- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Tiara Untuk Sahabat


TS
Missmuj12
Tiara Untuk Sahabat

Beberapa hari ini aku memutuskan puasa. Tetap makan, minum, dan bisa saja menelan air wudhu terang-terangan jika tenggorokan begitu kerontang.
Aku puasa sosial media. Bukan aku yang memutuskannya, juga bukan karena finansialku.
Baiklah, aku memang lulusan ranum kampus yang mulai naik daun akhir-akhir ini. Beberapa hari yang lalu, kampusku berhasil mendatangkan seorang publik figur di tengah-tengah lingkungannya. Beliau bukan keturunan raja. Beliau juga bukan seorang pengendali api. Beliau manusia seperti kebanyakan, tampilannya bersahaja, biasa-biasa saja. Namun, ilmu dan pengalaman yang beliau peroleh mengandung buliran hikmah yang dibutuhkan banyak manusia. Sesungguhnya lebih dari itu bagiku.
Dihari yang sama, aku lumayan punya serangkaian aktifitas untuk dijalani. Sehingga diri ini tidak jadi onggokan yang hidup enggan mati tak mau, untuk sementara waktu. Hey, pagi-pagi aku punya urusan berlian untuk kurencanakan di dalam kepalaku.
Aku terbiasa berhitung dengan segala kemungkinan yang akan terjadi di depan. Kemarin lusa kuadrat alias kemarin lusa kemarin-kemarinnya lagi,aku mengirimkan berkasku ke lowongan kerja yang sesuai dengan nafasku. Itu adalah berkas lamaran kerja kedua yang kukirim, sebuah upaya demi tetap bernafas di masa kini, dan mudah-mudahan bisa bernafas lega nan bebas di masa yang akan datang.
Kemarin ada telepon masuk di satu-satunya jaringan komunikasiku yang aktif, sempat kukira aku salah dengar nada ring toneberdering, (note: sejak berbagai aplikasi chatting menyeruak ke permukaan, saluran telepon dan sms di hape lama milikku menyepi).
“Assalamu’alaykum, ini May Salinda?”, suara renyah perempuan di seberang sana terdengar kepo siang itu. Siapa pula ini?”, selidikku dalam hati.
“Ya, benar..”, sahutku singkat. Sempat kukira aku termasuk dalam salah satu DPO negeri ini.
“Oh, ya.. insyaa Allah saya akan datang besok, terima kasih.”, telepon itu kuakhiri dengan menjawab salam si mbak di sono.
Mungkin mbak di sono sedang memegang CV-ku, jadi mengucapkan salam yang sesuai dengan diriku. Jadilah aku manusia mendadak sibuk keesokan harinya.
Esok pagi aku chat teman se-job-ku, perempuan berkarir yang sedang single-single saja bernama Ona. Nama komplitnya Viona Retania. Aku pikir, sarannya akan memberiku jalan terang. Kurang dari satu detik kemudian, pesan dari si dia muncul sebagai jawaban. Pesan itu cukup membuatku tersentak. Bahasa yang digunakan berbeda dari biasanya. “Separah itukah ketidak-sengajaan ini?”, aku bertanya sendiri.
Seandainya kata itu diucapkan secara langsung antara dia – aku tatap wajah, mungkin tidak jadi begini rasanya. Entahlah, ada kosakata yang kurang pas di sana. Meski begitu, aku tahu benar, maksud pesannya sungguh baik. Itu bisa ditangkap dari makna pesan singkat tersebut.
“Ayolah, Ona kan sudah bekerja.. Aku kebetulan menghubungi dia diwaktu sibuknya. Jadi, dia kurang fokus saat memilih dan mengirimkan kosakata itu...”, batinku bersikap normal menerima balasan pesan darinya.
Baiklah. Itu masih normal.
Sedalam mata memandang, alat komunikasi ditanganku ini jadi abu-abu. Layar yang ditampilkan buram, kelam, sekelebat aku tak melihat pesan itu lagi. Sudah dihapus debu kamar yang malas disapu penghuninya.
“Semoga hari cepat berdesir. Melahirkan kulit baru, menghapus kulit mati”, itu harapanku.
Jangka pendek yang terasa lama. Detak jarum jam menghiasi penantian. Aku menarik napas dalam-dalam.
Bagaimana seseorang bisa layak disebut sahabat?
Kecewaku dari satu kata yang dikirim Ona mengundang rindu kepada Uvo.
Uvo berbeda sekali dengan Ona sikapnya. Uvo bernama lengkap Zalina Sakovo, perempuan berkulit sawo matang nan jelita. Meskipun dia tak suka memoleskan make updi wajah.
Uvo kembali ke kota kelahirannya di Jawa Barat. “Jauh di mata dekat di hatiku dirinya itu...”, benakku menyadari situasi.
Aku berdiri di daun pintu kamar adikku saat ini. Menerka-nerka kesalahan yang kubuat menghubungi Ona. Aku agak nyesal...
Waktuku tidak banyak aku akan tahu sebabnya nanti (merasakan dan mendugakan yang positif itu penting).


anasabila memberi reputasi
2
367
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan