
Halo-halo, Selamat Friday agan dan aganwati

Gimana yang cowo udah solat jumat belon?
Solat jumat gak akan bikin lu ganteng gan, Tapi bikin lu jadi pribadi yang lebih baik.. Amin...
Eh gini-gini, Lau-lau udah pada nonton si cewe robot Alita kan?
Gimane pelemnya? Seru ye kan? hahaha
Nah, Disini ogut mau ngasih bocoran gimana caranya si sutradaranya ini "Menghidupkan" si tokoh Alita ini.
(Yang jelas bukan diidupin pake Edo Tensei ye wkwkwkw)

Yuk langsung ae diminyak gan.
Quote:
Penampilan Alita dalam film Alita: Battle Angel | 20th Century Fox
Efek spesial di bidang pencitraan tiga dimensi telah melangkah lebih jauh lewat film Alita: Battle Angel.
Film ini berjenis live action alias bukan animasi, tapi tokoh utamanya, Alita (diperankan Rosa Salazar), adalah hasil perpaduan pencitraan digital dengan teknologi penangkapan gerakan (motion capture).
Hasilnya bisa dibilang sangat halus. Dengan wajahnya yang khas anime Jepang--tirus, berbibir tipis, bola mata berukuran besar--Alita si manusia setengah robot berinteraksi tanpa gangguan dengan karakter lain yang diperankan Christopher Waltz, Keean Johnson, Mahershala Ali, dan Jennifer Connelly.
Bagaimana sutradara Robert Rodriguez menghidupkan Alita ke layar lebar? Untuk itu, kita harus mundur ke tahun 2009, ketika Avatar karya James Cameron mengubah wajah industri perfilman dengan teknologi 3D-nya.
Tadinya, Alita digarap oleh Cameron sebagai sutradara, tapi saat ini lelaki di balik Titanic (1997) itu sibuk mengembangkan sekuel-sekuel film Avatar. Cameron masih ada di proyek Alita, tapi ia jadi produser saja.
Berkat Avatar (2009), teknologi untuk menciptakan karakter CGI sekompleks Alita melalui motion capture (mocap) baru bisa dimungkinkan.
Mocap adalah proses ketika performa aktor manusia -- pergerakan, ekspresi wajah, dan emosi -- digambar ulang menjadi karakter oleh komputer. Cameron melakukan ini dalam Avatar untuk menghidupkan makhluk alien Na’vi yang diperankan oleh Sam Worthington dan Zoe Saldana.
Proses pembuatan efek visual dalam Alita ditangani Weta Digital, perusahaan efek visual di balik Avatar dan beberapa judul lain seperti Avengers: Infinity War (2018), Valerian and the City of a Thousand Planets (2017), dan War for the Planet of the Apes (2017).
Dilansir dari News.com.au, senjata rahasia Weta dalam Alita adalah apa yang mereka sebut “bonekanya Rosa”. Rosa yang dimaksud adalah Rosa Salazar, pemeran Alita.
Aktris berusia 33 itu berakting di depan kamera dengan menggunakan baju mocap dari ujung kepala hingga kaki. Salazar juga mengenakan dua kamera di depan wajahnya, untuk menangkap kedalaman ekspresi wajah sang aktris.
Setelah itu, “Boneka Rosa” pun mengambil peran. Ini bukan boneka dalam artian sebenarnya, melainkan sebuah program komputer yang dapat digunakan untuk mengolah performa Salazar, dari manipulasi alis, mulut, hingga keseluruhan emosi Alita agar karakter tersebut terasa betulan.
“Performa wajah sangat penting. Jika Anda bisa membuat wajah karakter CGI yang meyakinkan, penonton akan jatuh cinta,” ujar Mike Cozens, supervisor animasi Weta.
Itulah alasan aktor seperti Salazar tetap dibutuhkan. Tak akan ada “jiwa” jika karakter seperti ini dibuat murni menggunakan CGI dari nol.
“Dengan menangkap performa aktor betulan dan menangkap setiap detail terkecil, dari fisik hingga rentang emosi, dari dialog hingga monolognya, hingga ekspresi terkecil yang muncul di wajahnya, itu semua membuat performa yang terpadu,” lanjut Cozens.
Contohnya adegan ketika Alita memakan cokelat untuk pertama kalinya. “Itu semua performa Rosa. Ketika dia menggigit cokelat itu, dia menyatakan rasa ‘wow, ini luar biasa’ dalam aktingnya. Weta Digital bertugas menyatakan itu ke dalam layar (hasil akhir),” ujar produser Jon Landau.
Janji pada si pembuat manga
Mengapa Cameron dan Rodriguez repot-repot menggunakan mocap, tidak pakai tata rias saja? Atau, menampilkan Alita sebagai perempuan normal, yang jauh lebih mudah.
Rupanya mereka berkomitmen pada Yukito Kishiro, pembuat komik Gunnm yang jadi akar kisah Alita: Battle Angel.
Cameron berjanji pada Kishiro bahwa karakter Alita tetap dekat pada bentuk aslinya dalam manga, termasuk bola mata yang berukuran besar.
"Untuk para penggemar lama yang mengikuti waralaba ini sejak dulu, saya bisa menyatakan bahwa film ini benar-benar membawa esensi dari karya orisinalnya," ujar Kishiro pada CBR.com.
Alita: Battle Angel | Behind the Scenes with WETA | 20th Century FOX /20th Century Fo
Nah gimane-gimane? Cadas ye teknologinya.
"
Tak akan ada “jiwa” jika karakter seperti ini dibuat murni menggunakan CGI dari nol". Secanggih-canggihnye CGI atau teknologi, Jiwa manusia gak akan bisa di replika atau dibuat ulang wkwkwk.
Quote:
Buat liat informasi menarik lainnya seperti artikel di atas bisa liat di sini
Jangan lupa rate bintang 5
dan tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh
SUMUR :
Beritagar.id
Quote:
