- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Miris! Dibunuh Pas Tahun Baru, Nyawa Nek Rajeng Hanya Ditukar Rp15 Juta


TS
luko.belita
Miris! Dibunuh Pas Tahun Baru, Nyawa Nek Rajeng Hanya Ditukar Rp15 Juta

Polisi akhirnya mengungkap kasus pembunuhan Nek Rajeng warga Jalan Abdul Hakim, Gang Setia, Tanjung Sari Medan Selayang. Motifnya perampokan. Miris! Nyawa sang nenek hanya diharga Rp15 juta oleh ketiga pelaku.
Tiga terduga pelaku diringkus personel Unit Reskrim Polsek Sunggal, dari lokasi berbeda, Kamis (24/1/2018), yaitu, Edy Setiawan alias Iwanju (42) warga Jalan Setia Budi, Gang Rambe, Tanjung Sari, Medan Selayang, Edy Saputra alias Sardik (45) warga Jalan Murni, Setia Budi dan Tri Adi Winata (17), warga Jalan Abdul Hakim, Pasar 1, Gang Setia, Tanjung Sari, Medan Selayang.
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Dadang Hartanto memimpin konferensi pers pengungkapan kasus tersebut di halaman rumah korban, didampingi Kapolsek Sunggal, Kompol Yasir Ahmadi dan Kanit Reskrim, Iptu Jumat (25/1/2019) sekira pukul 15.00 Wib.
Diketahui sebelumnya, Rajeng ditemukan tewas dengan kondisi tangan dan kaki terikat kain sprei di kamarnya, Selasa (1/1/2019) lalu.
Setelah lebih tiga pekan melakukan penyelidikan, polisi akhirnya berhasil mendapat informasi bahwa terduga pelaku utama adalah Edy Setiawan alias Iwanju.
Petugas kemudian melakukan pengejaran dan menemukan Iwanju sedang melintas di Komplek Pemda, Sempakata, PB Selayang II.
“Kemarin, Kamis (24/1/2019), personel Unit Reskrim Polsek Sunggal mendapat informasi keberadaan pelaku Iwanju. Maka langsung dilakukan penangkapan di daerah komplek Pemda,” beber Dadang Hartanto kepada awak media.
Setelah ditangkap petugas, Iwanju mengakui bahwa perbuatan itu dilakukan bersama dua temannya, Edy Saputra dan Tri Adi Winata. Polisi kemudian melakukan pengembangan untuk menangkap dua rekan Iwanju.
Tak butuh waktu lama, tepatnya Jumat (25/1) dinihari, petugas pun berhasil mengamankan Edy dan Tri Adi Winata di seputaran Jalan Setia Budi.
Dua pelaku yang ditembak usai mendapat perawatan. (ist/metro24jam.com)
“Setelah mengamankan ketiganya, kita melakukan pengembangan untuk mencari barang bukti. Namun, saat dilakukan pengembangan, pelaku Iwanju dan Sardik mencoba melawan petugas dan berusaha kabur. Maka kita lakukan tindakan tegas terukur dengan menembak kedua kaki keduanya,” tutur Dadang.
Dari pengungkapan itu, kata Kapolrestabes, polisi berhasil mengamankan barang bukti Honda Vario BK 3815 RAU dan Honda Supra tanpa plat dan dokumen serta dua pasang baju dan 2 unit ponsel.
Lebih lanjut dijelaskan orang nomor satu di jajaran Polrestabes Medan itu, dalam menjalankan aksinya, ketiga pelaku memiliki masing-masing peran. Tri yang merupakan tetangga korban berperan sebagai pemantau situasi rumah korban. Sementara Iwanju dan Sardik berperan sebagai eksekutor.
“Jadi motifnya perampokan. Tri memantau situasi, setelah melihat situasi sepi dan aman, Tri menghubungi Iwanju dan Sardik. Selanjutnya keduanya masuk ke dalam rumah melalui pintu belakang,” lanjutnya.
Setelah masuk ke dalam rumah, kedua pelaku merangsek menuju kamar tidur Rajeng. Di situ, Iwanju langsung mengikat tangan dan kaki Nek Rajeng lalu menyumpal mulutnya, agar tak menjadi penghalang aksi mereka.
Ketiga tersangka saat dipaparkan dalam konferensi pers di depan kediaman korban. (Adi/metro24jam.com)
“Saat dibekap, korban tak bersuara lagi. Selanjutnya keduanya mengambil barang-barang milik korban dan kabur,” ungkap Dadang.
Selanjutnya, ketiga pelaku menjualnya barang-barang curian mereka dan meraup uang sebanyak Rp15 juta.
“Dari Rp 15 juta itu, pelaku Tri mendapat bagian Rp 2 juta. Sementara Iwanju dan Sardik masing-masing mendapat Rp 6,5 juta,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, jasad nenek keturunan India pertama kali ditemukan Tuma Dewi yang datang bersama bersama suaminya Saundrajin, Selasa (1/1/2019). Peristiwa itu pun sempat membuat heboh warga sekitar. (adi)
https://news.metro24jam.com/read/201...ukar-rp15-juta
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tidak semua nya selalu masalah duit lae, tapi juga masalah tradisi dan kearifan lokal nenek moyang kitak kitak, lae
Apa kata orang, kalau tidak bunuh dan rampok di detik2 pergantian tahun ? malu lah kitak lae, nama nenek moyang kitak2 putera makpetak sumut tercoreng, diejek2 dan disindir2 nanti sama orang daerah lain lae

Yah begitulah suasana tahun baruan di medan, dari berbagai medsos warga medan kota:
1. Preman pemuda pancasila bau air kali malak sopir mobil box es kristal nopol BK9128BT di jalan merbabu kemarin sore
2. Preman palak parkir dan duit keamanan menggila di multatuli, pandu, katamso dan sekitar nya, banyak yang dulu "tertangkap" polsek medan kota, sekarang sudah beraksi kembali di tkp sama
3. Bocah2 hasil ngangkang makpetak kampung bantaran kali sei taik deli, seperti kampung Badur dan kampung Aur, lebih giat lemparin rumah warga, buat ngecek rumah mana yang kosong, buat jadi target rampok bapak nya

Saberpungli dan antipreman terbukti hanyalah parodi belaka, karena dimana banyak mukapetak sumut ngangkang, situasi pastilah seperti kebon binatang, persis seperti habitat asli nenek moyang mereka

Petisi Ingat Petak, Ingat Fuckter, Fuckter musnah, Petak binasa
4
2.6K
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan