- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Benarkah kehujanan bisa bikin agan sakit?


TS
kangjati
Benarkah kehujanan bisa bikin agan sakit?

Pasti agan pas masih kecil dilarang mandi hujan ama ortu lantaran entarnya bisa bikin sakit

Tapi ternyata menurut peniliti itu cuman mitos loh, ternyata sakit atau enggaknya itu tergantung kekebalan tubuh.

Terus kenapa bisa pas hujan bikin kita mudah terkenya penyakit? Ini penjelasannya

Quote:

Ilustrasi kehujanan. | Torwaistudio /Shutterstock
Ada kepercayaan umum bahwa hujan-hujanan bisa bikin sakit, mulai dari flu, masuk angin sampai diare. Paparan gerimis pun diyakini bisa menyebabkan sakit kepala dan menjadikan penyakit lebih parah.
Bahkan, ada yang beranggapan bahwa air hujan yang turun pertama kali seusai kemarau panjang mengandung sejumlah penyakit yang lebih berbahaya. Benarkah demikian?
Menurut para ahli, segala hal yang sering Anda dengar soal kehujanan bikin sakit sebetulnya hanya mitos.
Faktanya, bukan basah-basahan atau air hujan yang menyebabkan munculnya penyakit, melainkan kekebalan tubuh yang sedang lemah. Kondisi itu membuat seseorang akan lebih mudah terpapar penyakit.
Apalagi di musim hujan kuman penyakit akan lebih mudah menyebar dan berkembang biak. Suhu udara pun akan menurun menjadi lebih dingin, dan banyak bukti yang menunjukkan bahwa dinginnya hujan bisa memengaruhi daya tahan serta fluktuasi suhu tubuh.
Pada akhirnya, semua itu berkontribusi terhadap berbagai penyakit, yang sering kita kaitkan sebagai akibat dari kehujanan. Berikut penjelasan lengkapnya.
WebMD menulis, kedinginan atau kebasahan akibat hujan tidak menyebabkan orang sakit. Namun, tubuh bisa lebih mudah terserang flu dan penyakit lain mana kala seseorang sangat lelah, mengalami stres, atau memiliki alergi dengan gejala hidung dan tenggorokan.
Laman National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) dan Healthlinejuga menjelaskan, bahwa pilek dan flu hanya disebabkan oleh virus.
Flu disebabkan oleh virus influenza dan pilek disebabkan lebih banyak jenis virus. Dari sekitar 200 virus penyebab pilek biasa, sebagian besar disebabkan oleh jenis rhinovirus—berikutnya disusul coronavirus, enterovirus, dan sebagainya.
Virus-virus ini bisa menular dengan menghirup udara atau kontak langsung seperti ketika Anda menyentuh sesuatu yang sudah terpapar virus, lalu menyentuh hidung, mulut atau mata. Virus juga lebih mudah menyebar dan berkembang biak ketika udara lebih kering dan dingin seperti saat hujan.
“Ditambah lagi, air hujan menghantam tanah serta mengangkat bakteri dan virus dari tanah ke udara,“ ujar Mahesa Paranadipa dari Perhimpunan Dokter Indonesia.
Bagaimana virus bisa membuat kita sakit di musim hujan telah diungkap untuk pertama kalinya oleh tim peneliti dari Yale University.
Pada tahun 2015, mereka memodifikasi rhinovirus untuk menginfeksi tikus. Peneliti membandingkan paparan rhinovirus pada suhu normal tubuh (sekitar 37 derajat Celsius) dan suhu lebih rendah di hidung (33 derajat Celsius).
Hasil temuan yang diterbitkan dalam jurnal PNAS menunjukkan suhu yang lebih rendah atau relatif dingin benar-benar menghambat pertahanan tubuh terhadap infeksi virus.
Dalam kondisi dingin, menurut peneliti, fungsi sistem kekebalan tubuh seolah tersendat-sendat. Ini mencegah suatu sel kekebalan yang terpapar virus bekerja semestinya, seperti kesulitan mengirim sinyal tanda bahaya pada sel lain di sekitarnya dan tidak mampu membentuk protein pertahanan tubuh secara sempurna.
Alhasil, respons sistem imun yang melemah dan melambat, memungkinkan rhinovirus yang lebih suka lingkungan dingin menempati hidung sebagai sistem pertahanan pertama. Mereka bahkan berkembang biak di hidung sehingga tubuh rentan jatuh sakit.
Tak hanya penyakit yang berkaitan dengan virus, paparan cuaca dingin yang mendadak akibat turun hujan juga bisa memengaruhi daya tahan dan suhu tubuh sehingga menimbulkan berbagai penyakit.
Menukil Medical News Today, ada sejumlah penelitian yang membuktikan bahwa suhu lebih rendah atau lebih dingin seperti saat hujan bisa menurunkan kekebalan tubuh.
Udara dingin bukan hanya menghambat diproduksinya vitamin D yang baik bagi kekebalan tubuh kita, tapi juga menyebabkan pembuluh darah di saluran pernapasan menyempit. Meski membantu tubuh menghemat panas, penyempitan pembuluh darah menyulitkan sel darah putih melawan kuman.
Selain itu, dinginnya air hujan akan membuat suhu tubuh turun. Kondisi ini membuat tubuh terpaksa bekerja lebih keras mengeluarkan energi lebih besar untuk menyeimbangkan suhu dan mengurangi rasa dingin.
Masalahnya, jika daya tahan sedang lemah, tubuh tidak dapat mengimbangi perubahan suhu yang terlalu drastis. Akibatnya, di daerah kepala yang biasanya terpapar hujan lebih dulu, akan mengalami perbedaan tekanan dengan udara luar. Inilah mengapa kita mudah merasa pusing saat terkena gerimis meski hanya sebentar.
Lantas, benarkah kita harus keramas serta mandi dan segera mengganti pakaian kering setelah kehujanan? Sebagai pencegahan timbulnya penyakit, tak ada salahnya.
Bagaimanapun, kuman lebih mudah menyebar di udara dingin dan seringnya kontak dengan orang lain semisal berteduh saat kehujanan memudahkan penularan penyakit. Jika tidak segera bersih-bersih, minimal dengan cuci tangan, ada kemungkinan penyakit memapar tubuh.
Apalagi di beberapa wilayah, hujan mungkin disebabkan oleh polusi berlebihan di udara. Polusi diketahui berisiko bagi kesehatan.
Menurut pakar kesehatan dr. Adnan Yusuf, keramas bisa mencegah rambut mengalami kerusakan akibat terpapar air hujan yang kaya akan polusi, kotoran, hingga zat asam.
Mengganti pakaian kering juga bisa mencegah timbunya jamur penyebab masalah kulit akibat baju yang lembap, sekaligus menjaga tubuh tetap hangat agar kekebalan tak menurun.
Bahkan, ada yang beranggapan bahwa air hujan yang turun pertama kali seusai kemarau panjang mengandung sejumlah penyakit yang lebih berbahaya. Benarkah demikian?
Menurut para ahli, segala hal yang sering Anda dengar soal kehujanan bikin sakit sebetulnya hanya mitos.
Faktanya, bukan basah-basahan atau air hujan yang menyebabkan munculnya penyakit, melainkan kekebalan tubuh yang sedang lemah. Kondisi itu membuat seseorang akan lebih mudah terpapar penyakit.
Apalagi di musim hujan kuman penyakit akan lebih mudah menyebar dan berkembang biak. Suhu udara pun akan menurun menjadi lebih dingin, dan banyak bukti yang menunjukkan bahwa dinginnya hujan bisa memengaruhi daya tahan serta fluktuasi suhu tubuh.
Pada akhirnya, semua itu berkontribusi terhadap berbagai penyakit, yang sering kita kaitkan sebagai akibat dari kehujanan. Berikut penjelasan lengkapnya.
WebMD menulis, kedinginan atau kebasahan akibat hujan tidak menyebabkan orang sakit. Namun, tubuh bisa lebih mudah terserang flu dan penyakit lain mana kala seseorang sangat lelah, mengalami stres, atau memiliki alergi dengan gejala hidung dan tenggorokan.
Laman National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) dan Healthlinejuga menjelaskan, bahwa pilek dan flu hanya disebabkan oleh virus.
Flu disebabkan oleh virus influenza dan pilek disebabkan lebih banyak jenis virus. Dari sekitar 200 virus penyebab pilek biasa, sebagian besar disebabkan oleh jenis rhinovirus—berikutnya disusul coronavirus, enterovirus, dan sebagainya.
Virus-virus ini bisa menular dengan menghirup udara atau kontak langsung seperti ketika Anda menyentuh sesuatu yang sudah terpapar virus, lalu menyentuh hidung, mulut atau mata. Virus juga lebih mudah menyebar dan berkembang biak ketika udara lebih kering dan dingin seperti saat hujan.
“Ditambah lagi, air hujan menghantam tanah serta mengangkat bakteri dan virus dari tanah ke udara,“ ujar Mahesa Paranadipa dari Perhimpunan Dokter Indonesia.
Bagaimana virus bisa membuat kita sakit di musim hujan telah diungkap untuk pertama kalinya oleh tim peneliti dari Yale University.
Pada tahun 2015, mereka memodifikasi rhinovirus untuk menginfeksi tikus. Peneliti membandingkan paparan rhinovirus pada suhu normal tubuh (sekitar 37 derajat Celsius) dan suhu lebih rendah di hidung (33 derajat Celsius).
Hasil temuan yang diterbitkan dalam jurnal PNAS menunjukkan suhu yang lebih rendah atau relatif dingin benar-benar menghambat pertahanan tubuh terhadap infeksi virus.
Dalam kondisi dingin, menurut peneliti, fungsi sistem kekebalan tubuh seolah tersendat-sendat. Ini mencegah suatu sel kekebalan yang terpapar virus bekerja semestinya, seperti kesulitan mengirim sinyal tanda bahaya pada sel lain di sekitarnya dan tidak mampu membentuk protein pertahanan tubuh secara sempurna.
Alhasil, respons sistem imun yang melemah dan melambat, memungkinkan rhinovirus yang lebih suka lingkungan dingin menempati hidung sebagai sistem pertahanan pertama. Mereka bahkan berkembang biak di hidung sehingga tubuh rentan jatuh sakit.
Tak hanya penyakit yang berkaitan dengan virus, paparan cuaca dingin yang mendadak akibat turun hujan juga bisa memengaruhi daya tahan dan suhu tubuh sehingga menimbulkan berbagai penyakit.
Menukil Medical News Today, ada sejumlah penelitian yang membuktikan bahwa suhu lebih rendah atau lebih dingin seperti saat hujan bisa menurunkan kekebalan tubuh.
Udara dingin bukan hanya menghambat diproduksinya vitamin D yang baik bagi kekebalan tubuh kita, tapi juga menyebabkan pembuluh darah di saluran pernapasan menyempit. Meski membantu tubuh menghemat panas, penyempitan pembuluh darah menyulitkan sel darah putih melawan kuman.
Selain itu, dinginnya air hujan akan membuat suhu tubuh turun. Kondisi ini membuat tubuh terpaksa bekerja lebih keras mengeluarkan energi lebih besar untuk menyeimbangkan suhu dan mengurangi rasa dingin.
Masalahnya, jika daya tahan sedang lemah, tubuh tidak dapat mengimbangi perubahan suhu yang terlalu drastis. Akibatnya, di daerah kepala yang biasanya terpapar hujan lebih dulu, akan mengalami perbedaan tekanan dengan udara luar. Inilah mengapa kita mudah merasa pusing saat terkena gerimis meski hanya sebentar.
Lantas, benarkah kita harus keramas serta mandi dan segera mengganti pakaian kering setelah kehujanan? Sebagai pencegahan timbulnya penyakit, tak ada salahnya.
Bagaimanapun, kuman lebih mudah menyebar di udara dingin dan seringnya kontak dengan orang lain semisal berteduh saat kehujanan memudahkan penularan penyakit. Jika tidak segera bersih-bersih, minimal dengan cuci tangan, ada kemungkinan penyakit memapar tubuh.
Apalagi di beberapa wilayah, hujan mungkin disebabkan oleh polusi berlebihan di udara. Polusi diketahui berisiko bagi kesehatan.
Menurut pakar kesehatan dr. Adnan Yusuf, keramas bisa mencegah rambut mengalami kerusakan akibat terpapar air hujan yang kaya akan polusi, kotoran, hingga zat asam.
Mengganti pakaian kering juga bisa mencegah timbunya jamur penyebab masalah kulit akibat baju yang lembap, sekaligus menjaga tubuh tetap hangat agar kekebalan tak menurun.
Mencegah lebih baik dari pada mengobati, buat agan yang abis hujan-hujanan ada baiknya segera bersih-bersih nih.

Soalnya cuaca dingin dan lembab saat ujan bikin virus menyebar lebih mudah katanya mah.
Jadi gak ada salahnya dong kalo waspada, dari pada besoknya diem aja dikamar abis ujan-ujanan

Semoga artikel ane bermanfaat yah gan

Quote:


Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh

SUMUR :
Beritagar.id
Quote:
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain 

Sejarah panjang terasi si penyedap alami
Peneliti buktikan bunga juga bisa mendengar
Penyebab janin dalam kandungan menghilang (bukan diculik Jin)
Akhirnya, terungkap berapa lama satu hari di Saturnus
Kenapa warna hitam bisa bikin kita keliatan lebih kurus?
WhatsApp batasi forward hanya 5 kali demi cegah hoaks
Tren gaya rambut laki-laki tahun 2019, agan yang mana?
Dragon Ball Super: Broly tayang di Indonesia pada Februari, saingan Dillan 1991 ?
Tim Sukses Dildo, Edwin: Saya buzzer rakyat
Fakta unik! Ternyata, lumba-lumba senang nonton TV gan~


Sejarah panjang terasi si penyedap alami
Peneliti buktikan bunga juga bisa mendengar
Penyebab janin dalam kandungan menghilang (bukan diculik Jin)
Akhirnya, terungkap berapa lama satu hari di Saturnus
Kenapa warna hitam bisa bikin kita keliatan lebih kurus?
WhatsApp batasi forward hanya 5 kali demi cegah hoaks
Tren gaya rambut laki-laki tahun 2019, agan yang mana?
Dragon Ball Super: Broly tayang di Indonesia pada Februari, saingan Dillan 1991 ?
Tim Sukses Dildo, Edwin: Saya buzzer rakyat
Fakta unik! Ternyata, lumba-lumba senang nonton TV gan~

0
1.2K
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan