SETAN YANG PALING AKU TAKUTKAN

Apakah aku sebagai anak yang mempunyai mata batin selalu berani? Pernahkah aku takut akan sesuatu yg menyeramkan?


Cerita ini berawal saat aku berjalan sendiri melewati kebun pohon bambu di malam hari. Waktu itu aku selepas mengantarkan titipan untuk tetangga, sebenarnya waktu itu suasana tidak terlalu larut malam. Tapi suasananya beda sekali dari malah hari biasanya, angin dinginnya lebih menusuk ke kulit.


Ku berjalan membawa titipan untuk ke rumah tetanggaku, aku melewati jalan perumahan. Sambil tetap membawa dan mengayuh sepeda yang aku pinjam, aku pergi menuju rumah tetanggaku yang jaraknya lumayan jauh. Setelah melewati beberapa blok dan jalanan yang rusak, akhirnya aku sampai di rumah tetanggaku. Ku menaruh sepeda itu di depan pagar rumahnya, ku buka pintu pagar itu...


"Assalamu'alaikum..."

"Walaikumsallam, eh gilang.. ada apa?"

"Ini bu, dari mamah.. oh iyah, kata mamah besok ngga jualan, libur dulu"

"Oh iyah, ini makasih ya, bilangin ke mamahnya"

"Iya bu, yaudah saya pergi dulu ya bu, assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsallam"


Ku ambil kembali sepeda itu, dan bergegas pergi.. tadinya ku pikir aku ingin melewati jalan pintas, agar lebih cepat sampai rumah. Ku kayuh sepedaku dengan santai, tapi firasatku sudah tidak enak dari awal. Di depan jalanku adalah jalanan yang di sampingnya adalah kebun pohon bambu. Anehh... Malam itu suasananya beda dari malam hari sebelum - sebelumnya, suasana dingin dan sunyinya begitu menusuk. Tiba - tiba saat aku berada di kebun bambu itu, aku mencium bau yang sangat aneh. Bau busuk yang benar - benar busuk dan tidak pernah ku cium bau ini sebelumnya. Saat ku menoleh ke arah kananku. DDOORRRR! Aku melihat pocong tepat di hadapanku, aku pikir pocong hanyalah di film saja. Tapi ternyata dia memang sungguh ada, tidaakkk... Tidakk.. dia tidak seperti di film, lebih seram, jauh lebih menyeramkan.. dengan kain kafan yang kotor dan lusuh serta muka yg tidak bisa di bayangkan dengan mata yang menatap bola mataku. Sontak aku terkejut dan mencoba mengkayuh sepeda dengan sekuat tenaga. Tapi di ikuti suara ketawa yang aneh, ku kayuh makin cepat dan melewati sawah. Makhluk itu masih mengikutiku karna dia tau aku bisa melihatnya. Di dalam hatiku hanya terus berdoa dan berdoa agar dia pergi. Di depan sana sudah mulai ada perumahan, makin cepat ku kayuh. Dan akupun masuk ke perumahan kembali, dia menghilang...


Akhirnya perasaanku pun lega, aku mengkayuh sepeda itu dengan santai kembali dengan benak pikiran yang masih terus membayangkan wujudnya. Sesampainya di rumah, aku bercerita ke ibuku. Dan disitulah aku takut pada sosok pocong yang keberadaannya memang ada....