- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Bencana dan potensi banjir longsor di Jawa


TS
sukhoivsf22
Bencana dan potensi banjir longsor di Jawa
Ronna Nirmala
09:39 WIB - Jumat, 18 Januari
2019

Seorang bocah duduk di teras
rumah yang terendam banjir di
Desa Mujur Lor, Kroya, Cilacap,
Jateng, Kamis (17/1/2019). |
Idhad Zakaria /AntaraFoto
Hujan dengan intensitas lebat
hingga ekstrem sepanjang
sepekan terakhir menyebabkan
sejumlah wilayah di Pulau Jawa
tertimpa musibah banjir dan
longsor.
Beberapa desa di Kabupaten
Kebumen, Jawa Tengah, sudah
dua hari terendam banjir. Kepala
Bidang Kedaruratan dan Logistik
Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kabupaten
Kebumen, Muhyidin,
mengatakan proses evakuasi
warga masih berlangsung
sampai Kamis (17/1/2019).
Beberapa kecamatan yang
masih tergenang banjir adalah
Kecamatan Adimulyo,
Bonorowo, Puring, dan Buayan.
Sementara, total wilayah yang
terdampak banjir mencapai 22
desa di Kebumen dan 16 desa
di Purworejo.
“Banjir di wilayah tengah seperti
Sumberaji dan Roworejo sudah
surut, namun untuk beberapa
desa di wilayah selatan masih
terendam banjir,” ucap Muhyidin,
dikutip dari AntaraNews.
Banjir juga menyebabkan tanah
longsor di beberapa desa, di
antaranya Desa Tanjungseto,
Kecamatan Sempor, dan
mengakibatkan satu rumah
terdampak.
Kemudian di Desa Wanakrama,
Kecamatan Alian, longsor
menutupi jalan menuju
Wadaslintang. Alat berat sudah
diturunkan untuk membuka
akses jalan yang terhalangi
material longsoran.
Hingga saat ini tidak ada laporan
korban jiwa akibat kejadian
bencana di beberapa wilayah
yang terdampak banjir dan
longsor.
Begitu juga dengan empat desa
di Kabupaten Cilacap, Jawa
Tengah. Kepala Unit Pelaksana
Teknis BPBD Kabupaten Cilacap
Wilayah Kroya Edy Purwanto
memaparkan empat desa yang
terdampak banjir, yakni Desi
Klumprit, Banjareja, Nusawungu,
dan Mujur Lor.
Selain curah hujan tinggi, Edy
mengatakan banjir juga
disebabkan jebolnya tanggul
Sungai Ijo sehingga airnya
meluap ke wilayah Nusawungu.
Sedangkan banjir di Desa Mujur
Lor disebabkan oleh luapan
Sungai Tipar.
Di area persawahan, ketinggian
air bisa mencapai 1,5 meter.
Namun, di beberapa pemukiman
warga ketinggian air berkisar
40-60 sentimeter (cm).
Merujuk data BPBD setempat,
sekitar 400 rumah warga dan
450 hektare sawah di Desa
Mujur Lor terdampak banjir.
Sedangkan untuk tiga desa di
Kecamatan Nusawungu masih
dalam pendataan.
Eddy mengaku pihaknya telah
melakukan evakuasi warga ke
pengungsian. Begitu juga
dengan penanganan musibah
dengan membersihkan titik-titik
saluran air yang tertimbun
sampah.
Sementara itu, Kepala
Pelaksana Harian BPBD Kendal
Wiwit Andariyono mengatakan
sekitar 113 desa dan kelurahan
yang tersebar di beberapa
kecamatan di Kendal, Jawa
Tengah, dinyatakan rawan banjir.
Sebanyak 73 desa dan
kelurahan lainnya rawan longsor.
Tambahan personel berikut
dengan peralatan penunjang
seperti perahu karet, gergaji
mesin untuk memotong pohon,
gergaji besi dan beton, serta
jembatan darurat sudah
disiapkan timnya untuk
mengantisipasi potensi banjir
dan longsor.
Untuk diketahui, berdasarkan SK
Bupati Kendal Nomor
360/407/2018, wilayah Kendal
sudah berstatus siaga bencana
sejak 1 November 2018 hingga
31 Maret 2019.
Posko siaga bencana 24 jam
sudah didirikan BPBD di
beberapa titik kecamatan
dengan posko induk di Kantor
BPBD Kendal.
Dilansir KOMPAS.com, Wiwit
meminta masyarakat untuk
mengaktifkan kentongan jika
terjadi angin kencang, banjir
maupun longsor.
Di Jepara, Jawa Tengah, BPBD
setempat telah mengajukan
bantuan 10 alat sistem
peringatan dini untuk memantau
wilayah-wilayah yang berpotensi
mengalami longsor. Pengajuan
ditujukan kepada BPBD Provinsi
Jawa Tengah.
Kepala Pelaksana Harian BPBD
Kabupaten Jepara Arwin Nor
Isdiyanto menyatakan, BPDB
Provinsi Jawa Tengah pernah
menawarkan tiga alat
pendeteksi, namun karena
wilayah yang berpotensi lebih
dari tiga, maka pengajuannya
ditambah.
Rencananya 10 alat pendeteksi
itu akan ditempatkan di empat
kecamatan, yakni Kecamatan
Keling (lima titik), Pakisaji dan
Batealit (masing-masing dua
titik), dan Mayong (satu titik).
“Mudah-mudahan tahun ini alat
tersebut sudah bisa diperoleh.
BPBD Jateng tahun ini memiliki
anggaran untuk pengadaan alat
tersebut,” kata Arwin.
Antisipasi juga dilakukan BPBD
Kota Bogor, Jawa Barat. Kepala
Pelaksana BPBD Kota Bogor
Ganjar Gunawan memulai
antisipasi dengan melakukan
rapat koordinasi bersama BPBD
Provinsi Jawa Barat dan Badan
Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) pada 15
Januari 2019.
Dari hasil rapat, ditetapkan
status semua kota dan
kabupaten di Jawa Barat siaga
darurat banjir dan longsor.
“Dalam hal peningkatan
kesiapsiagaan bencana ini tidak
hanya dilakukan BPBD saja,
melainkan juga harus dilakukan
semua masyarakat,” sebut
Ganjar, dikutip dari Sindonews.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota
Bogor, Ade Sarip Hidayat
mengatakan, urusan bencana ini
tidak bisa diduga, untuk itu
sangat penting adanya
kesiapsiagaan bencana dari
warga.
Menurut Ade, dari segi kontur
wilayah memang tidak bisa
dipungkiri jika Kota Bogor rawan
akan bencana longsor dan banjir.
Meski begitu Pemerintah Kota
(Pemkot) Bogor akan berupaya
memperbaiki infrastruktur
dengan membangun Tembok
Penahan Tanah (TPT) dan
membersihkan drainase untuk
meminimalisasi banjir lintasan.
https://beritagar.id/artikel/berita/...ongsor-di-jawa
0
1.5K
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan