- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Remeh, Tapi Dapat Pelajaran


TS
froye
Remeh, Tapi Dapat Pelajaran

Foto pribadi
Quote:
Hi perkenalakan namaku adalah Eddy, hanya seorang pria biasa yang menggemari sepakbola dan bekerja di sebuah perusahaan swasta.
Kalian tahu perusahaan yang bekerja dalam bidang finansial teknologi atau orang-orang lebih familiar dengan kata fintech, di area itulah aku bekerja sekarang ini, tepatnya di bidang pembayaran digital.
Si Hijau1 G, si Hijau2 O, si Merah T adalah yang terbesar saat ini di bidang pembayaran digital.
Kalian mengenal si Biru D, yang kini mulai ikut bersaing untuk mengganggu kenyamanan mereka yang sedang bertahta, di lingkungan si D lah sekarang aku mencari rupiah.
Setiap harinya aku bekerja untuk memastikan pemasangan dan kondisi perangkat si D berjalan baik. Tidak terlalu sulit tapi menjadi menyebalkan ketika pekerjaan tersebut menjadi melimpah dan membuat bandanku lelah.
Di kantor ku, ehh, lebih tepatnya di tempat aku bekerja, karena ini bukan kantor perusahaan ku. Aku bekerja di lantai 2 sebuah Ruko di ibu kota.
Suasananya penuh dengan keceriaan ketika pekerjaan tak membebani tapi menjadi sunyi ketika pekerjaan menemani.
Aku adalah tipe orang yang pendiam tidak terlalu banyak bicara bahkan cenderung pemalu, emmm aku memang pemalu. Tapi,, tidak ada tapi..
Di tempat ku bekerja aku cukup dihormati karena disitu aku adalah klien bagi mereka. Terkadang posisi ini membuatku angkuh.
Kalian tahu perusahaan yang bekerja dalam bidang finansial teknologi atau orang-orang lebih familiar dengan kata fintech, di area itulah aku bekerja sekarang ini, tepatnya di bidang pembayaran digital.
Si Hijau1 G, si Hijau2 O, si Merah T adalah yang terbesar saat ini di bidang pembayaran digital.
Kalian mengenal si Biru D, yang kini mulai ikut bersaing untuk mengganggu kenyamanan mereka yang sedang bertahta, di lingkungan si D lah sekarang aku mencari rupiah.
Setiap harinya aku bekerja untuk memastikan pemasangan dan kondisi perangkat si D berjalan baik. Tidak terlalu sulit tapi menjadi menyebalkan ketika pekerjaan tersebut menjadi melimpah dan membuat bandanku lelah.
Di kantor ku, ehh, lebih tepatnya di tempat aku bekerja, karena ini bukan kantor perusahaan ku. Aku bekerja di lantai 2 sebuah Ruko di ibu kota.
Suasananya penuh dengan keceriaan ketika pekerjaan tak membebani tapi menjadi sunyi ketika pekerjaan menemani.
Aku adalah tipe orang yang pendiam tidak terlalu banyak bicara bahkan cenderung pemalu, emmm aku memang pemalu. Tapi,, tidak ada tapi..
Di tempat ku bekerja aku cukup dihormati karena disitu aku adalah klien bagi mereka. Terkadang posisi ini membuatku angkuh.
Quote:
Pernah suatu ketika, ada seorang pria menghampiri ku, aku tak kenal siapa dia, lalu dia memintaku untuk mengisi sebuah kertas kecil.
Lalu aku bertanya “ apa ini pa?”
Dia pun menjawab “Lah, itu apa?”
Jawabku lagi dengan bingung dan kesal, “hah apa ini pa??”
Dengan nada yang cukup menyebalkan dia lalu menjawab “itu dibaca dulu dong!, jadi semua yang ada disini harus menulis apa aja yang dilakukan”
Nadanya yang menyebalkan itu cukup membuatku kesal, aku pun menjawab, “Oh, saya dari perusahaan I pa, bukan dari sini, saya cuma ikut kantor saja”
Ekspresi mukanya pun berubah, dan perkataannya pun menjadi lebih lembut “Oh yang sebelah sini itu, perusahaan I ya?,”
Dan dengan nada sinis dan angkuh aku pun menjawab “ya,,!”
Dia lalu menepuk punggung ku dengan lembut penuh kasih sayang dan menuju kursi lain sambil berkata dengan nada yang tertata “ oh.. ok ok”,
Lalu aku bertanya “ apa ini pa?”
Dia pun menjawab “Lah, itu apa?”
Jawabku lagi dengan bingung dan kesal, “hah apa ini pa??”
Dengan nada yang cukup menyebalkan dia lalu menjawab “itu dibaca dulu dong!, jadi semua yang ada disini harus menulis apa aja yang dilakukan”
Nadanya yang menyebalkan itu cukup membuatku kesal, aku pun menjawab, “Oh, saya dari perusahaan I pa, bukan dari sini, saya cuma ikut kantor saja”
Ekspresi mukanya pun berubah, dan perkataannya pun menjadi lebih lembut “Oh yang sebelah sini itu, perusahaan I ya?,”
Dan dengan nada sinis dan angkuh aku pun menjawab “ya,,!”
Dia lalu menepuk punggung ku dengan lembut penuh kasih sayang dan menuju kursi lain sambil berkata dengan nada yang tertata “ oh.. ok ok”,
Quote:
Saat ia pergi menuju kursi lainnya, di saat itu pula aku menyesal,, Hmm, apa aku angkuh saat itu? Sepertinya tidak,, hanya biasa saja.
Tapi, percayalah kejadian itu cukup menggangguku. Aku berpikir dengan nada nya yang sinis ketika awal bertanya padaku, aku harus membalasnya dengan sinis pula, dan itu membuatku menyesal.
Seorang pendiam seperti ku memang cenderung sensitif untuk hal kecil yang orang anggap remeh tapi itu cukup untuk menggangu pikiranku.
Yah, tapi sudah lah aku pikir, aku tidak boleh seperti itu lagi, karena aku sebetulnya mengidolakan prinsip kejahatan jangan dibalas dengan kejahatan yang ujungnya akan sangat sulit untuk menemui titik henti.
Hidup bagiku adalah proses menuju pengertian yang lebih dalam tentang arti kenapa aku ada disini. Sedikit pelajaran ini, kuharap dapat membuatku lebih paham bahwa hati ini akan terasa lebih nyaman ketika hal buruk direspon dengan hal baik.
Rasa ingin membalas memang besar adanya tapi hati yang tak nyaman adalah hasilnya. Aku akan berusaha untuk membuat hatiku lebih nyaman dengan menahan egoku. Ya, mungkin tidak akan mudah tapi aku mau merubahnya.
Ketika aku masih ingin berubah menurutku harapan dari perubahan itu akan tetap ada, ketika aku mulai acuh maka harapan itu akan menjauh. Sedikit hal kecil ini mungkin membuatku lebih mengenal hidupku sendiri.
Remeh memang kejadian kecil ini tapi cukup membekas di pikiranku.
Sedikit ceritaku ini dibuat sebelum aku tertidur, dan mungkin besok akan ada cerita lain yang lebih menarik untuk aku bahas, cerita ini memang membosankan tapi,, ya tidak ada tapi.
Tapi, percayalah kejadian itu cukup menggangguku. Aku berpikir dengan nada nya yang sinis ketika awal bertanya padaku, aku harus membalasnya dengan sinis pula, dan itu membuatku menyesal.
Seorang pendiam seperti ku memang cenderung sensitif untuk hal kecil yang orang anggap remeh tapi itu cukup untuk menggangu pikiranku.
Yah, tapi sudah lah aku pikir, aku tidak boleh seperti itu lagi, karena aku sebetulnya mengidolakan prinsip kejahatan jangan dibalas dengan kejahatan yang ujungnya akan sangat sulit untuk menemui titik henti.
Hidup bagiku adalah proses menuju pengertian yang lebih dalam tentang arti kenapa aku ada disini. Sedikit pelajaran ini, kuharap dapat membuatku lebih paham bahwa hati ini akan terasa lebih nyaman ketika hal buruk direspon dengan hal baik.
Rasa ingin membalas memang besar adanya tapi hati yang tak nyaman adalah hasilnya. Aku akan berusaha untuk membuat hatiku lebih nyaman dengan menahan egoku. Ya, mungkin tidak akan mudah tapi aku mau merubahnya.
Ketika aku masih ingin berubah menurutku harapan dari perubahan itu akan tetap ada, ketika aku mulai acuh maka harapan itu akan menjauh. Sedikit hal kecil ini mungkin membuatku lebih mengenal hidupku sendiri.
Remeh memang kejadian kecil ini tapi cukup membekas di pikiranku.
Sedikit ceritaku ini dibuat sebelum aku tertidur, dan mungkin besok akan ada cerita lain yang lebih menarik untuk aku bahas, cerita ini memang membosankan tapi,, ya tidak ada tapi.

Diubah oleh froye 17-01-2019 09:46


anasabila memberi reputasi
1
404
Kutip
1
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan