bocahlugu14Avatar border
TS
bocahlugu14
Benarkah Utang Selalu Membawa Efek Negatif?

Sebagai negara berkembang, Indonesia masih butuh pertumbuhan dan pembangunan untuk mengejar ketertinggalan, terutama dalam pembangunan infrastruktur. Era pemerintahan Jokowi -- Jusuf Kalla, pembangunan Indonesia identik dengan pembangunan infrastruktur, bahkan sampai terkesan jor-joran bagi sebagian kalangan. Kesan tersebut bukan tanpa alasan karena pembangunan infrastruktu dilakukan bukan hanya disatu tempat saja, melainkan hampir diseluruh wilayah Indonesia secara serentak.  Misalnya, dengan pembangunan tol Trans Jawa, pembangunan tol trans Sumatera, jalan trans Papua, Sulawesi, Kalimantan, berbagai pelabuhan, bandara udara, pembangkit listrik, pos perlintasan batas luar negeri, daerah pariwisata baru, jembatan, dan lain-lain. Kebanyakan pembangunan infrastruktur ini dilakukan dengan melakukan peminjaman utang untuk menutupu anggaran pembangunan. Utang luar negeri atau pinjaman luar negeri, adalah sebagian dari total utang suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Penerima utang luar negeri dapat berupa pemerintah, perusahaan, atau perorangan. Bentuk utang dapat berupa uang yang diperoleh dari bank swasta, pemerintah negara lain, atau lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia. Perlu diketahui, bahwa negara maju sekalipun sekelas Amerika memiliki hutang yang besar bahkan melebihi Indonesia. Namun, utang tidak menjadi permasalahan ketika dapat dikelola dengan baik, bahkan memiliki dampak positif bagi perekonomian negara tersebut. Disisi lain, Capres 02 Sandiaga Uno, mengkritik pemerintah dengan mengatakan bahwa bila dirinya terpilih nanti, pembangunan infrastruktur di Indonesia akan dilakukan tanpa melakukan peminjaman atau utang kepada siapapun. Hal ini sudah pernah dilakukan dalam pembangunan jalan tol Cipali (Cikopo-Palimanan) dimana tol tersebut dibangun tanpa utang. Menteri Keuangan, Sri Muyani juga setuju terhadap gagasan capres no urut 2 tersebut, namun dalam memberikan gagasan harus logis dan realistis, jangan hanya bisa mengumbar janji manis di depan masyarakat. Sri Mulyani menjelaskan bahwa dalam perkembangan geopolitik saat ini, melakukan utang bukan berarti tidak mampu dalam melakukan pembangunan namun banyak manfaat yang berdampak langsung baik dari segi ekonomi dan segi hubungan bilateral. Saat ini masyarakat memandang negatif terhadap utang negara. Akan tetapi dibalik utang itu ada tujuan yang dapat kita nikmati bersama nantinya. Pada negara berkembang, negara membutuhkan berbagai pembangunan untuk sarana dan prasarana bagi seluruh rakyatnya. Sebagai kebijakan yang tepat, jalan pintas dan jalan tercepat bagi negara untuk segera membangun negaranya adalah dengan meminjam dana kepada negara tetangga yang memang memiliki dana yang cukup. Selain itu, utang bisa untuk menutupi kekurangan anggaran seperti kas, bisa kas jangka pendek dalam belanja yang tidak dapat ditunda, solusi mengurangi beban belanja untuk membiayai utang dalam APBN tahun berikutnya. Kemudian ada juga yang menyebutkan utang negara ini dapat menyelesaikan masalah tanpa membuat masalah baru, tentunya jika dikelola dengan baik oleh yang bersangkutan. Utang luar negeri dapat membantu merekatkan hubungan dari kedua negara. Indonesia yang berhutang dengan negara lain ataupun dengan lembaga keuangan internasional, dapat membuat hubungan bilateral dan multilateral antara indonesia dengan negara lain agar dapat memiliki hubungan yang lebih baik. Kondisi ini cukup baik, karena di era modern ini setiap negara tentu bergantung dengan negara lain satu sama lainnya untuk memajukan kesejahteraan rakyatnya. Menurut hemat saya, gagasan dalam membangun tanpa utang yang diampaikan Sandiaga merupakan ide yang brilian. Namun saya sebagai masyarakat Indonesia tidak meminta janji yang muluk-muluk, cukup pembuktian riil dan biarkan masyarakat yang merasakan dan menilai. Yang saya khawatirkan gagasan membangun infrastruktur tanpa utang ini, bernasib sama dengan ide brilian Sandiaga mengenai DP rumah 0% waktu Pilkada DKI, apa yang dijanjikan terhadap rumah 0% sangat berbanding terbalik dengan kenyataannya. Melihat hal ini, seharusnya masyarakat Indonesia dapat membedakan mana kebohongan dan mana janji politik.
0
516
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan