Jakarta - Maklumat hoax yang mencatut nama Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab beredar di media sosial dan WhatsApp. Sosok pembuat maklumat hoax tersebut masih misterius.
Juru bicara FPI Slamet Maarif menyatakan maklumat tersebut hoax. Slamet mengatakan pihaknya masih menimbang-nimbang melapor ke polisi.
"Sedang dikaji. Apa kalau lapor didengerin polisi ya?" kata juru bicara FPI, Slamet Maarif, lewat pesan singkat, Kamis (31/1/2019).
Slamet ragu untuk melapor karena mengaku selama ini pelaporan yang dibuat tidak ada laporan progres tindak lanjut dari kepolisian. Dia menyebut laporan yang 'mangkrak' tak terhitung jumlahnya.
Maklumat hoax tersebut berisi seruan Habib Rizieq agar aktivis dan simpatisan FPI mencabut dukungan untuk Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Seruan palsu itu dikaitkan dengan pernyataan dari adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, yang mengatakan kubu Prabowo akan menerima dukungan dari mana pun, termasuk anak, cucu, hingga cicit anggota PKI.
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga meminta polisi mengusut penyebar hoax tersebut. BPN yakin Rizieq akan konsisten mendukung pasangan nomor urut 02 ini.
"Kami mendesak pihak kepolisian untuk mengusut peredaran meme tersebut sampai tuntas. Publik menantikan hukum yang tegak bagi semua. Bukan hanya untuk pendukung petahana," ungkap juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Pipin Sopian, kepada wartawan, Kamis (31/1).
BPN Prabowo-Sandiaga menganggap maklumat hoax itu sebagai fitnah. Mereka menilai ada yang sengaja menyebar hoax itu untuk merugikan pihaknya.
"Itu hoax dan fitnah yang keji.
Habib Rizieq adalah ulama dan negarawan.Tidak akan mengubah pilihan karena itu. Ada pihak yang sengaja membuat hoax untuk mencari keuntungan kelompoknya," ucap Pipin.
Dalam maklumat hoax, ucapan Hashim seolah dijadikan landasan sikap politik FPI untuk mencabut dukungan terhadap Prabowo-Sandiaga. Di dalamnya, Rizieq juga mengatakan akan memberi sanksi bila ada anggota FPI yang tak mengikuti maklumat tersebut.
"Sehubungan pernyataan resmi dari Hasyim Djojohadikusumo terkait 'dipersilahkannya anggota PKI dari keluarga hingga cucu untuk mendukung PRABOWO' maka diserukan segenap Aktivis FPI & SAYAP JUANGNYA beserta semua simpatisan FPI & seluruhnya untuk segera: 'MENGUNDURKAN DIRI MASSAL TERKAIT DUKUNGAN KEPADA PRABOWO-SANDI, DIKARENAKAN MEREKA TELAH MEMBUKA PINTU GERBANG MASUK UNTUK PKI'," demikian salah satu bagian tulisan dalam maklumat hoax tersebut.
Siapa bikin hoax maklumat Rizieq minta FPI tinggalkan Prabowo-Sandiaga? (jbr/bpn)
ijtima rasa PKI
============
Quote:
Hmmmmm....
Ada beberapa ujaran yang perlu dicermati disini.
Mereka nampaknya memang munafik. Dan itu sulit terbantahkan.
Coba dicermati, kubu pendukung mana yang doyan membuat pelaporan kepada pihak kepolisian sejak tahun 2017? Bahkan sampai laporan yang mengada-ada hingga kesannya seperti maniac. Dan semua juga paham, si ganteng yang pernah nyasar di Semanggi adalah orang yang dengan asosiasinya paling gampang membuat laporan sampai kesannya menunggu orang salah ucap atau salah berkomentar.
Dan sekarang, gelar NEGARAWAN diobral sedemikian rupa, setelah gelar Ustadz dan Ulama diobral murah. Nampaknya semua tokoh yang dijuluki Negarawan harus berlapang dada, menggeser sedikit tempat duduknya untuk memberi ruang pada seseorang di antah berantah agar bisa sejajar dengan para tokoh ini. Padahal julukan Negarawan hanya pantas diberikan kepada mereka-mereka yang hanya mendharmabhaktikan hidupnya demi Indonesia dan tak pernah berfikir demi diri pribadi.
Nampaknya mereka yang doyan menjual isu PKI, sekarang ini merasa bahwa isu PKI sudah bukan hal yang haram lagi.
Dan kasihan Iblis.
Kemarin di kubu itu ada yang sesumbar, bahwa meskipun dia harus bekerjasama dengan iblis, dia akan melakukan demi menumbangkan Jokowi. Eh, sekarang justru dedengkot kubunya malah bilang lain. Kecuali iblis, maka keturunan PKI pun dia terima dukungannya. Iblis kini yang bingung, sebenarnya jasa dia dibutuhkan atau gak? Koq kesannya lebih munafik dari iblis. Iblis sekali bersumpah tak akan tunduk dengan Nabi Adam sampai kiamat, maka hal itu dilakukan. Eh manusia yang justru harus diatas derajatnya iblis malah membuat iblis bingung.
Kubu oposisi memang asli munafik. Dan cuma orang-orang munafik yang pantas jadi pengikut dan pendukung.
Gak percaya? Ini buktinya :
Soal PKI. Mereka alergi dengan keturunannya yang mungkin tak tahu apa-apa. Padahal dalam Islam tak mengenal dosa turunan. Tapi mereka yang doyan menjual agama, selalu menganggap keturunan PKI adalah hama yang harus diberantas. Logikanya, kalau mereka mempermainkan dosa turunan, maka semua keturunan pemberontak, apapun alasannya tetap menanggung dosa. Jadi, jika keturunan PKI haram, maka keturunan PRRI juga haram! Haram buat jadi pemimpin bangsa yang besar ini.
Kedua, berbicara soal munafik. Seorang tokoh kunci sebuah partai pernah dimaki BABI oleh seorang Pemimpin Ormas yang kini di antah berantah tak berani pulang. Tapi kakak dari orang yang dimaki BABI ini justru didukung dengan label Ijtima Ulama, padahal si kakak pernah berkata kalau di partainya, dia hanyalah Wayang, dan adiknyalah yang jadi Dalangnya.
Ketiga, isu PKI adalah jualan utama kubu ini. Dari Jenderal K yang selalu membuat narasi PKI dan keturunannya. Dari Ulama yang memfitnah Jokowi berhubungan dengan keluarga PKI, sampai kecoa-kecoa dan kampret-kampret di level paling hina pun selalu membuat narasi seperti itu. Eh sekarang berharap dukungan dari keturunan PKI. Lantas bagaimana tanggapan Jenderal K?
Ditambah lagi soal drama tak terduga sebuah partai yang tak dianggap di kubu ini. Ketika sang pemimpin berkata A, maka banyak yang protes tak mengamini. Tapi mereka para benalu ini tak juga berani mundur dari bis yang mereka tumpangi demi ambisi kekuasaan. Lucu dan menyedihkan.
Semoga kelucuan di negeri ini selesai setelah April 2019. Capek rasanya melihat kemunafikan dan kedunguan yang sengaja dipertontonkan oleh banyak orang yang selalu merasa paling benar.