1. Virtus.Pro

Team yang baru-baru ini menjuarai event major pertama, yaitu Kuala Lumpur Major menjadi kandidat terkuat pada The Chongqing Major kali ini. Performa yang tergolong konsisten dari Virtus.Pro menjadi salah satu kunci utama mereka. Performa tersebut bisa terlihat dari banyaknya raihan major yang diraih pada tahun lalu (ESL One Katowice, Bucharest Major, ESL One Brimingham). Ini membuat raihan DPC Points mereka unggul jauh dengan 12372 poin, meninggalkan posisi kedua yaitu Liquid (9459 poin) dan PSG.LGD (7332 poin). Titel KL Major yang sudah diraih tidak akan membuat mereka puas, tetapi akan membuat mereka semakin ganas.

The International 2018 masih menyimpan sejuta cerita. Final Best-of-Five pertama selama 5 tahun terakhir, pertarungan antara PSG.LGD v OG, maupun hasil dokumentasi yang membuat hype pecinta Dota 2 di seluruh dunia berjudul True Sight: The International 2018 Finals. Cerita tersebut tentunya tercipta dari kedua tim yang bertarung sangat baik pada final TI kemarin. Salah satu tim tersebut akan kembali bertempur di The Chongqing Major, yaitu PSG.LGD. Permainan cepat yang ditunjukkan oleh mereka membuat tim ini cukup ditakuti oleh tim lainnya. Roaming yang mengerikan dari “The Tusk King”, atau kita kenal dengan nick “fy” membuat game bisa berakhir dengan cepat untuk kemenangan PSG.LGD.

Posisi ketiga yang diraih oleh Evil Geniuses pada ajang The International 2018 kemarin membuat tim ini menjadi salah satu kandidat juara The Chongqing Major. Tim yang dikomandoi oleh Tal “Fly” Aizik ini berhasil menuntaskan perlawanan dari Virtus.Pro dan bahkan Team Liquid di lower bracket hingga akhirnya harus menyerah dari PSG.LGD pada lower bracket finals. Midlaner mereka, SumaiL menjadi salah satu aktor utama dalam suksesnya Evil Geniuses. Mental juara yang didapat dari The International 2015 juga menjadi motivasi tersendiri untuk meraih titel bergengsi lainnya.

Kandidat juara selanjutnya yaitu Team Secret. Meskipun pada TI 2018 kemarin meraih hasil yang kurang memuaskan, tim yang dibentuk oleh Clement “Puppey” Ivanov ini berhasil meraih posisi runner-up di Kuala Lumpur Major dengan lima game di final yang harus dimainkan (skor 3-2 untuk Virtus.Pro). Draft yang tidak mudah diprediksi menjadi salah satu ciri khas dari tim ini untuk menjuarai berbagai turnamen yang ada, salah satunya The Chongqing Major.

EHOME merupakan tim yang baru saja menjuarai salah satu event minor bernama The Bucharest Minor. Regulasi yang ada dari turnamen tersebut membuat tim yang terbaik (peringkat pertama) melaju ke The Chongqing Major. Tim ini bisa dikatakan meredup pada 2016, setelah sebelumnya menjadi salah satu tim terkuat dari China. Meredupnya EHOME pada 2016 membuat roster mereka terus berganti hingga menemukan roster terbaik, dimana terdapat dua mantan pemain Wings Gaming (juara pertama The International 2015). EHOME saat ini bisa dibilang tim  underdog karena performa yang kurang begitu baik di tahun-tahun sebelumnya. Tetapi, dengan adanya hasil juara dari The Bucharest Minor, bukan tidak mungkin mereka bisa meraih hasil positif di ajang The Chongqing Major.