
Jauh sebelum era pertelevisian sekarang ini, lebih tepatnya pada era akhir 1990an, Indonesia pernah serial televisi (sinetron) yang punya konsep unik berbalut fiksi ilmiah berlatar belakang religius Islami. Judulnya adalah "Lorong Waktu". Sangat jarang sinetron Indonesia yang punya genre fiksi ilmiah, apalagi di era sekarang yang kesannya seperti asal jadi.
Lorong Waktu adalah sinetron Indonesia yang diproduksi oleh PT Demi Gisella Citra Sinema dan tayang di SCTV. Sinetron ini berjumlah 6 season dan perdana tayang pada Ramadhan tahun 1999 di SCTV. Dilanjutkan dengan season kedua pada 2000, season 3 pada 2002, season 4 pada 2003, season 5 pada 2004, dan season 6 pada 2006. Sinetron ini punya tema yang sangat menarik dan tidak biasa yaitu tentang perjalanan waktu namun dalam nuansa yang islami. Lorong Waktu mendapatkan rating yang tinggi di setiap bulan Ramadhan dan merupakan salah satu sinetron garapan Deddy Mizwar yang terbaik selain Kiamat Sudah Dekat dan Para Pencari Tuhan season awal.
Konsep Perjalanan Waktu
Quote:

Layaknya Back To The Future, season awal Lorong Waktu berfokus pada percobaan Ustad Addin (Adjie Pangestu) yang berhasil menemukan mesin waktu di kantor mesjid yang ditinggalinya. Mesin waktu itu menggunakan alat berupa komputer ala NASA dan ruang untuk melakukan teleportasi melintasi ruang dan waktu. Mirip-mirip ruang pemindai teleportasi Star Trek gitu lah gan. Ane pikir ini adalah konsep yang sangat unik untuk ukuran sinetron Indonesia. Pada musim pertama yang tayang pada Ramadhan 1999, diceritakan bahwa murid Ustad Adin bernama Zidan (Jourast Jordy) masuk ke ruangan kerja Ustad Adin karena penasaran, tanpa disengaja Zidane terkirim ke tahun 1945 oleh Ustad Addin karena Zidan bersembunyi di tempat teleportasi. Haji Husein lantas dikirim untuk menjemput Zidan. Di sinilah cerita dimulai dan selanjutnya mesin waktu itu digunakan oleh mereka bertiga untuk tujuan yang baik.
Pada awal-awal episode mesin waktu itu digunakan untuk mengetahui masa lalu dan masa depan. Seperti Zidan ingin tahu masa depannya, atau ingin bertemu dengan Pangeran Diponegoro di masa lalu. Namun selanjutnya mesin waktu itu digunakan lebih sering digunakan untuk menyaksikan pelajaran-pelajaran hidup untuk diambil hikmahnya. Ya namanya juga sinetron islami
.
Cerita Yang Berkembang Namun Tetap Sederhana
Quote:

Di season kedua pemeran Ustad Adin digantikan oleh Dicky Chandra dan ketiga dan seterusnya digantikan oleh Hefri Ollifian. Cerita pun berkembang dengan penambahan tokoh seperti Hafid (Oppie Kumis) di musim kedua dan munculnya Sabrina sebagai tokoh yang nantinya menikah dengan Ustad Adin. Lalu ada Jambrong yang datang di musim ketiga. Cerita berkembang namun tetap sederhana dan tidak berbelit-belit seperti sinetron zaman sekarang. Pada musim ketiga dan selanjutnya pun ceritanya tetap ringan dan akhirnya musim keenam menjadi musim terakhir sinetron ini dan Deddy Mizwar menggantikannya dengan sinetron Kiamat Sudah Dekat.
Perlukah Remake Menjadi Lebih Serius?
Quote:

Belum ada film Indonesia yang yang bertema perjalanan waktu dan akan menjadi menarik jika Lorong Waktu kelak diremake entah itu dalam bentuk series atau film layar lebar dengan nuansa yang lebih serius. Karena konsep fiksi ilmiah seperti ini belum pernah dilakukan lagi oleh sineas Indonesia.
Nah, menurut agan, perlukah Lorong Waktu diremake dengan nuansa yang lebih serius ala-ala film Hollywood?

Salah satu kekurangan sinetron ini adalah tidak diperhatikannya paradoks dan konsekuensi tentang masa lalu yang bisa mengubah masa depan dan rumitnya perjalanan waktu jika kita mengubah masa lalu dan masa depan walaupun cuma sedikit.