Mengapa dia bisa bercerita ke gue mengenai permasalahan pacaran beda agama yang dialaminya?

Saat itu gue sering membagikan beberapa tulisan gue yang ditulis di Kaskus mengenai pacaran beda agama. Bisa dilihat beberapa tulisan yang pernah gue buat mengenai pacaran beda agama di bawah ini:

Pacaran Beda Agama, Yes Or No?
Pacaran Beda Agama Tetap Bisa Bahagia Kok!
Kesimpulan Pacaran Beda Agama Berdasarkan Komentar Kaskuser!
Mau Menikah Beda Agama? Tanyakan Dahulu Pertanyaan di Bawah Ini Yuk!

Saat gue share di Instagram mengenai salah satu tulisan yang gue bagikan di sana, teman gue ini menceritakan ceritanya yang rasanya sakit sekaligus bingung bagaimana mengatasinya. Tapi 6 bulan kemudian dia kembali bercerita ke gue dan isinya seperti ini:

Otomatis gue bingung pada saat itu dia masih bersikukuh untuk tetap bersama atas pilihannya dan sekarang dia dengan radikal memutuskan apa yang dia rasa lebih pantas dia dapatkan. Di sana dia ada berkata “alias pegat” yang berarti sudah putus

Dia bercerita pada tanggal yang tertera di atas dan dia berkata kepada gue “Ren tolong buatin tulisan buat gue...” karena sekarang dia sudah merasa lepas dan bebas dari belenggu yang mungkin dulu membuatnya berpikir bahkan bertahun-tahun menjalani hubungan yang nampak selalu memikirkan masalah perbedaan agama ini.Dia ingin dan punya kerinduan orang lain juga merasakan apa yang sudah dia rasakan saat ini. Memang ada 2 tipe orang di dunia ini:



Gue tahu, teman gue itu adalah orang yang kedua. Dia ingin orang lain tidak merasakan hal ini. Akhirnya gue buat tulisan seperti ini, gue mau supaya dia sendiri yang bercerita. Gue hanya sebagai penyalur yang membagikan ceritanya ke kalian



Gue yakin kalau ada di antara kamu yang saat ini mengalami hal yang serupa dengan teman gue itu. Ini pasti bukan suatu kebetulan. Gue tantang kalian untuk merenungkan hal ini. Jika kamu sering memikirkan beberapa pertanyaan yang sama seperti yang dipikirkan oleh teman gue itu. Bahkan mungkin kamu berpikir supaya kekasih kalian yang saat ini beda agama dengan kamu bisa mengikuti agamamu. Hal itu bagus tapi coba kita renungkan kembali, bukankah banyak hal yang tidak selalu harus kita dapatkan. Kamu lebih mencintai dirinya ketimbang dirimu sendiri, padahal rasa sakit itu terus tersimpan di dalam hatimu. Kamu lupa mencintai dirimu sendiri atau bahkan orang-orang yang di sekitarmu, fokusmu hanya pada doi

Setelah putus gue tidak menyangka teman gue itupun saat ini bisa menjadi pribadi yang berbeda dari yang dulu. Dia bahkan bisa berkata seperti ini:

Saat ini gue bisa katakan dengan pasti dia jauh lebih bahagia dan dia lebih sering kumpul dengan komunitasnya yang sama-sama cinta Tuhan dan memberikan hatinya untuk Tuhan. Dia memberikan apapun yang dia bisa untuk menyenangkan hati Tuhan

Gue rasa kamu juga hanya perlu mengambil satu langkah ini untuk menentukan kebahagiaan kamu selanjutnya. Jika kamu merasa tulisan menghentak dirimu, mungkin ini waktunya. Mungkin ini saatnya, jika kamu mau supaya teman kamu merasa dikuatkan. Bagikan juga tulisan ini ya!