- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Mahfud MD Jelaskan Gerakan yang Gagalkan Pemilu, Waspada Teror Hoaks dan Tetap Rukun


TS
n4z1.v8
Mahfud MD Jelaskan Gerakan yang Gagalkan Pemilu, Waspada Teror Hoaks dan Tetap Rukun

Mahfud MD Jelaskan Gerakan yang Gagalkan Pemilu, Waspada Teror Hoaks dan Tetap Rukun Meski Berbeda
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD menilai ada gerakan ingin mengacaukan pemilu yang akan berlangsung pada 17 April mendatang.
Beberapa kali, dan dalam setiap kesempatan Mahfud MD telah jelaskan ada indikasi-indikasi untuk mengacaukan bahkan menggagalkan Pemilu 2019.
Mahfud MD pun akhirnya menjelaskan empat gerakan yang saat ini sudah muncul yang bertujuan untuk merusak kredibilitas KPU.
Hal tersebut dijelaskan dalam wawancara di Kompas TV pada Jumat (22/2/2019) pagi.
Mahfud MD melakukan wawancara melalui sambungan telepon dari Banyuwangi kemudian menjelaskan setiap gerakan yang patut dikhawatirkan jelang Pemilu 2019.
"Begini ya, ada upaya meruntuhkan kredibilitas KPU, judul-judul di media massa juga tidak salah. Ada gerakan untuk menggagalkan Pemilu," jelas Guru Besar kampus UII Yogya tersebut membuka.
Mahfud MD pun menjelaskan ada empat level gerakan yang bertujuan untuk menggagalkan Pemilu.
"Gejala di tengah masyarakat itu ada empat level untuk mengacaukan Pemilu itu, level yang paling tinggi adalah level yang ingin menggagalkan," lanjut Mahfud MD.
Mahfud MD menjelaskan juga, level ingin menggagalkan Pemilu bisa berupa tindakan kriminal untuk membuat situasi kacau.
"Misalnya ada bom pada saat debat capres, itu jelas," ujar Mahfud MD.
"yang sebenarnya petasan ya pak Mahfud seperti polisi katakan?" tanya reporter Kompas TV, Bayu memperjelas.
"Iya itu jelas meresahkan masyarakat. Kemudian yang lebih seru di Jawa Tengah itu terjadi pembakaran mobil dan motor secara terpola," lanjut Mahfud mencontohkan.
Pada level kedua, yakni kasus pemberitaan bohong atau hoaks merajalela jelang Pemilu.
"Tidak jelas-jelas menggagalkan Pemilu tapi mengarah kesana, yakni penyebaran hoaks. Sudaj jelas-jelas tidak benar masih terus diproduksi tapi diulang-ulang," sebut Mahfud MD.
Mahfud MD menjelaskan kabar hoaks terkait pergantian Ma'ruf Amin dengan Basuki Tjahaja Purnama yang jelas-jelas tidak mungkin terjadi karena ada Undang-Undangnya.
Mahfud Md juga menceritakan kabar hoaks terkait surat suara yang sudah tercoblos, meski surat suara belum tercetak.
Kemudian pada level ketiga yakni tindakan-tindakan yang bertentangan dengan akal sehat.
"Selalu KPU itu disalah-salahkan, selalu dikatakan KPU antek pemerintah, KPU didikte pemerintah. Padahal pemerintah tidak pernah menyentuh KPU, yang buat KPU itu dulu kan DPR. Mereka pilih sendiri kemudian dituduh KPU diminta pemerintah untuk kasih kisi-kisi. Setelah dibuka ternyata kedua belah pihak yang meminta agar kisi-kisi debat itu dibuat. Setelah keduanya yang minta keduanya sama-sama malu," jelas Mahfud MD lagi.
Hal-hal ini disebut Mahfud bisa meruntuhkan kredibilitas KPU RI.
Mahfud MD juga ibaratkan pemilihan kali ini sebagai aduan ikan di kolam.
"Seperti ngadu orang di kolam. Sekarang kita pilih nomor tertentu agar terjadi pergantian pemerintahan. Setelah itu kita isi lagi, yang mengganti itu kita tendang juga melalui konstitusional melalui mencari kelemahannya," ujar Mahfud MD.
Mahfud menjelaskan jika banyak orang yang meminta dirinya untuk melaporkan, namun Mahfud jelaskan hal ini tentu sudah diselidiki oleh kepolisian.
Lebih lanjut Mahfud MD menjelaskan hal ini harus diungkapkan ke publik.
"Pemilu ini kita setuju. Pemilu adalah pesta demokrasi. Tidak ada pesta yang mengerikan. Pesta itu biasanya nyaman,"
"Nah ini sekarang ini banyak teror-teror, saling mengkafirkan orang, menyalahkan, menganggap orang lain dihadapi adalah musuh.Oleh sebab itu saya berbicara ke masyarakat, ayolah Indonesia bisa jadi emas tapi kita harus bersatu," jelas Mahfud MD.
"Boleh berbeda pilihannya, jika sudah terpilih kemudian kita berpelukan lagi, itulah filosofi kehidupan kita berbangsa dan bernegara," lanjut Mahfud MD.
Pada akhir sesi wawancara Mahfud MD meminta masyarakat untuk rukun, dan tidak percaya dengan berita hoaks jelang Pemilu 2019.
Mahfud MD berharap Indonesia bisa ciptakan demokrasi damai, untuk menjadikan bangsa Indonesia emas, dengan menghargai siapa yang menang dan kembali berpelukan bersama. (*)
(Tribunnews.com/ Siti Nurjannah Wulandari)
Kubu Nasbung
=======
Sudah jelas kan ciri-cirinya?
Kubu mana yang selalu membuat narasi pesimis dan curang curang curang?
Kalau kalah, curang.
Kalau menang, gak curang.
Kalah? Siap-siap bikin medan perang.
Berdamai dengan nasbung?
Haram!!!!
9
3.1K
27


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan