- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Sebuah Bukit Dan Realita


TS
joecole77
Sebuah Bukit Dan Realita
Terbangun aku disini, disebuah tempat yang tiada kukenal. Di sebuah bukit yang sepi, sunyi, dan tiada yang menemani. Aku tak tahu bagaimana bisa berakhir di tempat ini, Aku tidak mengenal awal, tidak mengetahui permulaan, penyebab aku bisa berada disini. Yang aku rasakan hanyalah sebuah perasaaan bahwa aku sedang sendiri.
Kucoba telusuri jalan setapak yang ada, namun serasa tanpa arah. Aku bingung, layaknya seekor keledai yang tiada bertuan. Sejauh mata memandang, yang ada hanyalah sebuah keheningan abadi, yang seolah menanti diri ini untuk menyatu ke dalamnya. Dengan adanya jurang di sekitar, yang berbisik memanggilku, meminta asaku untuk menyambut. Seolah mencoba menghadirkan sebuah jawaban dengan jalan pintas, yang kutahu bukan sebuah jalan yang kuinginkan.

Setelah rasa lelah yang melanda, emosi yang tak tentu arah, dengan semua bisik dan rayu dari kehampaan yang ada di sekelilingku, aku mencoba untuk merebahkan diriku. Mencoba untuk mencari ketenangan batin, dari riuhnya suara batin ini. Kucoba untuk mengingat lagi semuanya, apa saja yang telah terjadi. Apa yang telah kulewatkan, hingga aku bisa terdampar di tempat ini. Lama aku bergelut dalam keheningan batin, mencoba mencari sebuah cahaya dalam hati, yang mana tak kunjung ketemukan. Semakin dalam aku masuk ke dalam relung jiwa terdalam, aku merasakan ada sesuatu yang menenangkan, namun tidak juga aku mendapatkan sebuah jawaban yang kucari.
Aku terduduk, dan melihat lagi panorama apa yang sedang terhampar di hadapanku. Masih sama seperti sebelumnya, sebuah bukit yang tak terjamah, dengan pemandangan selok rupawan, namun seolah memiliki dua sisi yang berbeda. Keindahannya akan mampu membuatmu tenang dan tentram, namun jika terlena mampu menyeretmu jauh ke dalam jurang tak berdasar. Jurang dalam yang tidak mampu kulihat batasnya, seperti sebuah tempat yang dingin dan tak memiliki arti lagi.
Aku terus memikirkan semua ini. Apakah ini sebuah mimpi, ataukah sebuah realita hidupku. Pikiranku terus berputar, mencari sebuah pembenaran, mencari jawaban layaknya sebuah titik terang dalam kegelapan, sebuah pelita yang mampu memberikan kehangatan dalam kesunian. Semakin keras aku memikirkan semuanya, sehingga aku tersadar. Sebuah kesalahan kecil, yang membawaku ke dalam kepedihan ini.
Pesan Moral:
Pikirkan lagi puncak kesuksesan seperti apakah yang anda inginkan, dan dengan cara apa anda meraihnya. Karena jika anda menyusuri jalan yang salah, anda hanya akan berada pada sebuah bukit nestapa. Ikuti jalan yang benar, dan anda akan mendapati sebuah puncak yang sesungguhnya.
Ide Cerpen : Keresahan hati pas lagi naik gunung
Foto : Dokumentasi Pribadi
Kucoba telusuri jalan setapak yang ada, namun serasa tanpa arah. Aku bingung, layaknya seekor keledai yang tiada bertuan. Sejauh mata memandang, yang ada hanyalah sebuah keheningan abadi, yang seolah menanti diri ini untuk menyatu ke dalamnya. Dengan adanya jurang di sekitar, yang berbisik memanggilku, meminta asaku untuk menyambut. Seolah mencoba menghadirkan sebuah jawaban dengan jalan pintas, yang kutahu bukan sebuah jalan yang kuinginkan.

Setelah rasa lelah yang melanda, emosi yang tak tentu arah, dengan semua bisik dan rayu dari kehampaan yang ada di sekelilingku, aku mencoba untuk merebahkan diriku. Mencoba untuk mencari ketenangan batin, dari riuhnya suara batin ini. Kucoba untuk mengingat lagi semuanya, apa saja yang telah terjadi. Apa yang telah kulewatkan, hingga aku bisa terdampar di tempat ini. Lama aku bergelut dalam keheningan batin, mencoba mencari sebuah cahaya dalam hati, yang mana tak kunjung ketemukan. Semakin dalam aku masuk ke dalam relung jiwa terdalam, aku merasakan ada sesuatu yang menenangkan, namun tidak juga aku mendapatkan sebuah jawaban yang kucari.
Aku terduduk, dan melihat lagi panorama apa yang sedang terhampar di hadapanku. Masih sama seperti sebelumnya, sebuah bukit yang tak terjamah, dengan pemandangan selok rupawan, namun seolah memiliki dua sisi yang berbeda. Keindahannya akan mampu membuatmu tenang dan tentram, namun jika terlena mampu menyeretmu jauh ke dalam jurang tak berdasar. Jurang dalam yang tidak mampu kulihat batasnya, seperti sebuah tempat yang dingin dan tak memiliki arti lagi.
Aku terus memikirkan semua ini. Apakah ini sebuah mimpi, ataukah sebuah realita hidupku. Pikiranku terus berputar, mencari sebuah pembenaran, mencari jawaban layaknya sebuah titik terang dalam kegelapan, sebuah pelita yang mampu memberikan kehangatan dalam kesunian. Semakin keras aku memikirkan semuanya, sehingga aku tersadar. Sebuah kesalahan kecil, yang membawaku ke dalam kepedihan ini.
Pesan Moral:
Pikirkan lagi puncak kesuksesan seperti apakah yang anda inginkan, dan dengan cara apa anda meraihnya. Karena jika anda menyusuri jalan yang salah, anda hanya akan berada pada sebuah bukit nestapa. Ikuti jalan yang benar, dan anda akan mendapati sebuah puncak yang sesungguhnya.
Ide Cerpen : Keresahan hati pas lagi naik gunung
Foto : Dokumentasi Pribadi


anasabila memberi reputasi
1
386
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan