Lari pagi nafas terengah-engah
Lari sore dikejar buaya Jangan baca setengah-setengah
Salah paham bisa bahaya
Bukan maksud mencari-cari kesalahan GanSis, mendengar berkelebatannya berita kesana-kemari tentang puisi yang mungkin lebih heboh dari puisi 'Aku Tak Tahu Syari'at Islam' oleh Sukmawati Soekarnoputri ini sedikit tergugah pikiran, gatal jemari tangan untuk menuliskan beberapa kalimat sanggahan sekiranya meluruskan.
Puisi seorang dianggap Ustadzah mungkin tak sepopuler dulu dengan ceramahnya di televisi. Ya, Neno Warisman namanya.
Berikut ini GanSis puisi lengkapnya yang ane tangkap via Tribunnews. Mari kita bahas bersama-sama.
Quote:
Bait yang menjadi sorotan di sini adalah "Kemenangan kalbu yang bersih, kemenangan akal sehat yang jernih". Jika diresapi maknanya mengiaskan bahwa hati yang ada di sini merupakan hati yang bersih, suci dan jernih. Jika pun memang telah bersih maka menjadi ria jika kejernihan hati itu menjadi pengakuan menjadi legitimasi. Mungkin akan lebih ramah jika kalimatnya berbunyi, "Mampu menyucikan andai hati telah suci, mampu menenangkan andai hati telah lapang"Atau kalimat pengandaian lainnya yang jauh dari kata 'ria' alias pamer.
Quote:
Untuk bagian ini, seperti terdengar ada suara yang dihalang-halangi selama ini dengan kata lain seperti tuduhan tak terarah meskipun mungkin dalam hatinya tentu saja diarahkan pada kalangan tertentu. Alangkah indahnya apabila kalimat ini merupakan kalimat harapan. Misalnya, "Semoga tak terhalangi, semoga tak tersanggah, semoga tak terpolitisir, nurani tetap mengalir."
Quote:
Pada bait ini, "Dari mulut-mulut kita telah terlantun salawat, zikir, dan doa bergulir." Ini juga merupakan salah satu penyebutan amal yang seharusnya amal itu tak disebut-sebut agar pahalanya tidak hilang. Mungkin akan lebih teduh jika kalimatnya seperti ini, "Sungguh tak hidmat mulut ini tanpa sawalat, sungguh hati menjadi fakir tanpa zikir, dan diri ini tak ada daya tanpa do'a".
Quote:
Yang mengganggu satu kata, yaitu kata 'tinju'. Kenapa harus menggunakan kata tinju? Makna metafornya seperti ingin memukul seseorang. Lagian kalau sudah muncul kata mengepalkan lebih tepat jika kata selanjutnya adalah jemari atau tangan. Karena kata tinju itu sudah menjadi bentuk hasil, logikanya tinju adalah keadaan tangan terkepal. Mungkin akan lebih adem jika kalimatnya,"Mengepalkan semangat." Jadi, makna metafornya bisa diartikan mengumpulkan semangat orang-orang yang ada di sana.
Quote:
Pada bait di atas yang menjadi sorotan adalah "Lindungi kami dari kegembiraan orang-orang yang membenci kami." Ya, mungkin artinya adalah lindungi dari ditertawai orang atau semacamnya. Sayangnya bisa juga berarti lain, misal arti lainnya berharap orang yang pernah benci tak bergembira lagi. Bukannya lebih bagus jika kalimatnya lebih teduh, misalnya, "Lindungi kami dari para pendzalim, dan lindungi juga diri kami dari perbuatan dzalim."
Quote:
Pada penggalan bait di atas sebetulnya mengiaskan banyak orang, mengapa kalimatnya "selalu berdua."? Kan bisa menggunakan kalimat yang masih bisa berkorelasi dengan bait di atas. Misalnya, "Yang selalu berharap kebersamaan dengan-Mu, Ya Rabb".
Quote:
Pada bait ini juga masih tentang kata ganti orang "berdua" lebih berkorelasi jika menggunakan kata "bersama" supaya terkesan semua orang juga turut dido'akan.
Quote:
Mungkin salah satu bait ini yang paling ramai diperbincangkan, "Kami khawatir ya Allah, tak ada lagi yang menyembah-Mu." Padahal tak sedikitpun kekuasaan dan keagungannya berkurang seandainya pun semua makhluk tak taat kepada-Nya. Mungkin kalimat ini akan lebih sejuk jika seperti ini, "Kami khawatir, kami menjadi berhala bagi diri kami sendiri. Maka rendahkanlah hati kami, jadikan kenikmatan menyembah-Mu melebih kenikmatan-kenikmatan duniawi yang ada dalam diri kami."
Quote:
Khususnya tiga bait terakhir, sebagai pendengar ane terasa ada nada-nada provokasi penggiringan opini bahwa rezim saat ini seperti itu. Ini bukan membela rezim atau apapun GanSis. Seandainya pun kalimatnya ingin menyuarakan keprihatinan atas ketidakadilan. Kan bisa kalimatnya seperti ini, "Mengetuk-ngetuk pintu langit-Mu, Memohon keprihatinan kau gantikan dengan kegembiraan. Kesewenang-wenangan kau gantikan dengan cahaya keadilan. Bersihkan hati kamu dari saling tuduh-menuduh. Sucikan hati kami dari kepongahan. Tak ada yang lebih berkuasa dari-Mu, maka anugerahilah para penguasa dengan kearifan-Mu."
Begitu GanSis, menurut ane pribadi. Tak ada benci di antara kita, baik pemilih kosong satu ataupun kosong dua. Sedangkan ane belum pilih siapa-siapa. Jadi inget kata Rose Tico sama Finn di 'Star Wars: The Last Jedi' saat Finn ingin menyerang balik musuh-musunya,
Quote:
"Semua ini bukan tentang bagaimana menghancurkan semua yang kita benci, melainkan bagaimana menyelamatkan semua yang kita cintai."