Satu lagi dampak dari berubahnya suhu global, yaitu munculnya lanskap Arktika yang telah terkubur es selama 40 ribu hingga 115 ribu tahun.
Padahal kawasan ini terakhil kali terlihat oleh Matahari yaitu pada pertengahan periode glasial terakhir. Waktu itu suhu rata-rata lebih dingin dari pada sekarang.
Terus kenapa bisa lanskap itu muncul kembali sekarang dan apa pengaruhnya nanti? Simak aja langsung dah gan

Quote:
Pemanasan global cairkan lapisan es di Pulau Baffin | Pixabay
Sebagian Arktika kini telah mencair. Terlihatlah bentang alam yang telah dikubur es selama 40 ribu hingga 115 ribu tahun.
Terakhir kali lanskap kawasan ini melihat Matahari adalah pada pertengahan periode glasial terakhir. Kala itu suhu rata-rata lebih dingin daripada sekarang. Neanderthal baru saja meninggal, dan manusia mulai berburu mamut berbulu.
Para ilmuwan yang mempelajari Pulau Baffin, di Kanada--pegunungan bersalju yang mencuat dari Laut Arktika--telah menemukan daratan tanpa es. Begitu menurut laporan yang diterbitkan di Nature Communications.
Pulau Baffin adalah pulau terbesar kelima di dunia dan terletak di Kutub Utara bagian Kanada, sebelah barat Greenland. Wilayah ini adalah salah satu dataran tinggi, tertutup oleh es dan bertakik yang diukir oleh siklus glasial berulang.
Lapisan es tipis di dataran tinggi pada dasarnya bertindak sebagai “lemari es” alami untuk lumut dan lumut kuno. Menjaga mereka dalam posisi pertumbuhan semula selama ribuan tahun.
Selama berabad-abad, es telah menempati dataran tinggi dan dinding Pulau Baffin. Di beberapa kesempatan musim panas, akan ada proses pencairan, tetapi secara umum suhu rendah dan salju membuat semuanya tetap seimbang.
Sekarang, perubahan iklim telah mengacaukan keseimbangan itu, menyebabkan Arktik memanas dua kali lipat kecepatannya dari seluruh area dunia. Hal itu menyebabkan lebih banyak musim panas yang melelehkan es, mengekspos lumut dan lumut kuno di pinggiran lapisan tutup es.
Ketika dibandingkan dengan data suhu yang direkonstruksi dari inti es Pulau Baffin dan Greenland, temuan menunjukkan suhu modern mewakili abad terhangat untuk wilayah tersebut dalam 115.000 tahun. Pulau Baffin dapat sepenuhnya bebas es dalam beberapa abad mendatang.
Para peneliti pergi ke tempat-tempat yang baru terpapar Matahari ini untuk mencari tanaman beku berumur ribuan tahun.
Tanaman yang dicairkan akan layu dan mati dalam hitungan minggu setelah mereka lepas dari es yang menyelimutinya selama ini. Beruntung, para peneliti berhasil mengumpulkan beberapa dari mereka sebelum hal ini terjadi.
Total ada 124 sampel tanaman, lumut, dan batu dari 30 lokasi di sekitar pulau. Semuanya dari jarak satu meter dari tepi lapisan es, bagian paling rentan dari tutup es yang meleleh. Tim juga mengumpulkan sampel kuarsa dari situs untuk lebih akurat dalam menentukan usia dan lapisan es.
Semua sampel diproses dan dilakukan proses penanggalan radiokarbon di laboratorium di Institut Penelitian Arktik dan Alpine (INSTAAR) di University of Colorado Boulder dan University of California Irvine, Amerika Serikat.
Hasilnya, sampel-sampel tanaman dari semua lokasi kemungkinan terus tertutup oleh es selama setidaknya 40 ribu tahun terakhir, seperti dilansir dari Science Daily(25/1).
"Tidak seperti lingkungan biologi, yang telah menghabiskan tiga miliar tahun terakhir mengembangkan skema untuk menghindari dampak perubahan iklim, gletser tidak memiliki strategi untuk bertahan hidup," kata Gifford Miller, penulis senior penelitian dan profesor ilmu geologi di University of Colorado Boulder.
"Mereka berperilaku baik, dengan merespons langsung ke suhu musim panas. Jika musim panas hangat, mereka segera menyusut; jika musim panas dingin, mereka menebal. Ini membuat mereka salah satu dari perwakilan yang paling dapat diandalkan untuk perubahan suhu musim panas."
Para ilmuwan menulis suhu saat ini cukup tinggi untuk "menghilangkan semua es dari Pulau Baffin dalam beberapa abad mendatang, bahkan tanpa adanya pemanasan musim panas tambahan."
Simon Pendleton, penulis utama makalah dan seorang peneliti doktoral di University of Colorado Boulder, mencatat bahwa gletser utara ini berada di garis terdepan dalam perubahan iklim. Konsekuensinya mudah dilihat.
"Arktik saat ini memanas dua hingga tiga kali lebih cepat daripada bagian dunia lainnya, jadi secara alami, gletser dan lapisan es akan bereaksi lebih cepat," katanya dalam sebuah pernyataan resmi universitas.
Bukan main gan, kalo lingkungan kita masih gini-gini aja, es disana bakalan mencair dan agan pasti tau kalau es mencair maka volume air di laut bakalan naik. Ini bisa bikin negara kepulauan tenggelam, dan salah satu negara kepulauan yaitu indonesia. Banyak pulau-pulau kecil nantinya bakalan hilang di peta dunia.
Jadi buat agan yang peduli lingkungan, ayo segera berubah dan terapkan gaya hidup yang ramah lingkungan, jangan liat orang lain, mulai aja dari diri sendiri dulu.
Semoga artikel ini bermanfaat