untuk meredakan krisis kelaparan.

Para pembelot mengatakan bahwa terdapat ketidakpuasan tinggi di antara pasukan, tetapi anggota angkatan bersenjata terikat oleh rasa takut.

Baca Langsung Sumbernya Gan
sebelahblogAvatar border
anasabilaAvatar border
anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
3
408
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan