Kacang lupa kulit !! Entahlah kalau ada kawanku bicara seperti itu rasanya memang menggelitik apalagi kalau bicara tentang politik. Maklum saja "Kacang Lupa Kulit" adalah hal yang biasa, menikam teman sejalan, berjabat tangan di balik layar, kemudian berpelukan dengan mesra sesama rival seakan tak ada apa-apa, namun sering panas di media sosial. Bahkan lucunya lagi sudah dibantu malah menjadi musuh dalam selimut, itulah dunia politik yang serba abu-abu tak ada hitam dan putih yang jelas.



Menjelang pilpres para kandidat pun meramu strategi dengan memainkan bidak-bidaknya untuk memenangkan pertandingan, para buzzer pun sibuk bekerja siang dan malam. Begitu juga elite politik yang mengeluarkan dana untuk dukung mendukung, lalu pengusaha baik kecil maupun besar pun turut andil untuk melancarkan bisnisnya. Bentuk dukunganpun beraneka macam terkadang dengan cuitan-cuitan nakal di medsos ada saja CEO dari pebisnis yang terkesan mendukung paslon tertentu membuat netizen yang berseberangan pun marah-marah, karena kerap memakai data hoax yang sudah dianggap biasa dalam memojokkan paslon tertentu.



Tapi masalah "Kacang Lupa Kulit" saat ini, ditengah situasi yang panas memang bisa menjadi berita heboh hingga para simpatisan pun ribut di media sosial, ane hanya bisa senyum dengan aksi dan reaksi sudah biasa !! di negeri ini lebih senang boikot, uninstall, bahkan demo pun bisa berjilid sampe ada reuninya segala, welehhh itu demo lulusnya jadi apa ? S3 gitu ? "Sarjana Suka Senewen".

Sebelum badai api sumbu pendek menyerang sebenarnya para elite pun akur-akur saja malah dukung mendukung pun dilakukan, lucunya makin kesini kok senengnya main tikung menikung macam lomba balap di sirkuit saja. Bahkan kalau boleh dikata "Kacang Lupa Kulit" sering sekali ada di ranah panggung politik, buat ane itu hal yang biasa. Jadi kalau saat ini netizen terpecah belah hingga mengunggah sesuatu yang tak perlu, terlebih lagi seorang pengusaha hmmm.... Pastinya ada udang dibalik bakwan, apa maksudnya dan apa tujuannya ? Dunia politik memang penuh kepentingan, begitu juga para pengusaha mereka pun ada kepentingan yang di perjuangkan dengan mendukung para calon, bahkan sekelas ulama pun tunduk pada kepentingan.



Hingga kedua calon pun beradu energi untuk menunjukkan siapa yang lebih agamis, lucu..!! Milih pemimpin negara, apa ketua MUI ?? Nah.. Lohh.. Itukan TS menyindir ucapan salah satu omongan dari mantan presiden yang sekarang menjilat ludah sendiri. Dimana ternyata wapresnya dengan predikat ulama dan sudah uzur, lucu....yah semua terjadi karena badai fitnah dan hoax selalu menerpa, terkadang dari teman sendiripun berbuat hal yang diluar akal ujung-ujungnya pun malu dikadali kawan sendiri, padahal dah mewekers di media ada penganiayaan tak tahunya hoax belaka. Malu ??...ah para elite sudah tak tahu malu, yang mantan napi pun bisa mencalonkan diri lagi, yang penting ada dana masuk ke partai pengusung

Kontrak-kontrak politik pun dilakukan untuk memberikan kepastian bahwa kepentingan golongan mereka di taati, inilah politik yang tidak mencerdaskan, buat apa ada parlemen yang bisa musyawarah untuk mufakat memilih pemimpin bangsa. Dana pemilu yang besar dengan banyaknya parpol baru membuat masyarakat hanya bisa membisu. Semua orang yang punya kedudukan sibuk mencari celah untuk kemajuan pribadinya, mendekati para penguasa sudah tentu lebih aman. Tidak usah sampai hijrah ke timur tengah sampai lupa untuk pulang, katanya cinta NKRI tapi kok menghilang. Itulah dunia politik siapa yang sejalan akan aman kalau tak sejalan bisa meriang tujuh turunan.



Sebenarnya ane rindu dengan keadaan yang serba akur, damai dan tenang, tapi sayang politik saat ini menjadi membara dengan tiupan agama dibalik layar mungkin ini efek HTI dibubarkan ? kita lihat saja tukang domba berkeliaran sambil jualan kompor biar hangat sehangat kopi pagi ini.

:nyantai:nyantai:nyantai

Serupuutt dolo



created by c4punk@2019

Gambar, Milik om google.