google image


“Mintalah banyu ke tempat guru Fulan!” begitu kalimat yang sering terdengar dalam masyarakat, khususnya di Kalsel, ketika seorang kerabat atau teman memberi saran terhadap seseorang yang mengalami suatu penyakit, namun tak mampu berobat secara medis. Atau sudah berobat, namun tak sembuh-sembuh juga.

Dengan harapan besar untuk sembuh, saran itupun dilaksanakan. Maka pergilah ia atau keluarganya ke tempat orang yang dimaksud, dengan membawa sebotol air.

Sesampai di sana, setelah ditanya tujuannya 'minta banyu', sang guru pun membuka tutup botol air tersebut, lalu kumat kamit membaca doa-doa tertentu, dan terakhir meniupkannya ke air tersebut. Setelah itu, dia memberi petunjuk cara penggunaannya, entah diminum, dimandikan, disapukan pada bagian badan yang sakit, atau diusapkan ke wajah saja.

Begitulah fenomena yang sering terjadi sehari-hari. Ada yang benar-benar sembuh, ada pula yang tetap sakit setelah diberi terapi air tersebut. Bagi yang sembuh, ia akan bercerita kepada orang lain tentang pengalamannya itu, sehingga yang lain pun ikut 'minta banyu' ke guru tersebut jika ada keluarganya yang sakit.

Umumnya sang guru tidak meminta imbalan, tapi menerima secara sukarela berapapun jumlahnya jika sang pasien memberikan hadiah atas jasanya itu.

Di samping itu, banyak pula masyarakat yang meletakkan botol air pada tempat atau acara yang banyak dibacakan ayat-ayat Alquran dan shalawat Nabi, dengan tujuan sesuai dengan apa yang diniatkannya.

Menyaksikan fenomena tersebut, mungkin kita bertanya-tanya:

Bagaimana bisa air yang dikasih doa bisa menjadi penyebab sembuhnya suatu penyakit?



Dalam hal ini, KH. Husin Nafarin, seorang Ulama Kalsel, pernah menjelaskan dengan mengutip hasil penelitian Dr. Masaru Emoto dalam bukunya The Hidden Message in Water.

Menurut Ustaz ini, Dr. Masaru pernah mengadakan eksperimen terhadap sebotol air murni, dengan mengucapkan kata-kata tertentu pada air tersebut.

Dengan mengambil sampel beberapa tetes air, lalu ditaruh pada piring dan dimasukkan pada alat pendingin dengan suhu di bawah 250 derajat.

Setelah air membeku, lalu diteliti di bawah mikroskop pada suhu ruangan 50 derajat celcius.

Saat air es meleleh, diabadikan melaui foto, dan hasilnya terihat sebagai berikut:

1. Kata Arigato (terima kasih), terbentuk kristal segi enam yang indah.
2. Kata setan, kristal berbentuk buruk.
3. Diputarkan simponi Mozart, kristal muncul berbentuk bunga.
4. Diperdengarkan musik Heavy Metal, kristal hancur.
5. Lima ratus orang berkonsentrasi memusatkan pesan damai, kristal air mengembang bercabang-cabang dengan indahnya.
6. Dibacakan doa Islam, terbentuk kristal bersegi enam (heksagonal) dengan lima cabang daun muncul berkilauan.

Masaru Emoto berkesimpulan, bahwa air bersifat bisa merekam pesan, seperti pita magnetik atau Compact Disk. Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan tercetak di air.
***
Dengan demikian, setiap kata atau doa yang dibacakan pada air, akan membentuk semacam senyawa kimia yang mengubah air tersebut, dan dapat mempengaruhi orang yang menggunakan air tersebut. (*)