- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Apakah Facebook di Ambang Kematian?


TS
gta007
Apakah Facebook di Ambang Kematian?
Setelah 12 tahun mengalami pertumbuhan pesat secara global, platform media sosial kegemaran mahasiswa yang telah mendominasi pasar modal dengan nilai aset 414 miliar dollar AS itu kini telah menjadi media sosial bagi orang-orang “tua”.
Sepertinya, Facebook tidak menarik lagi bagi target utama mereka, yaitu kalangan muda yang terdidik dan pengguna telepon genggam. Sebaliknya, mereka kini sudah tidak lagi mengakses Facebook.

Alasannya? Sederhana. Anak muda melihat Facebook sebagai media sosial yang kuno dan ketinggalan jaman. Algoritma yang membosankan yang memprioritaskan konten keluarga dan kerabat ketimbang konten lain yang lebih menarik.
Masalah utama Facebook adalah bahwa platform ini sudah sangat MEMBOSANKAN
Platform yang dulu merajai media sosial seperti Myspace, Bebo, dan Friendster telah hilang dalam kuburan digital. Mungkinkah Facebook mengalami hal serupa? Inikah awal dari akhir Facebook?
Sekitar 50 persen pengguna internet di Indonesia berasal dari pengguna berusia 19 hingga 34 tahun. Sebagian besar milenial, tumbuh dewasa bersama dengan perkembangan internet.
Namun demikian, pada 2018 jumlah pengguna baru terbanyak Facebook berasal dari pengguna berusia 45 hingga 55 tahun. Ini menunjukkan Facebook kini telah menjadi media sosial bagi orang tua dan kakek-nenek para milenial.
Di Vietnam, pelarangan konten bernada anti-pemerintah telah membungkam para aktivis dan praktik kebebasan berpendapat. Sementara militer Myanmar, Tatmaddaw, telah menggunakan akun palsu Facebook untuk menyebarkan konten berkaitan dengan genosida terhadap umat Muslim Rohingya.
Fakta bahwa platform Zuckeberg ini telah menjual informasi pribadi ke perusahaan periklanan, semakin menumbuhkan ketidakpercayaan publik. Di sisi lain, Twitter dan Instagram tidak membutuhkan informasi yang terlalu personal, sehingga memberi privasi lebih bagi para penggunanya.
Jadi, media sosial apa yang kini dipakai orang-orang?
Di Indonesia, Instagram, LINE dan Twitter dilihat sebagai media sosial yang lebih modern dan simpel. Terlebih lagi, banyak pengguna merasa algortima Facebook semakin tidak jelas dan tidak menarik.
LINE, aplikasi pengirim pesan dari Jepang, banyak digunakan Thailand. Platform berita hariannya, LINE TODAY, telah digunakan oleh lebih dari 32 juta di negara ini saja.
Adryz Ariffin, eksekutif pemasaran media sosial berbasis di Asia Tenggara, mengatakan peralihan dari Facebook belum memiliki dampak langsung pada pemasaran digital. “Facebook masih menghasilkan laba dan jangkauan paling banyak.
Kebanyakan masyarakat Asia Tenggara mengenal internet melalui Facebook,” kata Ardyz.
Facebook dan Google masih mendominasi pasar periklanan online di Asia Tenggara
“Indonesia merupakan pasar online terbesar di Asia Tenggara. Vietnam dan Myanmar sedang tumbuh, tapi belum dapat menyaingi Indonesia,” kata Ardyz.
Bahkan Adryz mengakui bahwa dia sudah tidak menggunakan Facebook, dan dia memprediksi sekitar lima tahun lagi, Facebook tidak lagi menjadi media sosial terbesar. Mungkin yang kita saksikan bukanlah “kematian” dari Facebook, namun lebih tepatnya, hilangnya kejayaan Facebook itu sendiri.
Ane sendiri punya facebook sekitar tahun 2009 dan waktu itu jarang digunakan karena belum punya hp sekarang dan warnet juga mahal dikampung ane. Saat ini facebook masih ane gunakan, meski penghuninya makin gak jelas mulai dari alien,manusia purba,produk dan lain". Ditambah lagi dengan statusnya yang gak jelas bahkan cenderung menjijikkan.
Nah gan sis sendiri gimana apa masih pake facebook sampai sekarang? komen" dibawah ya bye bye
Sepertinya, Facebook tidak menarik lagi bagi target utama mereka, yaitu kalangan muda yang terdidik dan pengguna telepon genggam. Sebaliknya, mereka kini sudah tidak lagi mengakses Facebook.

Alasannya? Sederhana. Anak muda melihat Facebook sebagai media sosial yang kuno dan ketinggalan jaman. Algoritma yang membosankan yang memprioritaskan konten keluarga dan kerabat ketimbang konten lain yang lebih menarik.
Masalah utama Facebook adalah bahwa platform ini sudah sangat MEMBOSANKAN
Platform yang dulu merajai media sosial seperti Myspace, Bebo, dan Friendster telah hilang dalam kuburan digital. Mungkinkah Facebook mengalami hal serupa? Inikah awal dari akhir Facebook?
Sekitar 50 persen pengguna internet di Indonesia berasal dari pengguna berusia 19 hingga 34 tahun. Sebagian besar milenial, tumbuh dewasa bersama dengan perkembangan internet.
Namun demikian, pada 2018 jumlah pengguna baru terbanyak Facebook berasal dari pengguna berusia 45 hingga 55 tahun. Ini menunjukkan Facebook kini telah menjadi media sosial bagi orang tua dan kakek-nenek para milenial.
Di Vietnam, pelarangan konten bernada anti-pemerintah telah membungkam para aktivis dan praktik kebebasan berpendapat. Sementara militer Myanmar, Tatmaddaw, telah menggunakan akun palsu Facebook untuk menyebarkan konten berkaitan dengan genosida terhadap umat Muslim Rohingya.
Fakta bahwa platform Zuckeberg ini telah menjual informasi pribadi ke perusahaan periklanan, semakin menumbuhkan ketidakpercayaan publik. Di sisi lain, Twitter dan Instagram tidak membutuhkan informasi yang terlalu personal, sehingga memberi privasi lebih bagi para penggunanya.
Jadi, media sosial apa yang kini dipakai orang-orang?
Di Indonesia, Instagram, LINE dan Twitter dilihat sebagai media sosial yang lebih modern dan simpel. Terlebih lagi, banyak pengguna merasa algortima Facebook semakin tidak jelas dan tidak menarik.
LINE, aplikasi pengirim pesan dari Jepang, banyak digunakan Thailand. Platform berita hariannya, LINE TODAY, telah digunakan oleh lebih dari 32 juta di negara ini saja.
Adryz Ariffin, eksekutif pemasaran media sosial berbasis di Asia Tenggara, mengatakan peralihan dari Facebook belum memiliki dampak langsung pada pemasaran digital. “Facebook masih menghasilkan laba dan jangkauan paling banyak.
Kebanyakan masyarakat Asia Tenggara mengenal internet melalui Facebook,” kata Ardyz.
Facebook dan Google masih mendominasi pasar periklanan online di Asia Tenggara
“Indonesia merupakan pasar online terbesar di Asia Tenggara. Vietnam dan Myanmar sedang tumbuh, tapi belum dapat menyaingi Indonesia,” kata Ardyz.
Bahkan Adryz mengakui bahwa dia sudah tidak menggunakan Facebook, dan dia memprediksi sekitar lima tahun lagi, Facebook tidak lagi menjadi media sosial terbesar. Mungkin yang kita saksikan bukanlah “kematian” dari Facebook, namun lebih tepatnya, hilangnya kejayaan Facebook itu sendiri.
Ane sendiri punya facebook sekitar tahun 2009 dan waktu itu jarang digunakan karena belum punya hp sekarang dan warnet juga mahal dikampung ane. Saat ini facebook masih ane gunakan, meski penghuninya makin gak jelas mulai dari alien,manusia purba,produk dan lain". Ditambah lagi dengan statusnya yang gak jelas bahkan cenderung menjijikkan.
Nah gan sis sendiri gimana apa masih pake facebook sampai sekarang? komen" dibawah ya bye bye
Spoiler for sumur:


tien212700 memberi reputasi
1
774
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan