Ada lagi yang mengatakan "Islam tak cocok berada di Indonesia.Karena Islam cuma buat orang Arab".Hal ini menjadi lucu,karena dalam sejarahnya sendiri.Masyarakat Indonesia sangat familiar dengan agama agama lainnya.Bahkan agama Hindu Budha pernah menjadi mayoritas.Namun pada akhirnya,Islam lah yang menasbihkan diri sebagai agama Mayoritas.Yang paling membanggakan lagi,Islam di Indonesia tersebar lewat jalur perdagangan,bukan jalur peperangan.Mengapa bisa bertahan? karena hanya Islam satu satunya agama yang bisa di terima secara logika dan nalar.Karena,logika adalah satu satunya indikator kebenaran.
Namun,tentang kultur.Ane sependapat jika kita jangan terpengaruh dengan kultur daerah dan wilayah lain.Namun,kultur yang ane maksud adalah dalam cakupan kultur Barat dan Timur.Kita berada di negara berkultur ketimuran.Dan kita bahkan sangat bangga dengan julukan masyarakat Indonesia yang ramah dan sopan (walaupun tak demikian faktanya).Kenapa kita harus meniru kultur barat yang sudah sangat jelas tidak cocok dengan budaya kita maupun budaya Islam.
Bicara negara Timur,katakanlah negara paling maju di benua Asia.Ada banyak kan?ada China,Korea,Jepang,UEA dll.Tapi,kali ini ane ingin membahas tentang negara yang paling terkenal dengan julukan "Negara modern dalam balutan tradisional".Jika Loe pernah nonton Anime atau film-film produksi jepang lainnya,mungkin Loe gak akan menemukan keanehan sama sekali dari budaya dan keseharian yang digambarkan.Namun,jiwa ane sebagai peneliti dan penganalisis menemukan sesuatu yang menarik dari apa yang di gambarkan dalam keseharian mereka.Bukan...bukan tentang budaya malu yang sudah sangat mahsyur melekat dari diri setiap pribadi Jepang.Melainkan tentang emansipasi dan feminisme.
Sejak,zaman Edo dan sebelum perang dunia 2.Wanita di Jepang tak ubahnya seperti seorang pelayan bagi suami.Sama seperti negara negara Timur manapun di zaman itu.Kaum Pria adalah kaum dominan sebagai pemegang tampuk kekuasaan di keluarga,tak hanya itu.Dalam hal pendidikan dan pekerjaan pun seperti itu.Namun,semua berubah ketika(Raja api menyerang

) era Perang dunia ke 2.Jepang yang ikut andil dalam perang tersebut,mengharuskan para kaum Pria untuk itut berperang di medan perang.Hal ini menjadikan tampuk kepemimpinan di keluarga menjadi tanggung jawab para Istri.Sehingga,membuat mereka cukup mandiri untuk menjalankan 2 peran sekaligus sebagai kepala keluarga sekaligus sebagai pengurus Rumah tangga.Hal ini sudah pasti sedikit mengubah tatanan norma dan budaya dalam masyarakat tentang peran seorang Istri,yang sedikit memiliki hak yang sama dalam memberikan pendapatnya untuk masa depan keluarga dan anak anaknya.
Di masa masa beriktutnya,peran wanita bahkan lebih hebat lagi.Wanita mulai bisa bekerja di perkantoran dan memiliki hak untuk menempuh pendidikan setinggi tingginya.Namun,ini dia satu hal yang menariknya.Mereka yang bekerja dan menempuh karir sebagai wanita karir hanya bisa kita temukan pada para Wanita yang belum menikah.Faktanya,para Wanita Jepang akan berhenti dari pekerjaannya ketika dia merencanakan akan menikah.Mengapa? banyak sekali faktornya.Mulai dari jam kerja yang padat,tak bisa membagi waktu dan yang paling menjadi faktor dominan adalah norma dan budaya yang melekat erat dalam pribadi setiap Wanita Jepang.Bahkan kalau Loe pernah nonton Anime,manga atau film produksi Jepang lainnya,Loe akan menemukan bahwa sehebat dan setinggi apapun tingkat pendidiikan seorang wanita Jepang.Pastilah dia akan memiliki 2 skill dasar yang paling dimiliki seorang wanita.Yaitu,skill mengurusi rumah dan anak sebagai kodrat sesungguhnya seorang wanita.Dan sudah pasti tetap patuh dan menjadi pelayan bagi suami.
Disini,ane sebagai seorang Rasionalis.Baru pertama kalinya menyatakan rasa kekaguman ane pada para ibu ibu di Jepang.Kenapa?kok bisa,mereka mentransfer budaya dan pemahaman tentang kodrat Wanita sebagai seorang Istri dan pendidik bagi anak anaknya di zaman yang dimana emansipasi sangat kencang di gaungkan.Dan hebatnya lagi,tak ada satupun kasus pemberontakan Wanita Jepang dari sistem budaya ini.Walaupun efeknya hanyalah usia perkimpoian yang semakin menua,atau bahkan ada yang sampai gak menikah sama sekali.Namun budaya itu sangatlah melekat.Pendidikan dini emang sangat dahsyat pengaruhnya bagi masyarakat,apalagi pendidikan itu ditanamkan oleh seorang ibu.
Anehnya,kita mengetahui.Lagi lagi ini adalah budaya yang Islami.Emansipasi wanita pada prinsipnya yang benar adalah bukan menjadikan Wanita harus seperti Pria.Karena sudah sejak dari sononya,Wanita dan Pria adalah Makhluk yang berbeda.Dan Masing masing dari 2 sisi ini memiliki kelebihan dan peran masing masing.Islam menjadikan Wanita dan Pria itu setara dalam porsinya masing masing.Dan,lagi lagi..Kenapa orang di luar Islam justru lebih Islami dibanding orang Islam sendiri? inilah yangs sungguh sangat memprihatinkan.