Suara.com - Pemilik restoran nasi campur babi menyogok atau memberikan uang ke aparat pemerintah DKI Jakarta untuk mendapatkan izin usaha. Untuk dapat izin dari warga, dia pun harus menemui sejumlah ormas kepemudaan dan keagamaan.

Pemilik Rumah Makan Nasi Campur Emanuel, Kevin bercerita sempat tutup sebulan karena diprotes warga. Kevin pun sempat bingung untuk mendapatkan izin usahanya.

Sampai akhirnya dia mengurus izin setelah didatangi pejabat Pemerintah Kota Jakarta Selatan, Senin (18/2/2019) kemarin. Setelah didatangi, dia pun mengurus izin. Namun untuk mendapatkan izin, dia harus memberikan sejumlah uang ke pihak-pihak tertentu.

"Sebulan lah ngurus izinnya, saya sempat tutup sebulan. Ya dipersulit sih nggak, cuma paham sendirilah 'salam tempel'nya sana sini," kata Kevin saat dihubungi Suara.com, Rabu (20/2/2019).

Salam tempel yang dimaksud Kevin adalah uang sogokan atau uang tak resmi untuk memuluskan perizinannya. Sayangnya Kevin tak mau jelaskan rinci jumlah yang dan pihak yang disogok oleh Kevin.

Kevin menambahkan ini adalah kali pertamanya mengurus izin tempat usaha karena sebelumnya usaha makanan babinya hanya berjualan melalui media sosial instagram.

"Saya jujur. Saja awalnya usaha ini online, terus karena responnya positif jadinya kita berani ambil ruko di sana. Saya jujur awam, saya UKM, nggak tahu kalau usaha beginian itu harus izin, akhirnya kita urus, sowan dengan warga RT RW, sudah bisa semua," jelasnya.

Kini, restoran yang terletak di Jalan Prof. Dr. Soepomo Nomor 45 RT 014 RW 06 Kelurahan Tebet Barat, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan itu sudah beroperasi kembali setelah mengantongi TDUP (Tanda Daftar Usaha Pariwisata) dan Sertifikat Layak Sehat (SLS).

https://m.suara.com/news/2019/02/20/193711/restoran-nasi-campur-babi-tebet-dapat-izin-karena-kasih-salam-tempel

Babi bebas, asal ada salam tempel.

Setelah itu, klo masih bacod "hormati keyakinan/agama kami" gw tempeleng mukak lu.

Nguik...nguik...enyakkkkk