Kaskus

Story

good200Avatar border
TS
good200
Cerpen "Aku, Sahabatku, dan Dokter" #2.

Aku, Sahabatku dan Dokter  #eps.2




Oleh : Massae/Good


Bau rumah sakit ini tak asing lagi di hidungku, perawat yang sibuk berlalu lalang menjalankan tugasnya, sejak kecil aku sering di bawa kesini oleh kedua orang tuaku dan aku masih ingat pertama kali aku bertemu dengan tika juga di rumah sakit ini, kedua orang tuaku punya sahabat yaitu dokter rosyid dia ayah tika, kedua orangtuaku jarang sekali berada di rumah karena itu ketika aku sakit aku hanya disuruh menemui dokter rosyid, entahlah hanya rasa sakit di tubuhku yang mulai bergelanyutan membuat diriku, merasa benar-benar kesakitan sehingga salah satu suster membawaku kepada dokter rosid untuk di periksa.

“ bagaimana keadaanmu nak ?” sapanya hangat

“ baik om, apa orang tuaku datang kemari ?” tanyaku lagi                  

“owh, mereka menanyakan keadaanmu, namun aku tidak tahu kamu 5 bulan ini gak periksa sama sekali, om jadi kawatir, untung kalian berteman baik jadi om tanya saja sama tika ” terangnya

“ owh, iya om tika sudah baikan ? apa dia baik-baik saja  dia sakit apa ? om khawatir padaku ? orangtuaku aja cuek !” tanyaku

“ iya karena om sudah janji agar menjagamu nak, dia sakit nak” katanya sambil tersenyum
   dokter mulai memeriksaku, aku hanya bertanya satu hal apa penyakit yang ada pada diriku?

 “ oke pak aku pergi dulu ke kamar tika !” kataku

“tunggu ali, boleh dokter minta tolong ?” tanyanya

 “ iya pak “ jawabku singkat

“tolong buat dia selalu bahagia, hanya kamu yang bisa karena om tahu tika selalu bahagia bersamamu” dia berkata seperti ingin menitipkan sesuatu yang berharga dan seolah dia akan pergi.

“apapun akan ku lakukan om untuk tika, karena dia satu-satunya orang yang paling bisa buat aku bahagia, dan aku menyayanginya” kataku mantap

“tika mengidap penyakit mematikan al, dia terkena penyakit jantung dan dia bisa bertahan hidup jika ada seseorang pendonor untuknya, karena jantungnya benar-benar telah kritis” katanya sambil menitikan air mata,
aku belum bisa berkata apa-apa aku masih terpaku dengan ucapan ayahnya tika apa benar ? dia sakit jantung.

“ ahh,,,”  tiba-tiba aku merasakan sakit yang begitu luar biasa aku muntah-muntah. Ada apa dengan tubuhku ini ?

“tenang al, dokter masih disini” dia menyuntikan sesuatu ke tubuhku, aku mulai merasa tenang

“ dok, apa aku boleh Tanya satu hal ?” kataku pelan

“Tanya aja” jawabnya singkat

“apa sebenarnya penyakitku, aku tahu selama ini dokter bersekongkol dengan orang tuaku dan tidak mengatakan yang sejujurnya padaku, aku sudah terlalu dewasa untuk mengetahui penyakit apa yang bersarang di tubuhku!” kataku pelan

“maaf nak, aku harus menjaga rahasia ini” katanya hendak pergi

“dok, kalau memang aku punya penyakit yang mematikan dan akhirnya aku meninggalkan dunia ini aku rela jantungku di berikan pada tika!” kataku lagi

“ terlalu dini untukmu nak kamu belum melihat penuh seluruh kehidupan dunia ini” katanya mulai mendekatiku                                                                                                  
“aku rela dok, dan aku yakin dokter ayah yang baik dan mampu menjaganya dan membuatnya bahagia” kataku lagi

“apa kamu yakin?” tanyanya aku cuma menganggukan kepala

“ tapi maaf nak aku juga telah berjanji kepada kedua orang tuamu agar kamu baik-baik saja” katanya

“tolong sus, pasien ini di rawat inap di sebelah ruangan anak saya” katanya lagi

“semoga cepat sembuh!” katanya sambil meninggalkanku yang sedang di dorong menuju ruangan kamar inap .
sepi sekali disini pikirku tiba-tiba pintu terbuka 

“ hai, apa kamu udah baikan?” sapa seorang yang baru masuk keruanganku suara ini aku mengenalnya

“ tika?”  tanyaku

“iyalah siapa lagi yang mau jenguk orang sok ganteng kayak kamu !” candanya

“haha, apa kamu baik-baik saja ?” tanyaku

“iyalah, kamu lihat keadaanmu aja, dasar sok perhatian” katanya lagi

“cewek jelek, ge-er banget sih aku kan cuma nanya” kataku mengelak

“apa kamu baik-baik aja ?” tanyanya

“aku? Aku baik-baik aja akuu malah lebih khawatir sama keadaanmu sayang” aduh keceplosan dia kelihatan salah tingkah 

“ma..” belum sempat aku melanjutkan kataku

“apa kamu sayang sama aku ?” Tanya dia

“aku ? gak mungkin lah aku sayang ma cewek jelek kayak kamu “ kataku mengelak
 
“serius ?” desaknya

“ha, tumben ngajak serius ?” kataku lagi

“sayang enggak ?” desaknya lagi
 
“ iya aku sayang banget sama kamu !” kataku serius

“ ih, dasar kamu cowok gombal mudah sekali kamu bilang sayang!” katanya

 “emang gak mau di sayang sama aku, gak mau jadi pacarku?” tanyaku genit

“ apa kamu yakin dengan wanita jelek dan pesakitan ini ?” tanyanya

“apa kamu punya cinta untuk ku jika iya, maka yang aku butuhin hanya itu” kataku
dia menangis memeluk ku “sejak kapan ?” katanya lagi dalam isak tangisnya

“apanya?“ tanyaku singkat

“kamu suka sama aku ?” tanyanya lagi

 “sejak kita pertama bertemu di sini” kataku lagi

Quote:


“selama beberapa tahun baru aku tahu bahwa kau mencintaiku, sebenarnya aku juga sudah lama tapi aku malu untuk mengungkapkanya” katanya sambil menunduk malu

“kamu pasti sembuh tik, aku selalu berdo’a untuk kesembuhanmu” kataku 
“sakitku sudah sangat parah al, aku juga tidak berharap banyak ada yang mau donor” katanya               
“pasti ada tik, pasti” kataku menghibur . kalau akhirnya aku meninggalkan dunia ini maka jantung ini milikmu tik, tapi aku hanya bisa berkata dalam hati. dia masih terdiam seribu bahasa entah ada apa .
“tik, ada apa ?” dia memegang tanganku dan membisikan kata
“maaf jika tidak bisa terlalu lama bersamamu” katanya
“yakinlah kau akan baik-baik saja sayang” kataku menimpali dia hanya tersenyum
“aku pergi dulu ya ?” pamitnya
 aku hanya menganggukan kepala sebelum dia pergi dia berkata
“cepat sembuh ya sayang” senyumnya mengembang dia lebih terlihat begitu cantik ketika tersenyum begitu.
       ***********


Quote:


aku mendengar kegaduhan yang terjadi di luar serta di samping aku sadar satu hal tika “tika!”
aku berteriak dan bangun mencoba keluar melihat apa yang sedang terjadi semua alat-alat menempel pada tubuh tika tapi dalam hal ini aku tidak melihat ada om rosyid, kemana dia

“dia segera butuh pendonor keadaannya makin kritis” kata salah seorang dokter baru yang kutemui.

 Aku muntah-muntah lagi padahal sudah beberapa hari ini aku tidak makan, karena setiap makan tubuh ini tidak mau menerima dan menolaknya. Gelap seketika menyelimuti pandanganku aku tidak bisa merasakan apapun lagi. Ya tuhan jika ini akhir hidupku semoga jantung ini bisa membuatnya sedikit bahagia, aku teringat masa lalu.

“jaga anak om “ katanya tersenyum,

Operasi dilakukan butuh 5-6 jam untuk operasi ini.
semua terasa gelap, mungkin ini akhir dari kehidupanku, ah.
bagaimana rasanya menjadi orang yang meninggal ya ? tanyaku dalam hati, aku terbangun dan membuka mata tanpa disangka aku melihat tika, apa aku dan tika sudah meninggal, seharusnya dia selamat, apa operasinya gagal?.

 “jangan berdiri dulu bekas operasimu belum kering” katanya tersenyum
“tika kamu sembuh ?” tanyaku
 “apa yang sebenarnya terjadi ?”tanyaku
 “ cewek jelek, sini kamu, kenapa kamu diam saja ?” kataku  
“owh... iya mana om rosyid ? seharusnya dia berada disini ketika aku di periksa “ tanyaku dia hanya menunduk
“ini …….“ dia menyodorkan sepucuk surat ekspresi wajahnya sungguh sedih  “untuk aku ?” tanyaku
dia hanya menganggukan kepala air matanya berkucuran deras, Aku membuka surat itu dan melirik tika yang duduk diam menunduk ke bawah sambil bercucuran air mata.

Quote:

isi surat itu membuatku menitikan air mata, wajah bahagia tika tak terlihat lagi, dia menangis, aku memeluknya.

THE END







anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
579
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan