Kaskus

News

sukhoivsf22Avatar border
TS
sukhoivsf22
Dinas LH DKI Respons Anies soal Limbah Cuci Mobil
Dinas LH DKI Respons Anies soal Limbah Cuci Mobil
Ilustrasi pencucian mobil. (Foto:
CNN Indonesia/Mohammad
Ilham)


CNN Indonesia
Jumat, 11/01/2019 20:20

Jakarta, CNN Indonesia --
Belakangan disebut-sebut
usaha pencucian mobil
merupakan salah satu faktor
penyebab limbah di sungai di
Jakarta. Unit Pelaksana
Kebersihan Badan Air Dinas
Lingkungan Hidup DKI Jakarta
mengonfirmasi hal itu benar,
namun dikatakan bukan yang
terbesar.

Berdasarkan data yang diberikan
Plt Kepala UPK Badan Air Dinas
Lingkungan Hidup DKI Jakarta
Andono Warih, pada 2017 - 2018
terdapat 7.104 Usaha Kecil
Menengah (UKM) baru dari
bermacam jenis di Jakarta.

Angka itu dikatakan didapat dari
pemberdayaan Pekerja
Penanganan Sarana dan
Prasarana Umum (PPSU) atau
yang dikenal dengan nama
pasukan oranye.

Dari data itu, usaha jenis penatu
(laundry), restoran, dan bengkel
(termasuk cuci mobil) dikatakan
merupakan tiga penyumbang
terbesar limbah detergen ke
sungai.

"Kita punya pasukan oranye, kita
bekali mereka untuk membuat
google form. Kita sudah dapat
7.104, dari situ ada 274 laundry
pada 2017, lalu pada 2018
tambah lagi 191 laundry," jelas
Andono.

Menurut Andono, kategori
bengkel yang termasuk usaha
pencucian mobil di dalamnya
belum teridentifikasi jelas
jumlahnya. Meski begitu katanya
bila dilihat kasat mata, penghasil
busa dari pemakaian detergen
itu salah satunya dari pencucian
mobil.

Andono menjelaskan penyebab
limbah detergen yang ditandai
penampakan busa di Kali Item
dan Kali Sentinong tidak
eksklusif berasal dari pencucian
mobil.

"Ya sebetulnya kan bukan
semata-mata pencucian mobil.
Intinya kita juga bukan
mengeksklusifkan usaha cuci
mobil. Bahkan kita sudah
menyimpulkan, rumah tangga
kita juga sebagai penyumbang
juga," ucap Andono.

Sebelumnya beberapa pihak
pengusaha pencucian mobil
merasa khawatir karena
Gubernur DKI Jakarta Anies
Baswedan berencana mengatur
bisnis mereka pasca
penampakan limbah detergen di
sungai.

Andono memaparkan salah satu
yang lagi diupayakan yaitu
penggunaan produk
detergen yang tidak banyak
busanya. Buat mendapatkan itu
disebut bakal banyak melibatkan
berbagai
pihak, termasuk Kementerian
Perindustrian untuk Standar
Nasional Indonesia (SNI).

Semakin sedikit busa memang
tidak melulu berarti kadar limbah
merendah, namun dikatakan
penampakan busa mengganggu
estetika.


"Kami berharap ada alternatif
produk yang tidak banyak
busanya. Sekarang itu kondisinya
opsi terbatas," ujar Andono.

(fea)

https://m.cnnindonesia.com/teknologi...bah-cuci-mobil
0
2.2K
11
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan