Kaskus

Female

solehikhsanudinAvatar border
TS
solehikhsanudin
[LOVE LETTER 3] Teruntuk Istriku, Doakan Selalu Yang Terbaik Untuk Suamimu
[LOVE LETTER 3] Teruntuk Istriku, Doakan Selalu Yang Terbaik Untuk Suamimu

PALU, 28 SEPTEMBER 2018, PAGI

Pagi itu, pesawatku yang membawaku dari Jakarta tiba di Palu, sebuah kota yang menjadi ibukota Provinsi Sulawesi Tengah.
Alhamdulillah, pesawat bisa landing dengan cukup baik, meskipun sempat berhembus angin sepoi yang sedikit menggoyang kami sesaat sebelum roda pesawat menyentuh runway bandara.
Tidak ada kecemasan apa pun yang terlintas di benakku, seperti biasanya ketika menghadapi pekerjaan rutin di kota ini layaknya waktu-waktu sebelumnya.
Bahkan, kami sempat menikmati sarapan nasi bubur di kantin bandara, bersama rekan-rekan lokal yang menjemput kami.
Sejurus, kami bergegas menuju lokasi acara kami, di sebuah hotel yang bersebelahan persis dengan bibir pantai Kota Palu.

PALU, 28 SEPTEMBER 2018, SIANG

Siang hari di Jumat itu, sebagian dari kami menunaikan ibadah Shalat Jumat di masjid terdekat.
Namun aku, dan rekan sejawat dari luar kota, memilih untuk menunaikan Shalat Dzuhur sembari jamak-qashar di kamar hotel, sekaligus untuk rehat sejenak dan mempersiapkan acara yang akan segera dimulai selepas makan siang.
Acara sesi pertama pun dimulai, dari pembukaan di siang hari hingga rangkaian acara berikutnya ke sore hari.
Sempat terjadi gempa kecil pada sekitar masuknya waktu Ashar, namun tidak ada firasat buruk apa pun untuk senantiasa berbaik sangka kepada Sang Maha Pencipta, bahkan seorang rekan yang berasal dari Lombok sempat bergurau bahwa goyangan kecil semacam ini sudah mafhum terjadi di tempatnya.
Waktu break sore pun tiba, sebagian dari kami langsung bergegas menuju kamar untuk membersihkan diri, sementara sebagian lainnya masih asyik bercengkerama di ruang acara.

PALU, 28 SEPTEMBER 2018, MALAM

Tepat sebelum adzan Maghrib berkumandang, ketika beberapa dari kami tengah bercengkerama, tiba-tiba datanglah goncangan gempa bumi yang begitu dahsyatnya.
Tanpa berpikir panjang, kami semua lari tunggang-langgang menuju ke arah luar, meskipun goncangannya membuat kami kesulitan, dan aku pun sempat terjerembab di lorong ketika sebagian kecil air telah tertumpah.
Rasa sakit tak kurasa akibat kepanikan yang luar biasa, kala memandang ke lepas pantai melihat gulungan ombak yang menimbulkan prasangka akan datangnya air bah tsunami yang lebih besar.
Instingku dan khalayak ramai lainnya tentu berkeinginan untuk menghindar menuju ke ketinggian, dan alhamdulillah aku bertemu dengan seorang pengendara motor baik hati yang bersedia aku bonceng, bahkan sama-sama mencari-cari jalan terbaik menuju ke arah ketinggian.
Malam itu, kami tertidur seadanya di pinggir jalan setelah jalan menanjak, dengan diiringi oleh deru tangisan dan sesekali lalu-lalang jenazah korban bencana.
Aku merasakan kepanikan yang luar biasa, untuk menghubungimu pun tidak bisa karena raibnya ponsel dan sinyal pun tiada.
Padahal, kamu pun pastinya tidak kalah paniknya, melihat berita di televisi yang membahana namun untuk menghubungiku tentu tak bisa.

Spoiler for :


PALU, 29 SEPTEMBER 2018

Pagi itu, selepas Shalat Subuh, aku kembali menuju ke hotel dengan sekedar harapan yang tersisa semoga barang-barang yang berada di kamar masih terselamatkan.
Alhamdulillah, hotel tempat kami menginap masih berdiri tegak, padahal hotel sebelah dengan brand yang lebih tenar justru ambruk terkapar.
Selepas mengevakuasi barang-barang yang terselamatkan, beruntungnya kami kembali terselamatkan oleh teman baik di daerah setempat yang menampung kami sementara.
Perasaan campur-aduk semakin tak karuan, dan benar kata orang bahwa rasa cinta itu akan semakin terasa ketika kita tengah berjauhan ataupun sedang dalam kondisi tertekan.
Alhamdulillahnya, aku akhirnya dapat menghubungimu melalui pesan singkat awal dari ponsel pinjaman teman, karena jaringan seluler sedikit demi sedikit telah mulai pulih.
Malam itu, malam keduaku menjadi korban di daerah bencana, lalu aku pun kembali berpindah penampungan ke tempat rekan sejawat lainnya.
Alhamdulillahnya lagi, di tempat penantian yang kedua ini akhirnya aku kembali merasakan nasi setelah menanti 2 hari 1 malam lamanya.

Spoiler for :


PALU, 30 SEPTEMBER 2018

Pagi itu, hari kedua aku berada di Kota Palu, sedari dini yang terlintas di pikiranku hanya bagaimana caranya menuju bandara yang katanya sudah mulai dibuka, dan mungkin ada pesawat kemanusiaan yang bisa membawaku kembali ke ibukota Jakarta.
Dan benar saja, sejak pagi-pagi kami sampai di Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri, suasananya sudah hampir tak terkendali dengan banyaknya orang yang berebut memasuki pagar agar terangkut Hercules.
Setelah proses berhimpitan yang begitu meletihkan, pada akhirnya aku dan beberapa rekan sejawat berhasil memasuki kawasan bandara untuk menunggu pemberangkatan pesawat menuju Jakarta.
Dan setelah beberapa jam menunggu dengan setia, Hercules dengan tujuan Jakarta pun tiba, meski sebelumnya harus berlabuh di Makassar untuk menurunkan para korban dan mengisi bahan bakar.
Duhai istriku, tentunya keselamatanku ini semua tak terlepas dari doa dengan penuh rasa cinta yang terus kau panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi.
Maka, teruslah berdoa yang terbaik untuk keselamatanku dimana pun berada, karena doa yang tulus dan disertai dengan rasa mahabbah (cinta), aku yakin insya Allah akan senantiasa didengar oleh Sang Maha Pencipta.

Sumber :
Narasi : Imajinasi “surat cinta” based on pengalaman pribadi.
Ilustrasi : Koleksi foto pribadi {1) Foto bersama rekan-rekan lokal yang terselamatkan di kawasan bibir pantai terdampak Kota Palu dan 2) Kondisi hotel tempat kami menginap yang meski luluh-lantak namun tetap tegar berdiri hehehe}.
tata604Avatar border
aldysadiAvatar border
swiitdebbyAvatar border
swiitdebby dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.1K
6
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan