Cuaca ekstrem ternyata gak cuman berdampak pada lingkungan dan kehidupan manusia aja nih gan. Ternyata ini berpengaruh juga terhadap gawai kita loh.
Saat suhu dibawah titik beku gawai kita akan mengalami kendala sampai-sampai menyebabkan tidak bisa digunakan. Hal ini ternyata ada penjelasannya loh gan, kenapa bisa begitu.

Quote:
Ilustrasi ponsel pintar di udara bersalju | Romaset /Shutterstock
Cuaca bisa memengaruhi fungsi kerja gawai atau perangkat elektronik lainnya yang membutuhkan tenaga baterai.
Kondisi cuaca dingin ekstrem tengah melanda kawasan Amerika Serikat semenjak 30 Januari lalu.
Cuaca dingin luar biasa disebut dengan Polar Vortex, yakni aliran udara dingin bertekanan rendah yang berputar di kutub utara dan selatan Bumi. Aliran udara dingin berputar melawan arah arum jam.
Fenomena langka ini terjadi karena sebagian pusaran kutub dan kumpulan udara di bawah suhu beku yang biasanya berputar di atas kutub utara, turun menuju daerah bawah sehingga mengakibatkan lingkungan di luar kutub menjadi dingin fantastis.
Anda yang memiliki rencana pelesir ke AS, maka disarankan untuk waspada mengantisipasi udara yang berada di bawah titik beku.
Selain itu, Anda juga harus lebih bijak dalam menggunakan pemakaian gawai dan ponsel pintar.
Sekarang ini, sebagian besar negara bagian di AS berada dalam suhu minus 17 derajat Celcius. Kabarnya, angka tersebut akan terus menurun sampai dengan minum 28 derajat Celcius.
Selain masalah kesehatan dan keberlangsungan hidup, dampak lain dari udara di bawah titik beku ini adalah gangguan kerja pada perangkat elektronik atau gawai.
Baterai, layar, sensor, dan fungsionalitas gawai lainnya dapat mendadak berhenti bekerja saat cuaca menjadi luar biasa dingin.
Hanumant Singh, seorang insinyur listrik di Northeastern University, menyampaikan pada Wired, sebagian besar gawai zaman sekarang, mulai dari ponsel pintar, fitness tracker, bluetooth, laptop, kamera digital, sampai dengan vape, bekerja menggunakan baterai Lithium-Ion.
Baterai tersebut membutuhkan elektrolit cair yang berada antara dua jenis elektroda dalam baterai. Fungsinya untuk memberikan tambahan daya.
Apabila ponsel pintar berbaterai Lithium-Ion terpapar suhu yang sangat tinggi, kandungan cairan elektrolitnya bisa membeku. Kondisi ini membuat penurunan kemampuan perangkat elektronik mengirimkan energi pada gawai.
Selanjutnya, baterai pun akan berhenti sepenuhnya, otomatis gawai Anda pun mati.
“Udara yang sangat dingin atau beku membuat baterai lithium-ion sangat menderita karena resistansi internalnya sedikit,” jelas Singh.
Singh yang membangun robot cuaca dingin untuk tempat seperti Antartika dan Greenland memaparkan, resistansi yang lebih rendah berarti baterai menghasilkan lebih sedikit energi limbah panas.
Oleh karena itu, gawai menjadi lebih rentan ketika suhu udara menurun anjlok. Semakin dingin semakin lambat metabolisme reaksi kimia dalam baterai. Artinya, lebih cepat habis secara dramatis.
Kecepatan gawai mati dan benar-benar tidak berfungsi, kata dia, hanya dalam waktu sekitar lima menit.
Kondisi inilah yang membuat produsen ponsel pintar menyarankan penggunaan pada suhu yang tidak terlalu panas atau dingin.
Apple merekomendasikan agar penggunanya mengoperasikan produk pada suhu paling rendah sekitar minus satu derajat Celcius dan 35 derajat Celcius. Saran serupa berlaku untuk penggunakan perangkat membaca Kindle dari Amazon.
Pengguna Fitbit, alat penunjang latihan dan olahraga, disarankan untuk tidak menggunakannya ketika udara lebih dingin dari minus 10 derajat Celcius.
Nah sekarang jadi lebih paham dong kenapa kalo kita main hp di suhu ekstrem bisa bikin gawai kita error ampe mati total.
Semoga dengan artikel ini, bisa menjawab kebingungan agan yah