Siapa tak kenal Wakil Presiden yang sudah banyak makan asam garam, Jusuf Kalla bukanlah orang sembarangan. Namun kenapa di saat jabatannya mau habis, Sang kakek pun mengkritisi kebijakan Jokowi terhadap Infrastruktur.

Nyanyian Wakil Presiden membuka mata oposisi untuk menyerang ketika seorang Wakil Presiden yang berada di lingkaran istana, mengkritik infrastruktur yang dilakukan pemerintah yang di pimpin oleh Jokowi hingga menyedot dana yang cukup lumayan yang seharusnya bisa diefisiensikan.

Loh..S E N S O Rari dulu kemana aja pak ? Kok sudah menjelang kiamat baru misuh-misuh, apa bapak sudah berhaluan ke oposisi karena ada beberapa kebijakan yang membuat persahabatan bapak kurang mesra dengan pemerintah.

Atau hanya ingin cuci tangan bila suatu saat negara ini bangkrut tak bisa bayar hutang ? Mbok ya kritiklah di dalam rapat, tak usah diungkap ke publik bisa semakin memanas saja nanti April 2019.

Nyanyian bapak tentang LRT Palembang, Kereta Trans Sulawesi, LRT Bogor membuat publik terhenyak apa bapak ingin menjadi pahlawan bertopeng ?

Bahkan masih ingatkah dulu waktu Jokowi ingin naik dari Gubernur menjadi Presiden !! Atau bapak lupa ??



"Siapa bilang Jokowi tidak punya pengalaman. Dia kan gubernur DKI, pengalamannya lewat wali kota Solo. Tapi jangan tiba-tiba karena dia terkenal di Jakarta, tiba-tiba dicalonkan presiden, bisa hancur negeri ini, bisa masalah negeri, tapi kalau sukses di DKI, ya silakan," kata JK di video wawancara yang beredar di youtube.



Tidak Jusuf Kalla berbuat seperti ini agar banyak mata yang melihat dan memperbaiki juga kinerja Jokowi, APN pun bocor karena banyaknya pengeluaran yang seharusnya tak perlu, terutama di bagian infrastruktur yang dananya menggerus keuangan negara. Dan JK merupakan salah satu politisi ulung, dimana geraknya masih lincah untuk berada di lingkaran Istana.

Tak hanya itu, lahan yang dimiliki Prabowo pun Sang Kakek buka suara, bahwa ia lah yang mengijinkan Prabowo untuk membeli 220.000 hektare lahan di Kalimantan Timur. Hal itu terjadi ketika Jusuf Kalla masih menjabat sebagai wakil presiden era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2004.

Bicara lahan hutan untuk industri yang di punya Prabowo sebesar 220 ribu hektare di Tanjung Redeb, Kalimantan Timur tersebut sebenarnya merupakan tanah hasil sitaan kredit macet di Bank Mandiri. Hingga JK pun memerintahkan kepada Agus Martowardojo yang menjabat sebagai Dirut Bank Mandiri saat itu, agar menyerahkan lahan tersebut kepada pengusaha pribumi yang ingin membeli, jatuhlah pilihan itu kepada Prabowo walau ada pengusaha Singapura dan Malaysia yang juga menginginkan tanah tersebut. Prabowo pun membeli dengan harga 150 juta dollar cash tak boleh utang, dengan sertifikat HGU.

Seperti kita tahu peran JK terlihat ketika masih berada di Istana di masa SBY berkuasa, namun di era kepemimpinan Jokowi peran JK nampaknya hanya menjadi penghias dinding Istana.



Cukup menarik melihat nyanyian pak JK di tubuh pemerintahan sendiri, apakah ini sifat asli JK yang memang kritis dalam mengambil kebijakan ? Atau memang JK sedang mempersiapkan untuk pensiun secara "gagah" dengan menunjukkan karakter aslinya, entahlah yang terpenting saat ini terlihat demokrasi pun berjalan di tubuh Istana. Tak semua kebijakan Jokowi di setujui oleh partnernya yang memang memiliki wawasan yang luas.

Namun bagaimana bila Jokowi nanti menang ? Wakilnya bisa apa ? Apa akan sekritis JK atau hanya jadi boneka lucu penghias Istana !! Hmmm kita tunggu saja tanggal mainnya. Kalah menang sudah biasa inilah permainan politik yang untungnya tak ada yang bisa menjabat sebagai Presiden Abadi.



Setidaknya sebagai warga yang pintar akan ada kontrak-kontrak politik untuk kepentingan pribadi, golongan dan juga masyarakat. Pilihlah nanti pemimpin yang mengayomi, dan kritiklah bila sang pemimpin salah jalan. Jangan jadi orang bodoh seakan-akan mengkultuskan pemimpin serupa nabi, walau kebijakannya menyengsarakan masyarakat tetap saja di bela.

Semoga tidak ada yang membuat masyarakat terpecah belah, semua pemimpin ada kelebihan dan kekurangan. Bahkan pemimpin saat ini tak bisa berjalan sendiri kebijakannya terkadang di setir juga oleh partai pengusung. Presiden di negeri ini tidak mutlak kekuasaannya, hanya sebagai pengambil kebijakan dan eksekusi kepentingan yang mengusung !! Tentu saja hal itu tak diungkap hanya ada dibalik layar.

Jadi tak bisa juga menyalahkan Presiden seutuhnya juga, kecuali bentuk negara ini Monarki. Monggo siapkan diri april mendatang pilihlah yang sesuai dengan hati.

:nyantai:nyantai:nyantai

Seruupuutt dolo...

created by c4punk@2019

referensi tulisan