Aku tetap milikmu, betapapun jauh dirimu
Deritamu, bila kau bersedih, juga akan menyedihkanku.
Tanda tiupan anin yang tak mengantarkan bau tubuhmu.
Semua burung seperti memanggil-manggil namamu.
Setiap kenangan yang meninggalkan jejaknya bersamaku,
Bertahan selamanya, seakan menjadi bagian dari diriku.
Selamat malam agan dan sista yang lagi berbahagia. Apa kabar hari ini? Sudah berapa buku yang gansis baca?
Sekarang saya lagi seneng banget nih, tadi baru selesai membaca buku yang amat luar biasa. Nah, ditulisan kali ini saya mau coba review buku Layla Majnun (The Greatest Love Story). Ketika saya search di google banyak banget yang sudah review buku laila majnun ini tapi saya mau nyoba review dengan gaya yang sedikit berbeda nih. hehe
Quote:
Judul: Layla Majnun (The Greatest Love Story)
Penulis Nizami
Penerbit : Dolphin
Isbn : 978-979-1701-01-3
Tebal : 250 Hlm
Cetakan Pertama: 2013
Penerjemah : Ali Nur Zaman
Penyunting : Salahuddien Gz
Novel terjemahan yang memiliki judul asli Layli o Majnun ini sudah banyak banget di terjemahkan dan di terbitkan oleh penerbit yang berbeda-beda. Sehingga jika kita cari di google dengan kata kunci laila manjun maka akan muncul novel dengan sampul dan judul yang berbeda-beda juga. Contohnya saya punya dua buku dengan cerita sama namun penerbitnya beda. Yang pertama yang judulnya ‘Maha Cinta Layla Majnun’ penerbitnya Oase Buku dan yang kedua Layla Majnun The Greats Love Story.
Jalan ceritanya sama, namun penyampaian atau pemilihan diksinya beda. Sehingga memberikan kesan tersendiri dalam setiap bukunya. Saya sendiri lebih suka buku yang kedua, karena bahasanya lebih enak dibaca, dan puiitis bangeeeeet. Hehe.
Menurut keterangan yang ada di dalam bukunya, sampul digambar oleh Iksaka Banu namun gambar tersebut merupakan modifikasi dari lukisan Leonid Afremov, The Impressionist Lovers, 1995. Gambarnya sekilas abstrak tapi membentuk sepasang manusia yang lagi berdekatan. Sebenernya itu berbeda dari isinya karena dalam cerita, layla dan majnun tidak sempet berdekatan sedekat itu. Tapi bagus kok. Saya lebih suka buku yang covernya abstrak dari pada pake poto orang atau kartun.
Secara garis besar gansis mungkin sudah sedikit tahu tentang cerita dua sejoli ini. Kisah tentang Layla dan Qais yang saling mencintai. Namun karena tersebar fitnah diantara mereka Qais dilarang menemui layla. Hal itu membuat Qais bertingkah aneh, meninggalkan rumahnya dan hartanya, kemudian lebih memilih tinggal di hutan sehingga orang-orang menyebutnya manjun (gila). Banyak hal terjadi dalam perjalanan Qais mengarahkan hidupnya tanpa layla. Ada juga beberapa buku dengan kisah yang sedikit berbeda.
Alur dari buku ini kebanyakan maju, hampir tidak ada flashback kebelakang.sehingga sangat mudah memahami ceritanya. Mulai dari kelahiran tragedi klimaks hingga kematian. Endingnya pun tidak menggantung.
Quote:

Isinya luar biasa Gansis. Kata demi kata di rangkai sedemikian puitis dan indahnya. Saya kasih semua jempol untuk penulis asli dan penerjemahnya. Bukunya sungguh kaya dengan kosa kata. Kalimat demi kalimatnya pun membuat saya melayang-layang dalam buku.
Seperti contoh penggalan surat yang ditulis layla untuk majnun.
“Aku tahu kau setia menjaga persahabatan, dan cinta memperoleh kemegahannya darimu. Aku tahu darahmu mewarnai gunung dengan warna merah saat fajar dan petang, tetapi kau hidup jauh tersembunyi di ceruk bebatuan, bagaikan batu akik yang belum ditambang. Ditengah-tengah kegelapan kau adalah mata ai khidir, yang senan tiasa memancarkan air kehidupan kemana-mana. Engkaulah ngengat malam yang mengitari nyala lilin dari sebuah pagi yang abadi...”
Mungkin Gansis sudah sering mendengar cerita tentang sepasang kekasih yang hubungannya tidak direstui. Nah ini pun kurang lebih seperti itu, hanya saja cinta yang digambarkan sungguh sangat berbeda dar kisah lainnya. Qais yang tenggelam dalam cinta. Cinta yang berpuasa. Bertahan dari segala kedekatan yang akan menjerumuskan mereka. Cinta yang bisa bertahan dari nafsu dunia mengingat mereka yang tidak bisa bersatu namun memendam rasa cinta yang teramat besar.
Majnun lebih memilih hidup sendiri di hutan belantara, meninggalkan semua harta dan keluarga yang dimilikinya hanya demi pemujaanya terhadap cinta. Berkali-kali ayahnya menjemputnya pulang namun tak pernah berhasil hingga jiwanya lelah dan meninggal dunia. Dan yang tersisa hanya penyesalan di benak Majnun.
Banyak sekali tragedi yang terjadi didalam cerita. Menaik turunkan emosi pembacanya dengan tingkah Majnun yang bikin greget namun juga bikin kita iba dan kagum dengan kesetiannya.
Kekurangan dari buku ini apa yaa....
Mungkin banyak kosa kata yang terdengar asing. Tapi itu bukan masalah karena hal itu juga akan menambah pengetahuan kosa kata kita sebagai pembaca. Yang jelas tidak ada kalimat yang terdengar rancu. Secara keseluruhan penerjemahan novel inilah yang paling enak dibaca menurut saya.
Kisah ini sebelumnya kisah yang diceritakan dari mulut ke mulut di tanah Arab dengan berbagai versi. Hingga cerita ini merasuk ke dalam Khazanah sastra Persia. Kemudia Nizami Ganjavi menuliskannya pada abad 21 dalam bahasa Persia. Nah tulisan versi inilah yang kemudian menjadi versi yang paling terkenal. pandangan penulis dalam buku ini penderita orang yang mencinta tidak bisa di sebut tragis. Karena penderita para pecinta adalah membelenggu sifat kemanusiaan, harus mampu bebas dari diri yang terikat oleh dunia fana. Hal itu diutarakan dengan metafora-metafora yang cerdas seperti: lilin yang menumpahkan air mata kegetiran, kerang yang menderita karena mengandung mutiar, mahkota-mahkota mawar mengering menjadi setetes sari mawar yang semerbak dan berharga, dan banyak perumpamaan lainnya.
Tentang penulis:
Nezāmī nama lengkapnya adalah Nizām ad-Dīn Abū Muhammad Ilyās ibn-Yusūf ibn-Zakī ibn-Mu'ayyid, adalah penyair yang dianggap sebagai penyair epik romantik terbesar dalam literatur Persia, yang membawa gaya realistik epik Persia. Kebudayaannya secara luas diapresiasikan dan terbagi di Azerbaijan, Iran, Afganistan dan Tajikistan. Nezami juga disebut Nizami di beberapa literatur barat, Rusia, Azerbaijan dan beberapa dialek Persia.
Tidak banyak info yang saya dapatkan tentang riwayat penulis aslinya. . hehe
Yang jelas saya kasih rating 9,9 buat buku ini, penulis,nya, penerjemahnya, editornya, dan semua tim yang ada didalamnya.
:tepuktangan