
TS
pog94
[LOVE LETTER 3] Assalamualaikum Bapak

image: unsplash.com
Quote:
Assalamualaikum.
Bapak apa kabar? Sudah lama kita gak bertemu ya pak. Oya, ini anak bungsu bapak yang nulis surat. Aku kangen bapak, jadi nulis surat. Semoga bapak baca yaa.
Mmmm aku sekarang 24 tahun, berarti 22 tahun kita gak ketemu ya pak? Aku sampai lupa wajah bapak seperti apa, senyum bapak, suara bapak, tawa bapak, apakah tangan bapak besar? Aku lupa semuanya pak, kecuali kenyataan kalau aku adalah anak bapak.
Waktu SD dulu aku lumayan pinter pak, langganan masuk ranking 10 besar deh pokoknya. Temen mainnya banyak sampai aku main terus hehe maaf ya
SMP aku kacau sekali pak. Masa remaja yang aku jalani menuntunku ke keadaan sekarang. Gak menghargai ilmu. Padahal bapak sama mamah seorang pendidik, tapi aku bisa apa?
SMA? Kata orang SMA itu masa-masa paling indah dalam hidup. Buatku gak ada sama sekali, SMA cuma dihabiskan dengan bolos, bolos, dan bolos.
Kuuuuliaaaaah ku hehehehe jangan ditanya pak. Aku baru lulus tahun kemarin, 5 tahun pas tepatnya.
Apa bapak malu? Atau bapak marah? Atau malah bapak sedih melihat anak bungsu bapak sekarang?
Sampai-sampai gak pernah sekalipun menjenguk anakmu ini. Bapak tau gak? Aku sedih pak. Waktu melihat teman-teman bercanda bersama bapak mereka, ngobrol tentang masa depan, tentang kehidupan. Duduk berdua di teras rumah, menghabiskan waktu. Aku? Mati dimakan rasa iri dan marah.
Aku marah bapak gak pernah datang padaku. Apa aku sangat mengecewakan bapak? Sampai bapak enggan nelihat anak bungsumu. Pak, aku bingung. Apakah aku ini kangen atau gimana. Yang jelas aku ingin bertemu bapak. Sekali pun cukup.
Bapak harus tau, aku ingin mengenal bapak lebih jauh. Seperti apa bapak dulu waktu muda? Cerita apa saja yang bapak punya? Apa yang bapak kerjakan dulu? Apa yang membuat bapak begitu dikenang oleh orang-orang? Biar nanti aku ceritakan kisah hidup bapak pada teman-teman.
Pak, aku bingung. Harus kemana aku melangkahkan kaki? Apa saat nanti aku melangkah, semua akan baik-baik saja? Semua akan sesuai dengan harapan? Aku bingung dan takut.
Sedangkan hidup mengajariku bahwa anak manusia yang berjuang sendirian akan jatuh, terpuruk. Aku belajar bahwa hidup itu kejam, memihak pada siapa yang punya segala. Tapi aku harus tetap melangkah, dan pasti aku akan melangkah. Aku hanya bingung dan takut.
Kalau sempat, bapak mampirlah ke mimpiku. Mari kita bicarakan baiknya seperti apa, aku juga anak bapak.
22 tahun menjalani hidup tanpa bapak, aku seperti orang buta yang berjalan. Melangkah kemana saja jalan membawaku. Entah apa yang menunggu di depan sana, aku gak tau apa-apa tentang hidup.
Lewat surat ini semoga bapak senang melihat anakmu berjuang, semoga aku tumbuh sesuai harapan bapak dulu. Tak lupa sampaikan salamku buat ibu dan nenek. Nanti kapan-kapan aku kirimi mereka surat.
Semoga doa-doa yang kupanjatkan sampai pada bapak dan ibu, juga nenek di sana.
Salam rindu dari anak bungsumu
Bapak apa kabar? Sudah lama kita gak bertemu ya pak. Oya, ini anak bungsu bapak yang nulis surat. Aku kangen bapak, jadi nulis surat. Semoga bapak baca yaa.
Mmmm aku sekarang 24 tahun, berarti 22 tahun kita gak ketemu ya pak? Aku sampai lupa wajah bapak seperti apa, senyum bapak, suara bapak, tawa bapak, apakah tangan bapak besar? Aku lupa semuanya pak, kecuali kenyataan kalau aku adalah anak bapak.
Waktu SD dulu aku lumayan pinter pak, langganan masuk ranking 10 besar deh pokoknya. Temen mainnya banyak sampai aku main terus hehe maaf ya
SMP aku kacau sekali pak. Masa remaja yang aku jalani menuntunku ke keadaan sekarang. Gak menghargai ilmu. Padahal bapak sama mamah seorang pendidik, tapi aku bisa apa?
SMA? Kata orang SMA itu masa-masa paling indah dalam hidup. Buatku gak ada sama sekali, SMA cuma dihabiskan dengan bolos, bolos, dan bolos.
Kuuuuliaaaaah ku hehehehe jangan ditanya pak. Aku baru lulus tahun kemarin, 5 tahun pas tepatnya.
Apa bapak malu? Atau bapak marah? Atau malah bapak sedih melihat anak bungsu bapak sekarang?
Sampai-sampai gak pernah sekalipun menjenguk anakmu ini. Bapak tau gak? Aku sedih pak. Waktu melihat teman-teman bercanda bersama bapak mereka, ngobrol tentang masa depan, tentang kehidupan. Duduk berdua di teras rumah, menghabiskan waktu. Aku? Mati dimakan rasa iri dan marah.
Aku marah bapak gak pernah datang padaku. Apa aku sangat mengecewakan bapak? Sampai bapak enggan nelihat anak bungsumu. Pak, aku bingung. Apakah aku ini kangen atau gimana. Yang jelas aku ingin bertemu bapak. Sekali pun cukup.
Bapak harus tau, aku ingin mengenal bapak lebih jauh. Seperti apa bapak dulu waktu muda? Cerita apa saja yang bapak punya? Apa yang bapak kerjakan dulu? Apa yang membuat bapak begitu dikenang oleh orang-orang? Biar nanti aku ceritakan kisah hidup bapak pada teman-teman.
Pak, aku bingung. Harus kemana aku melangkahkan kaki? Apa saat nanti aku melangkah, semua akan baik-baik saja? Semua akan sesuai dengan harapan? Aku bingung dan takut.
Sedangkan hidup mengajariku bahwa anak manusia yang berjuang sendirian akan jatuh, terpuruk. Aku belajar bahwa hidup itu kejam, memihak pada siapa yang punya segala. Tapi aku harus tetap melangkah, dan pasti aku akan melangkah. Aku hanya bingung dan takut.
Kalau sempat, bapak mampirlah ke mimpiku. Mari kita bicarakan baiknya seperti apa, aku juga anak bapak.
22 tahun menjalani hidup tanpa bapak, aku seperti orang buta yang berjalan. Melangkah kemana saja jalan membawaku. Entah apa yang menunggu di depan sana, aku gak tau apa-apa tentang hidup.
Lewat surat ini semoga bapak senang melihat anakmu berjuang, semoga aku tumbuh sesuai harapan bapak dulu. Tak lupa sampaikan salamku buat ibu dan nenek. Nanti kapan-kapan aku kirimi mereka surat.
Semoga doa-doa yang kupanjatkan sampai pada bapak dan ibu, juga nenek di sana.
Salam rindu dari anak bungsumu



tien212700 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.3K
Kutip
5
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan