
Achmad Zaky, CEO Bukalapak yang sedang jadi perhatian di media sosial. Foto: dok. Bukalapak
Jakarta - Kejadian yang menimpa
Achmad Zaky, yang juga menyeret perusahaan besutannya,
Bukalapak, sedang menyita perhatian. Hal ini terkait dengan cuitannya yang memunculkan kalimat "presiden baru" terkait dengan alokasi anggaran negara untuk riset dan pengembangan.
Zaky sendiri memang terbilang aktif di
Twitter. Bisa dibilang ia jadi yang paling aktif
bermedsos, di antara para pimpinan startup unicorn di Indonesia lainnya, seperti William Tanuwijaya (CEO Tokopedia) dan Nadiem Makarim (CEO Go-Jek).
Baca juga: Netizen Riuh #uninstallbukalapak, Ada Apa?
Aktifnya pria berkacamata tersebut di media sosial besutan Jack Dorsey itu seakan mengingatkan dengan
Elon Musk. Pendiri Tesla, SpaceX, dan The Boring Company itu kerap blak-blakan di Twitter mengenai hal apa pun.
Cuma, kiprah Elon di medsos tidak lantas membuat perusahaannya ikut jadi bulan-bulanan netizen. Misalnya, soal hinaan 'pedo' ke Vernon Unsworth, penyelam asal Inggris yang terlibat dalam misi penyelamatan korban gua di Thailand, hanya Musk pribadi yang dihujat di dunia maya. Tiga perusahaan pimpinannya relatif aman.
Kalaupun ada yang menyerang, itu adalah SEC, bukan warganet, yang menjatuhkan denda sebesar USD 20 juta. Hal tersebut terkait dengan tweet yang menyebut ia ingin menjadikan Tesla kembali sebagai perusahaan privat. Dalam hal ini pada akhirnya perusahaan pun ikut jadi kena getahnya akibat aktivitas sang bos di medsos.
Baca juga: Klarifikasi Lengkap Bukalapak dan Achmad Zaky
Nah, cerita Elon Musk yang kelahiran Pretoria, Afrika Selatan itu sedikit berbeda dengan yang dialami oleh Zaky dan Bukalapak. Selain Instagram Zaky yang diamuk massa secara online, e-commerce besutannya itu pun juga diserang.
Gara-gara "presiden baru" itu, banyak netizen yang sampai menyerukan tagar #uninstallbukalapak. Bahkan, ada warganet yang menyertakan tangkapan layar benar-benar sedang melakukan uninstall aplikasi Bukalapak di perangkatnya. Padahal sebagai e-commerce, aplikasi merupakan satu aspek penting buat jualan Bukalapak.
Fenomena ini sendiri bukan yang pertama di Indonesia. Sebelumnya, ada Alex Rusli, mantan CEO Indosat Ooredoo, yang mengalami hal serupa.
Pada 2017 silam, ia sempat menulis "Sebagai perusahaan kami tdk tolerate sama sekali pegawai yang anti NKRI" di akun Twitter miliknya. Hal ini terkait dengan pemecatan salah satu pegawainya di Indonesat Ooredoo karena dinilai anti pemerintah.
Baca juga: Achmad Zaky Sah-sah Saja Nge-Tweet 'Presiden Baru', tapi...
Cuitan Alex di medsos lantas berimbas pula ke perusahaan yang ia pimpin. Saat itu setidaknya sempat ramai tagar #boikotindosat dari netizen yang merespons pernyataan Alex. Tapi ia mengaku tak kapok menggunakan medsos lantaran baginya, dunia maya merupakan tempat mendengar keluhan konsumen secara langsung.
Beberapa kisah ini bisa jadi gambaran (secara umum) betapa pentingnya berhati-hati dan bijak dalam aktivitas medsos. Apalagi jika yang nge-tweet itu adalah sosok-sosok bos. Bukan tak mungkin cuitan itu lantas berimbas ke perusahaan yang dipimpin, baik lewat gerudukan netizen maupun hal-hal lainnya.
(mon/krs)
https://inet.detik.com/cyberlife/d-4...p_nhl_judul_29
kali ini status pengangguran ente gak bisa bantu pret kampret, krn semua user hp selalu megang hp ditangan, libur2 juga