- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dari Layar Kaca, Tribun Istora, Hingga Ruangan Media


TS
akubukankipli
Dari Layar Kaca, Tribun Istora, Hingga Ruangan Media

Credit: Istimewa
Sepak bola memang masih menjadi olahraga paling digemari di Indonesia. Tapi jika berbicara soal prestasi, bulu tangkis ada di urutan teratas. Rasanya tak perlu disebutkan lagi berapa kali olahraga ini berhasil mengharumkan nama bangsa.
Saya pribadi menggemari bulu tangkis bahkan sebelum mengerti apa artinya menjuarai sebuah turnamen. Kegemaran yang turun dari ayah saya yang juga menggemari olahraga tepok bulu. Kalau saya tidak salah ingat, final Piala Thomas 2002 menjadi awal saya menyaksikan bulu tangkis.
Kemudian di tahun 2015, saya bisa merasakan pengalaman berbeda saat menyaksikan pertandingan bulu tangkis. Tak cuma dari layar kaca, tapi dari ruangan media. Kebetulan, saya bekerja sebagai wartawan olahraga ketika itu.
Credit: Dok. Pribadi
Bukan hanya menyaksikan pertandingan, waktu itu saya punya tanggung jawab lebih. Memberikan berita seputar pertandingan kepada masyarakat. Terkadang bukan cuma tulisan, tapi foto-foto para pemain saat berlaga juga harus saya sajikan.
Menyenangkan kah? Tentu saja. Tak hanya melihat para pebulu tangkis dari dekat, tapi juga berinteraksi langsung, untuk kebutuhan berita tentunya. Apakah ada sisi menyebalkannya? Juga ada. Terkadang kami para awak media tak sempat menonton pertandingan karena harus menulis berita untuk masyarakat.
Kegiatan meliput turnamen bulu tangkis saya jalani hingga tahun 2016, tak lama memang. Tapi itu menjadi pengalaman yang luar biasa bagi saya pribadi. Menyaksikan lewat layar kaca, kemudian menjadi media, tapi belum pernah menyaksikan langsung sebagai penonton biasa.

Credit: Dok. Pribadi
Akhirnya saya bisa melakukannya saat turnamen Indonesia Masters 2019. Berhasil mendapatkan cuti dari kantor, saya menuju Istora untuk menjadi penonton biasa. Duduk di tribun, berteriak untuk memberi semangat para pemain yang sedang bertanding.
Rasanya memang berbeda. Sebagai penonton biasa tentu kita bisa bebas memilih ingin duduk di bagian mana, asal sesuai dengan tiket yang kita punya. Berbeda dengan para wartawan yang sudah ditentukan di bagian mana mereka bisa duduk. Hal itu membuat view ke lapangan pertandingan lebih baik saat menjadi penonton biasa.

Credit: Dok. Pribadi
Kemudian tak ada lagi kekhawatiran untuk tidak menonton pertandingan yang ada. Karena sebagai penonton biasa, saya tak punya tanggung jawab untuk membuat berita agar bisa dibaca oleh masyarakat. Selama betah untuk terus duduk di dalam Istora, saya bisa menyaksikan semua pertandingan yang ada.
Mungkin urutannya kurang ideal. Seharusnya dari menyaksikan di layar kaca, ke tribun Istora, kemudian jadi pewarta berita. Tapi tak masalah bagi saya, yang penting saya punya beberapa pengalaman berbeda saat menyaksikan pertandingan bulu tangkis.
0
1.6K
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan