- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ma'ruf Amin: Saya dan Jokowi Harus Menang, Kalau tidak, Innalillahi!


TS
mendoan76
Ma'ruf Amin: Saya dan Jokowi Harus Menang, Kalau tidak, Innalillahi!
Ma'ruf Amin: Saya dan Jokowi Harus Menang, Kalau tidak, Innalillahi!* 
riausky.com
2019/01/19 06:43
JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin mengungkapkan dirinya dan Jokowi harus menang mutlak pada Pilpres 2019 yang akan datang.
Kemenangan tersebut sebagai bentuk dikungan dari masyarakat, khususnya warga Tangerang terhadap dirinya dan Joko Widodo.
Pernyataan tersebut disampaikannya saat bertemu dengan Muda Mudi Indonesia dan Majelis Pecinta Ulama Kota Tangerang.
Dalam kesempatan itu, Ma'ruf meminta doa dan dukungan agar menang pada Pilpres 2019.
"Malam ini saya alhamdulillah bisa bersilaturahmi untuk bersama-sama kita mengaji. Sebelumnya, saya ingin minta doa, minta dukungan, karena dikatakan tadi saya calon wakil presiden.
Karena itu, saya minta doa, minta dukungan. Sebenarnya saya sudah merasa nyaman menjadi Rais Aam PBNU, menjadi Ketua Umum MUI. Tapi, karena Pak Jokowi mengajak saya menjadi wakil presiden, dan didorong oleh para ulama, akhirnya saya menerima ajakan itu untuk menjadi calon wakil presiden," kata Ma'ruf di gedung DPD KNPI Kota Tangerang, Jl Adamyati, Sukasari, Kota Tangerang, Jumat (18/1/2019).
Disebutkan Ma'ruf, dia dan Jokowi harus memenangi Pilpres 2019 agar tak ada orang yang kapok mengajak orang Tangerang menjadi pemimpin nasional. Dia juga ingin kemenangannya diperoleh dengan hasil mutlak.
"Oleh karena itu, *saya mendampingi Pak Jokowi harus menang. Kalau sampai tidak menang, innalillahi wa innailaihi rojiun* , masa wakil presidennya orang Tangerang kalah? Harus menang, dan menangnya tidak boleh sedikit, menangnya harus banyak, harus mutlak. Supaya nanti orang tidak kapok ngajak orang Tangerang, supaya nanti ngajak orang Tangerang lagi buat jadi pemimpin nasional," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Ma'ruf kemudian menjelaskan alasan menerima pinangan Joko Widodo untuk menjadi cawapres pada Pemilu 2019. Salah satunya adalah belum adanya orang Tangerang yang menduduki jabatan wakil presiden.
"Kenapa saya mau terima, karena saya ini kan orang Tangerang, selama ini orang Tangerang belum pernah ada yang jadi wakil presiden. Jadi saya menerima supaya menjadi contoh, kalau sekarang saya jadi wakil presiden, saya harap ke depan ada orang Tangerang lagi. Bukan hanya wakil presiden, tapi presiden, amin ya robbal alamin," tuturnya.
Mantan Rais Aam PBNU ini mengatakan alasan lain menerima tawaran Jokowi adalah belum adanya kalangan ulama yang menjadi orang nomor 2 di Indonesia. Jokowi, disebut Ma'ruf, sangat memuliakan kiai dan santri.
"Berarti beliau itu mencintai kiai, mencintai santri. Untuk itu, tidak betul Pak Jokowi tak mencintai santri, itu hoax, itu hoax, itu bohong. Tidak boleh kita bohong, apalagi katanya Pak Jokowi itu PKI. Orang yang bikin isunya saja datang ke rumah saya, bilang, 'Pak Kiai, yang dulu bikin cerita Pak Jokowi PKI itu saya, sekarang saya tobat, saya minta ampun, nggak akan lagi-lagi'. Yang bikin saja sudah kapok, la ente nggak berhenti-berhenti. Yang bikin saja berhenti," tuturnya.
Selain itu, Ma'ruf ingin memberikan motivasi kepada para santri untuk mempunyai kepercayaan diri dan tak rendah diri. Menurut dia, santri itu bisa menjadi apa saja, bahkan menduduki jabatan-jabatan strategis di pemerintahan.
"Sekarang ini yang lagi laku itu perempuan-perempuan, lagi laku banyak yang jadi bupati, muslimat-muslimat. Dan santri itu bisa jadi wakil presiden, buktinya saya, bisa jadi presiden juga, buktinya Gus Dur. Gus Dur santri, bukan? Santri. Bisa jadi presiden tidak? Ya bisa, alhamdulillah," imbuh Ma'ruf.(R04)
++++
*Irit Bicara saat Debat Capres, Ma'ruf Amin: Bukan Balapan Ngomong*
Reporter: Fikri Arigi
Editor: Rina Widiastuti
18 Januari 2019 13:08 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma’ruf Amin, mengatakan dirinya sengaja tidak banyak bicara saat debat, karena membiarkan pasangannya, Joko Widodo atau Jokowi lebih mendominasi. Menurut Ma'ruf, dirinya hanya perlu menyetujui dan mendukung pernyataan Jokowi, agar debat tak berjalan seperti balapan bicara, dan sahut menyahut.
“ *Kalau sudah dijelaskan oleh presiden ya saya tinggal menyetujui, mendukung, jangan seperti orang balapan ngomong kaya saur-manuk (sahut-menyahut* ),” ujar Ma’ruf di kediamannya, Jumat, 18 Januari 2019.
Debat capres perdana yang digelar Kamis malam, 17 Januari 2019, mengangkat tema hukum, HAM, korupsi dan terorisme. Debat kandidat ini berlangsung selama 90 menit. Format debat kali ini terdiri atas enam segmen, yakni isi segmen, penyampaian visi-misi hukum dan HAM, penyampaian visi-misi korupsi dan terorisme, pendalaman visi-misi, pertanyaan moderator seputar tema, pertanyaan antar-calon presiden dan wakil presiden, serta pernyataan penutup.
Menurut Ma’ruf, dalam debat pertama pemilihan presiden kemarin malam, yang diperdebatkan adalah kritik atas kinerja Jokowi selama empat tahun kepemimpinannya. Karenanya, Jokowi lebih mafhum menjawab sejumlah kritik dari lawan debatnya.
“Jadi, kalau masa lalu, yang kritik soal ini yang jawab harus Pak Jokowi, dalam hal tertentu saja saya jawab,” ujar mantan Rais Aam Nahdlatul Ulama tersebut.
Ia menuturkan, salah satu bagian yang bisa dia jawab adalah tentang terorisme. Menurut dia, bidang itu memang menjadi porsinya untuk menjelaskan bagaimana menghadapi dan mengatasi terorisme di masa depan.
Dalam debat pertama pilpres itu, Ma'ruf menyatakan terorisme harus diberantas sampai ke akar-akarnya. Ma'ruf mengatakan MUI pernah mengeluarkan fatwa bahwa terorisme bukan jihad. Ia pun sempat menyitir terjemahan ayat Al Quran dalam surat Al-Araf.
++++
Hem innalillahi sm bukan balapan ngomong kata pk yai..
Gimn koment agan2?..

riausky.com
2019/01/19 06:43
JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin mengungkapkan dirinya dan Jokowi harus menang mutlak pada Pilpres 2019 yang akan datang.
Kemenangan tersebut sebagai bentuk dikungan dari masyarakat, khususnya warga Tangerang terhadap dirinya dan Joko Widodo.
Pernyataan tersebut disampaikannya saat bertemu dengan Muda Mudi Indonesia dan Majelis Pecinta Ulama Kota Tangerang.
Dalam kesempatan itu, Ma'ruf meminta doa dan dukungan agar menang pada Pilpres 2019.
"Malam ini saya alhamdulillah bisa bersilaturahmi untuk bersama-sama kita mengaji. Sebelumnya, saya ingin minta doa, minta dukungan, karena dikatakan tadi saya calon wakil presiden.
Karena itu, saya minta doa, minta dukungan. Sebenarnya saya sudah merasa nyaman menjadi Rais Aam PBNU, menjadi Ketua Umum MUI. Tapi, karena Pak Jokowi mengajak saya menjadi wakil presiden, dan didorong oleh para ulama, akhirnya saya menerima ajakan itu untuk menjadi calon wakil presiden," kata Ma'ruf di gedung DPD KNPI Kota Tangerang, Jl Adamyati, Sukasari, Kota Tangerang, Jumat (18/1/2019).
Disebutkan Ma'ruf, dia dan Jokowi harus memenangi Pilpres 2019 agar tak ada orang yang kapok mengajak orang Tangerang menjadi pemimpin nasional. Dia juga ingin kemenangannya diperoleh dengan hasil mutlak.
"Oleh karena itu, *saya mendampingi Pak Jokowi harus menang. Kalau sampai tidak menang, innalillahi wa innailaihi rojiun* , masa wakil presidennya orang Tangerang kalah? Harus menang, dan menangnya tidak boleh sedikit, menangnya harus banyak, harus mutlak. Supaya nanti orang tidak kapok ngajak orang Tangerang, supaya nanti ngajak orang Tangerang lagi buat jadi pemimpin nasional," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Ma'ruf kemudian menjelaskan alasan menerima pinangan Joko Widodo untuk menjadi cawapres pada Pemilu 2019. Salah satunya adalah belum adanya orang Tangerang yang menduduki jabatan wakil presiden.
"Kenapa saya mau terima, karena saya ini kan orang Tangerang, selama ini orang Tangerang belum pernah ada yang jadi wakil presiden. Jadi saya menerima supaya menjadi contoh, kalau sekarang saya jadi wakil presiden, saya harap ke depan ada orang Tangerang lagi. Bukan hanya wakil presiden, tapi presiden, amin ya robbal alamin," tuturnya.
Mantan Rais Aam PBNU ini mengatakan alasan lain menerima tawaran Jokowi adalah belum adanya kalangan ulama yang menjadi orang nomor 2 di Indonesia. Jokowi, disebut Ma'ruf, sangat memuliakan kiai dan santri.
"Berarti beliau itu mencintai kiai, mencintai santri. Untuk itu, tidak betul Pak Jokowi tak mencintai santri, itu hoax, itu hoax, itu bohong. Tidak boleh kita bohong, apalagi katanya Pak Jokowi itu PKI. Orang yang bikin isunya saja datang ke rumah saya, bilang, 'Pak Kiai, yang dulu bikin cerita Pak Jokowi PKI itu saya, sekarang saya tobat, saya minta ampun, nggak akan lagi-lagi'. Yang bikin saja sudah kapok, la ente nggak berhenti-berhenti. Yang bikin saja berhenti," tuturnya.
Selain itu, Ma'ruf ingin memberikan motivasi kepada para santri untuk mempunyai kepercayaan diri dan tak rendah diri. Menurut dia, santri itu bisa menjadi apa saja, bahkan menduduki jabatan-jabatan strategis di pemerintahan.
"Sekarang ini yang lagi laku itu perempuan-perempuan, lagi laku banyak yang jadi bupati, muslimat-muslimat. Dan santri itu bisa jadi wakil presiden, buktinya saya, bisa jadi presiden juga, buktinya Gus Dur. Gus Dur santri, bukan? Santri. Bisa jadi presiden tidak? Ya bisa, alhamdulillah," imbuh Ma'ruf.(R04)
++++
*Irit Bicara saat Debat Capres, Ma'ruf Amin: Bukan Balapan Ngomong*

Reporter: Fikri Arigi
Editor: Rina Widiastuti
18 Januari 2019 13:08 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma’ruf Amin, mengatakan dirinya sengaja tidak banyak bicara saat debat, karena membiarkan pasangannya, Joko Widodo atau Jokowi lebih mendominasi. Menurut Ma'ruf, dirinya hanya perlu menyetujui dan mendukung pernyataan Jokowi, agar debat tak berjalan seperti balapan bicara, dan sahut menyahut.
“ *Kalau sudah dijelaskan oleh presiden ya saya tinggal menyetujui, mendukung, jangan seperti orang balapan ngomong kaya saur-manuk (sahut-menyahut* ),” ujar Ma’ruf di kediamannya, Jumat, 18 Januari 2019.
Debat capres perdana yang digelar Kamis malam, 17 Januari 2019, mengangkat tema hukum, HAM, korupsi dan terorisme. Debat kandidat ini berlangsung selama 90 menit. Format debat kali ini terdiri atas enam segmen, yakni isi segmen, penyampaian visi-misi hukum dan HAM, penyampaian visi-misi korupsi dan terorisme, pendalaman visi-misi, pertanyaan moderator seputar tema, pertanyaan antar-calon presiden dan wakil presiden, serta pernyataan penutup.
Menurut Ma’ruf, dalam debat pertama pemilihan presiden kemarin malam, yang diperdebatkan adalah kritik atas kinerja Jokowi selama empat tahun kepemimpinannya. Karenanya, Jokowi lebih mafhum menjawab sejumlah kritik dari lawan debatnya.
“Jadi, kalau masa lalu, yang kritik soal ini yang jawab harus Pak Jokowi, dalam hal tertentu saja saya jawab,” ujar mantan Rais Aam Nahdlatul Ulama tersebut.
Ia menuturkan, salah satu bagian yang bisa dia jawab adalah tentang terorisme. Menurut dia, bidang itu memang menjadi porsinya untuk menjelaskan bagaimana menghadapi dan mengatasi terorisme di masa depan.
Dalam debat pertama pilpres itu, Ma'ruf menyatakan terorisme harus diberantas sampai ke akar-akarnya. Ma'ruf mengatakan MUI pernah mengeluarkan fatwa bahwa terorisme bukan jihad. Ia pun sempat menyitir terjemahan ayat Al Quran dalam surat Al-Araf.
++++
Hem innalillahi sm bukan balapan ngomong kata pk yai..
Gimn koment agan2?..
1
5.4K
36


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan