- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Himpunan Pengusaha Meubel Tolak Wacana Ekspor Kayu


TS
sukhoivsf22
Himpunan Pengusaha Meubel Tolak Wacana Ekspor Kayu
Kamis, 24 Januari 2019 12:15

Istimewa
Dari kiri ke kanan Wakil Ketua Umum HIMKI Wiradadi Soeprayogo, Ketua Umum Soenoto dan Sekjen Abdul Sobur saat memberikan keterangan pers sela-sela Rapat Kerja Nasional di Hotel Santika, Semarang, Kamis (24/1/2019).
Laporan Reporter Tribun Jateng, Rival Almanaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Wacana ekspor kayu gelondongan (log) dan bahan baku rotan ditolak oleh Himpunan Industri Meubel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI).
Hal itu mereka deklarasikan dalam Rapat Kerja Nasional HIMKI di Hotel Santika, Semarang, Kamis (24/1/2019).
Mereka bahkan siap mengerahkan anggota yang berjumlah sekitar tiga ribu orang itu untuk turun ke jalan jika kemudia ekspor itu terjadi.
''Saat ini memang ada wacana terkait pembukaan keran ekspor bahan baku mebel ini. Jika kemudian pemerintah meloloskan hal ini, kami akan demo,'' kata Ketua Umum HIMKI Soenoto, Kamis (24/1/2019).
Ia menjelaskan apabila ekspor terlaksana maka bahan baku kayu dan rotan Indonesia bisa habis tanpa bisa dinikmati oleh para pelaku industri furnitur dan kerajinan lokal.
Pihak yang paling diuntungkan dari ekpor bahan baku ini adalah pelaku industri di luar negeri yang bisa mendapatkan bahan mentah dengan harga murah lalu menjualnya dengan harga tinggi.
"Kami ini pelaku usaha, jika memang bahan baku kayu dan rotan melimpah, bagaimana caranya itu tidak dijual mentah seperti itu saja. Tapi harusnya diolah dahulu agar bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi," terangnya lebih lanjut.
Ia menambahkan kebijakan pembukaan keran ekspor log dan bahan baku rotan, hanya akan menguntungkan negara-negara yang saat ini menguasai pasar meubel dunia. Mereka telah lama menunggu kebijakan itu untuk memenuhi pasokan bahan baku industri.
Soenoto menyebutkan Tiongkok kini menjadi negara yang berada di peringkat pertama dengan ekspor meubel terbesar. Sementara Indonesia hanya duduk di peringkat ke delapan belas.
"Bayangkan potensi alam kita untuk kayu keras tanam itu nomor dua setelah Brasil, namun ekspor meubel kita duduk di peringkat 18, seharusnya kita ini bisa setidaknya di peringkat dua di bawah Tiongkok," jelasnya lebih lanjut.
Sementara itu, Sekjen HIMKI, Abdul Sobur menjabarkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44 Tahun 2012 telah diatur larangan ekspor bahan baku berupa log, kayu gergajian, rotan mentah atau asalan, rotan poles, hati rotan serta kulit rotan demi menjamin pasokan bahan baku bagi industri barang jadi di dalam negeri.
''Dari aturan itu kan sebenarnya sudah jelas muncul wacana ekspor saja sebenarnya sudah dosa. Apalagi jika sampai terjadi itu dosa besar," terangnya.
Ia menjelaskan, Rakernas di Semarang ini bertujuan untuk pengembangan dan penguatan industri mebel dan kerajinan nasional. Jateng dipilih sebagai lokasi karena menurut mereka beberapa tahun ke depan pusat industri meubel akan beralih dari Jatim ke Jateng.
Oleh karena itu mereka akan berkoordinaai terkait keberlangsungan supply bahan baku dan penunjang, desain dan inovasi produk, peningkatan kemampuan produksi, pengembangan sumber daya manusia, promosi dan pemasaran, serta pengembangan kelembagaan agar dapat memberikan kontribusi nyata bagi industri mebel dan kerajinan nasional. (*)
Penulis: rival al-manaf
Editor: muslimah
sumber:Tribun Jateng
http://jateng.tribunnews.com/2019/01...na-ekspor-kayu

Istimewa
Dari kiri ke kanan Wakil Ketua Umum HIMKI Wiradadi Soeprayogo, Ketua Umum Soenoto dan Sekjen Abdul Sobur saat memberikan keterangan pers sela-sela Rapat Kerja Nasional di Hotel Santika, Semarang, Kamis (24/1/2019).
Laporan Reporter Tribun Jateng, Rival Almanaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Wacana ekspor kayu gelondongan (log) dan bahan baku rotan ditolak oleh Himpunan Industri Meubel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI).
Hal itu mereka deklarasikan dalam Rapat Kerja Nasional HIMKI di Hotel Santika, Semarang, Kamis (24/1/2019).
Mereka bahkan siap mengerahkan anggota yang berjumlah sekitar tiga ribu orang itu untuk turun ke jalan jika kemudia ekspor itu terjadi.
''Saat ini memang ada wacana terkait pembukaan keran ekspor bahan baku mebel ini. Jika kemudian pemerintah meloloskan hal ini, kami akan demo,'' kata Ketua Umum HIMKI Soenoto, Kamis (24/1/2019).
Ia menjelaskan apabila ekspor terlaksana maka bahan baku kayu dan rotan Indonesia bisa habis tanpa bisa dinikmati oleh para pelaku industri furnitur dan kerajinan lokal.
Pihak yang paling diuntungkan dari ekpor bahan baku ini adalah pelaku industri di luar negeri yang bisa mendapatkan bahan mentah dengan harga murah lalu menjualnya dengan harga tinggi.
"Kami ini pelaku usaha, jika memang bahan baku kayu dan rotan melimpah, bagaimana caranya itu tidak dijual mentah seperti itu saja. Tapi harusnya diolah dahulu agar bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi," terangnya lebih lanjut.
Ia menambahkan kebijakan pembukaan keran ekspor log dan bahan baku rotan, hanya akan menguntungkan negara-negara yang saat ini menguasai pasar meubel dunia. Mereka telah lama menunggu kebijakan itu untuk memenuhi pasokan bahan baku industri.
Soenoto menyebutkan Tiongkok kini menjadi negara yang berada di peringkat pertama dengan ekspor meubel terbesar. Sementara Indonesia hanya duduk di peringkat ke delapan belas.
"Bayangkan potensi alam kita untuk kayu keras tanam itu nomor dua setelah Brasil, namun ekspor meubel kita duduk di peringkat 18, seharusnya kita ini bisa setidaknya di peringkat dua di bawah Tiongkok," jelasnya lebih lanjut.
Sementara itu, Sekjen HIMKI, Abdul Sobur menjabarkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44 Tahun 2012 telah diatur larangan ekspor bahan baku berupa log, kayu gergajian, rotan mentah atau asalan, rotan poles, hati rotan serta kulit rotan demi menjamin pasokan bahan baku bagi industri barang jadi di dalam negeri.
''Dari aturan itu kan sebenarnya sudah jelas muncul wacana ekspor saja sebenarnya sudah dosa. Apalagi jika sampai terjadi itu dosa besar," terangnya.
Ia menjelaskan, Rakernas di Semarang ini bertujuan untuk pengembangan dan penguatan industri mebel dan kerajinan nasional. Jateng dipilih sebagai lokasi karena menurut mereka beberapa tahun ke depan pusat industri meubel akan beralih dari Jatim ke Jateng.
Oleh karena itu mereka akan berkoordinaai terkait keberlangsungan supply bahan baku dan penunjang, desain dan inovasi produk, peningkatan kemampuan produksi, pengembangan sumber daya manusia, promosi dan pemasaran, serta pengembangan kelembagaan agar dapat memberikan kontribusi nyata bagi industri mebel dan kerajinan nasional. (*)
Penulis: rival al-manaf
Editor: muslimah
sumber:Tribun Jateng
http://jateng.tribunnews.com/2019/01...na-ekspor-kayu
0
1.7K
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan