- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kadin menyebut tahun defisit neraca dagang masih berlanjut


TS
sukhoivsf22
Kadin menyebut tahun defisit neraca dagang masih berlanjut
Kamis, 03 Januari 2019 | 15:40
WIB

KONTAN.CO.ID -JAKARTA.
Kamar Dagang Indonesia
(Kadin) memprediksi neraca
perdagangan selama 2019
beresiko mengalami pelebaran
defisit. Utamanya disebabkan
meningkatnya konsumsi
masyarakat dan produksi
manufaktur.
"Kondisi ekonomi kita yang
membaik juga akan beresiko
untuk memperlebar defisit
neraca perdagangan seperti
tahun ini karena kenaikan
konsumsi masyarakat dan
produksi manufaktur," ungkap
Shinta Widjaja Kamdani Wakil
Ketua Umum Bidang Hubungan
Internasional Kadin kepada
Kontan.co.id, Kamis (3/1).
Dengan demikian, neraca
transaksi berjalan atau current
account deficit (CAD)
berpotensi mengalami
pelebaran juga. Kendati
demikian, menurut Shinta,
pemerintah bisa memanfaatkan
peningkatan konsumsi serta
akan adanya sentra-sentra bisnis
baru di koridor trans jawa dan
beberapa daerah lain di luar
Jawa sebagai tumpuan ekonomi
baru.
"Dan bila online single
submission (OSS) bisa berjalan
dengan baik di bawah BKPM saya
juga melihat ada kemungkinan
akan ada banyak investasi yang
masuk; dengan catatan pemilu
berjalan lancar," jelasnya.
Pasalnya saat ini masalah dalam
berusaha di Indonesia yaitu
regulasi dan kepastian berusaha
bisa diselesaikan. Selain itu
pemerintah juga mesti siap
merespon potensi resiko
ekonomi global dan domestik.
Kesalahan tahun lalu, menurut
Shinta adalah pemerintah telat
dan membutuhkan usaha yang
lebih ngotot untuk
mengatasinya. "Perlu kesiapan
pemerintah dalam merespon
potensi resiko ekonomi global
dan domestik, hususnya bila
potensi resiko itu menjadi
kenyataan," tambah dia.
Shinta juga menjelaskan tahun
2019, tantangan bagi dunia
usaha sama seperti tahun ini
yaitu ketidakpastian global mulai
dari perang, suku bunga negara
maju (khususnya AS), kondisi
ekonomi Eropa, pelemahan
ekonomi China dan perang
dagang.
Sedangkan tantangan dalam
negeri adalah pemilu, sebab
arahnya semakin tidak
konstruktif dan beresiko
terhadap kepercayaan bisnis di
Tanah Air. Sedangkan
peluangnya, pengusaha memiliki
potensi untuk perluasan akses
pasar seperti di China dan
negara dalam perundingan
Indonesia-European Union
Comprehensive Economic
Partnership (IEU-CEPA). "Kita
harapkan IEU CEPA bisa selesai,
dan kita bisa berada pada level
yang sama dengan Vietnam
dalam mengakses pasa dan
investasi negara eropa," jelas
Shinta.
Shinta berpendapat fokus
terpenting pemerintah adalah
penguatan ekonomi nasional
melalui peningkatan sumber
daya manusia (SDM) berkualitas,
perbaikan infrastruktur,
reformasi kebijakan dan
perijinan, sekaligus membuka
pasar Indonesia secara baik dan
terukur.
Indonesia memiliki kemampuan
untuk tidak terlalu bergantung
pada negara lain karena kita
memiliki modal terpenting, yaitu
pasar yang besar. "Cuma karena
kita sulit untuk mengembangkan
pasar kita sendiri sehingga
membutuhkan investasi dan arus
modal asing. Hal inilah yang
membuat kita rentan," jelasnya.
Seiring dengan perbaikan
infrastruktur, SDM dan kebijakan,
ke depan pemain lokal akan
mampu juga untuk melangkah
maju dan menyokong
pembangunan.
Reporter: Benedicta Prima
Editor: Azis Husaini
https://m.kontan.co.id/news/kadin-me...sih-berlanjut?
WIB

KONTAN.CO.ID -JAKARTA.
Kamar Dagang Indonesia
(Kadin) memprediksi neraca
perdagangan selama 2019
beresiko mengalami pelebaran
defisit. Utamanya disebabkan
meningkatnya konsumsi
masyarakat dan produksi
manufaktur.
"Kondisi ekonomi kita yang
membaik juga akan beresiko
untuk memperlebar defisit
neraca perdagangan seperti
tahun ini karena kenaikan
konsumsi masyarakat dan
produksi manufaktur," ungkap
Shinta Widjaja Kamdani Wakil
Ketua Umum Bidang Hubungan
Internasional Kadin kepada
Kontan.co.id, Kamis (3/1).
Dengan demikian, neraca
transaksi berjalan atau current
account deficit (CAD)
berpotensi mengalami
pelebaran juga. Kendati
demikian, menurut Shinta,
pemerintah bisa memanfaatkan
peningkatan konsumsi serta
akan adanya sentra-sentra bisnis
baru di koridor trans jawa dan
beberapa daerah lain di luar
Jawa sebagai tumpuan ekonomi
baru.
"Dan bila online single
submission (OSS) bisa berjalan
dengan baik di bawah BKPM saya
juga melihat ada kemungkinan
akan ada banyak investasi yang
masuk; dengan catatan pemilu
berjalan lancar," jelasnya.
Pasalnya saat ini masalah dalam
berusaha di Indonesia yaitu
regulasi dan kepastian berusaha
bisa diselesaikan. Selain itu
pemerintah juga mesti siap
merespon potensi resiko
ekonomi global dan domestik.
Kesalahan tahun lalu, menurut
Shinta adalah pemerintah telat
dan membutuhkan usaha yang
lebih ngotot untuk
mengatasinya. "Perlu kesiapan
pemerintah dalam merespon
potensi resiko ekonomi global
dan domestik, hususnya bila
potensi resiko itu menjadi
kenyataan," tambah dia.
Shinta juga menjelaskan tahun
2019, tantangan bagi dunia
usaha sama seperti tahun ini
yaitu ketidakpastian global mulai
dari perang, suku bunga negara
maju (khususnya AS), kondisi
ekonomi Eropa, pelemahan
ekonomi China dan perang
dagang.
Sedangkan tantangan dalam
negeri adalah pemilu, sebab
arahnya semakin tidak
konstruktif dan beresiko
terhadap kepercayaan bisnis di
Tanah Air. Sedangkan
peluangnya, pengusaha memiliki
potensi untuk perluasan akses
pasar seperti di China dan
negara dalam perundingan
Indonesia-European Union
Comprehensive Economic
Partnership (IEU-CEPA). "Kita
harapkan IEU CEPA bisa selesai,
dan kita bisa berada pada level
yang sama dengan Vietnam
dalam mengakses pasa dan
investasi negara eropa," jelas
Shinta.
Shinta berpendapat fokus
terpenting pemerintah adalah
penguatan ekonomi nasional
melalui peningkatan sumber
daya manusia (SDM) berkualitas,
perbaikan infrastruktur,
reformasi kebijakan dan
perijinan, sekaligus membuka
pasar Indonesia secara baik dan
terukur.
Indonesia memiliki kemampuan
untuk tidak terlalu bergantung
pada negara lain karena kita
memiliki modal terpenting, yaitu
pasar yang besar. "Cuma karena
kita sulit untuk mengembangkan
pasar kita sendiri sehingga
membutuhkan investasi dan arus
modal asing. Hal inilah yang
membuat kita rentan," jelasnya.
Seiring dengan perbaikan
infrastruktur, SDM dan kebijakan,
ke depan pemain lokal akan
mampu juga untuk melangkah
maju dan menyokong
pembangunan.
Reporter: Benedicta Prima
Editor: Azis Husaini
https://m.kontan.co.id/news/kadin-me...sih-berlanjut?


nona212 memberi reputasi
1
1.1K
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan