Kaskus

Story

agusmulyantiAvatar border
TS
agusmulyanti
Perpisahan Indah - Part 4
Iman menggulung lengan kemejanya, terlihat gagah ia dengan kemeja warna biru muda, dipadu celana jeans berwarna biru tua. Perlahan diseruputnya kopi yg masih mengepul di hadapannya. Biasanya aku selalu minum bersamanya dalam canda pagi, Iman suka kopi hitam sedangkan aku minum white kopi, gumam mentari, tapi pagi ini Iman tak sedikitpun berpaling padanya.

"Sayang, nanti kamu yang antar Mentari ya, aku gak bisa, soalnya ada rapat mendadak", tiba tiba Rindu memecah kesunyian, sambil meraih buku agenda yang tergeletak di meja.

"Mentari, maaf ya..aku gak bisa antar kamu, aku sibuk, gak apa apa kan?".
"Gak apa apa mbak, terimakasih sudah dijamu dengan baik", ujar Mentari lembut.

Rindu, meraih tasnya, dan mencium tangan serta pipi Iman. Srrr....api cemburu sesaat menjalar dalam tubuh Mentari, ia tertunduk mengalihkan pandangan. Terlihat Iman melirik kearahnya, seolah sengaja membangkitkan api cemburu kepada istrinya. Kemudian Rindu melangkah pergi, bersama mobil kantor yang sudah menunggunya.

Iman meraih kunci mobil yang ada di meja dan membawanya, sambil meminta mentari untuk bergegas.
Mentari duduk, bersebelahan dengan Iman, hatinya campur aduk, melihat tingkah Iman yang membingungkan. Diluar hujan mulai terlihat deras. Iman memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, menembus derasnya hujan. Mentari sedikit kaget karena Iman mengarahkan mobilnya bukan kearah Stasiun, melainkan kearah pantai.

"Loh...mas, kita mau kemana. Kan kamu mau antar aku ke Stasiun, keretanya sebentar lagi berangkat loh", Mentari mengingatkan suaminya. Iman tidak menjawab dan terus mengemudikan mobilnya.

Tiba ditepi pantai, Iman menghentikan laju mobilnya. Sejenak ia terdiam, lalu menghentakkan tangannya ke arah stir mobil, dipalingkan wajahnya ke arah Mentari, sorot matanya tajam, seolah ingin menelannya hidup hidup. Mentari menunduk, jemarinya memainkan ujung hijabnya, ia rikuh dipandang seperti itu oleh Iman

"Kamu tau gak sih, gimana perasaan aku ??", Gimana beratnya aku menjauh darimu, gimana tersiksanya hatiku" ucap Iman setengah berteriak sambil mengangkat dagu Mentari.

"Aku...kangen sama kamu Mentari", suara Iman terdengar mulai menurun.

"Aku juga mas, aku kangen sama kamu", ucap mentari perlahan. Air mata mulai membasahi pipinya.

"Setiap hari aku menunggumu mas, berharap kamu menjawab telponku, atau membalas WA ku, tapi setiap hari juga, aku..kamu buat kecewa mas, kamu terus menjauhi aku". Suara mentari terdengar parau, ia terus menangis.

Iman menatap mata indah dihadapannya, dan merengkuhnya, melepaskan berjuta rasa yang tak bisa terbendung lagi. Mentari membiarkan tubuh kekar itu memeluknya, karena iapun sangat merindukan pelukan yang sudah lama hilang dari hidupnya. Waktu merangkak naik, mereka tak perduli dengan itu, mereka hanyut dalam hening tanpa suara.

"Jangan tinggalkan mas lagi ya sayang, jangan larang mas untuk selalu bersamamu".

Mentari mengangukkan kepalanya, dan menenggelamkan wajah cantiknya di dada suaminya.
Menjelang senja, kereta yang baru dipesan datang, karena kereta yang tadi, sudah terlewat beberapa jam. Mentari dan Iman tak perduli mereka bergandengan seperti sepasang merpati, yang sudah lama tak berjumpa. Akhirnya keretapun datang. Iman melepaskan pelukannya dan mencium lembut kening Mentari. Mentari mencium tangan suaminya dan bergegas menaiki kereta, tangannya melambai mesra. Keretapun berangkat meninggalkan stasiun dengan sejuta rasa bahagia di penghujung senja.


Sampai sini dulu ya gan dan sist
Diubah oleh agusmulyanti 11-01-2019 21:30
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
431
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan